Pages

Ads 468x60px

Minggu, 23 Agustus 2015

MAHA TINGGI TAPI TIDAK MAHA JAUH


Mazmur 18:7. "Ketika aku dalam kesesakan,aku berseru kepada Tuhan, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya."

Saya memiliki beberapa teman yang nampaknya sulit sekali dihubungi saking padat jadwalnya. Entah apa kesibukannya. Setiap kali saya ada perlu dengannya, jauh-jauh hari harus menghubunginya. karena kalau tidak dipastikan tidak ada waktu untuk bertemu. Pada umumnya, kalau ada orang yang memiliki kedudukan tinggi dan terhormat, maka akses untuk mendekat kepadanya sulit dan birokrasinya panjang. Misalnya mau menemui puncak atau presiden. Begitu pula gambaran para 'dewa sakti' di kebanyakan cerita mitos kuno. Manusia yang butuh pertolongannya harus menempuh perjalanan yang panjang dan sulit.

Tapi syukurlah, Allah yang kita percayai, meski hidup dan bertahan di sorga yang Mahamulia, tetapi bagi setiap orang yang mencari dan mengandalkan-Nya, Ia adalah Allah yang cukup dekat dan perduli. Sebuah lagu rohani mengatakan "Ia hanya sejauh DOA". Allah kita tidak rumit untuk dihampiri. Entah dari dasar laut atau dari gunung yang tinggi, bahkan dari lembah bayang-bayang maut (139:7-12).

Lantas mengapa beberapa orang merasa Allah sangat jauh dan sulit didekati? Halangan menghampiri Allah, bukan 'jarak' antara manusia dengan Allah, melainkan SIKAP HATI. Ia selalu benci kepada orang yang tinggi hati, tapi dekat dan berkenan pada semua orang yang rendah hati, dan tahu merendahkan diri ke hadapan-Nya. Jadi dengan sikap hati benar di hadapan-Nya, maka kita dapat menghampiri-Nya.

ALLAH KITA TIDAK RUMIT UNTUK DIHAMPIRI.


Psalm 18: 7. "When I am in distress, I call upon the Lord, my God I cried for help. He heard my voice from His temple, my cry came before him, into his ears." 

I have some friends who seem difficult to be reached was so dense schedule. I wonder what preoccupations. Whenever I have needed him, ahead of time to be contacted. because if not certainly no time to meet. In general, if there are people who have a high position and respectable, then approached him access to difficult and lengthy bureaucracy. For example, want to see the peak or the president. Similarly, the description of the 'god of magic' in the most ancient mythical story. Humans who need his help had to travel a long and difficult. 

But thank God, the God we believe, despite living and survive in the heaven of glory, but for everyone who is looking for and rely on Him, He is the God who is close enough and care. A spiritual song says "It only DOA". Our God is not complicated to approached. Either of the seabed or from a high mountain, even from the valley of the shadow of death (Psalm 139: 7-12). 

So why do some people feel God is far away and difficult to approach? Hindrance to God, not a 'distance' between man and God, but HEART ATTITUDE. He always hated people who are proud, but close to, and delighting in all the humble and know humble themselves before Him. So with the right heart attitude before Him, then we can approach Him. 

GOD WE DO NOT COMPLICATED TO approached.

Sabtu, 22 Agustus 2015

JUDI


Jika seseorang tidak mau kerja, janganlah dia makan [2 Tesalonika 3:10 ]

Apa yang terkenal dari Las Vegas - sebuah kota di Amerika? Banyak orang akan menjawab, "Tempat perjudian". Itu benar. Judi model apa pun dapat ditemukan di sana. Tak heran, kota itu dikunjungi para pejudi dari seluruh dunia. Walaupun demikian, judi tidak hanya dilakukan orang di kota sekelas Las Vegas saja. Di kota kecil atau pun perkampungan pun, judi banyak dilakukan. Jahatnya, judi tidak hanya dilakukan oleh orang kaya, melainkan juga oleh orang-orang miskin. Bahkan, judi tidak hanya dilakukan orang dewasa, tetapi ada juga anak-anak sekolah yang ikut berjudi.

Judi adalah kebiasaan yang sangat buruk, sebab merusak mentalitas seseorang. Etos kerja orang dihancurkan, sebab judi dianggap jalan pintas untuk menjadi kaya. hidup enak, tanpa bekerja keras. Namun benarkah dengan berjudi, orang bisa bahagia? Ternyata tidak. Sebaliknya, kita akan lebih banyak menjumpai orang yang bangkrut karena judi. Dan jika salah satu anggota keluarga punya kebiasaan berjudi, bisa dipastikan keluarga itu akan mengalami masalah serius.

Alkitab mengecam perjudian. Bahkan dengan keras Paulus berkata, jika seorang tidak mau bekerja, mau cari enak, janganlah ia makan. Judi adalah bentuk kemalasan, dan Alkitab jelas mencela kemalasan dalam bentuk apa pun. Selain itu, Efek judi sangat tidak baik. Toh, kalau seseorang menang dalam jumlah banyak, ia membuat orang lain menderita. Sebab yang kalah bukan si penjudi saja, tetapi juga seluruh keluarganya. Maka, jauhilah judi dalam bentuk sekecil apa pun, agar tidak menyeret kita keperangkap yang lebih dalam.

BANGKITKAN DIRI KITA UNTUK MENJADI ORANG YANG RAJIN SEBAB KEMALASAN TAK AKAN MEMBAWA KITA KE MANA-MANA.


[Gambling] 

If someone does not want to work, let him eat [2 Thessalonians 3:10] 

What famous of Las Vegas - a city in America? Many people would answer, "The gambling". It is true. Any gambling models can be found there. Not surprisingly, the city was visited by gamblers from around the world. However, gambling is not only done in the city of Las Vegas alone class. In a small town or village was, gambling a lot done. Evil, gambling is not only done by the rich, but also by poor people. In fact, gambling is not only done an adult, but there are also school children who come to gamble. 

Gambling is a very bad habit, because the destructive mentality of a person. Destroyed the work ethic, because gambling is considered a shortcut to get rich. good life, without working hard. But is it gambling, people can be happy? Apparently not. Instead, we are going to see a lot more people who go bankrupt because of gambling. And if one family member has a habit of gambling, it is certain the family will have serious problems. 

Bible condemned gambling. Even with hard Paul said, if one does not want to work, want to look good, neither should he eat.  Gambling is a form of laziness, and the 
Bible clearly denounces laziness in any form. In addition, gambling is not very good effects. After all, if someone wins in quantity, he made others suffer. For the gambler who lost not only, but also the entire family. So, stay away from gambling in the slightest form, so as not to drag us into a deeper-trap. 

Generate OURSELVES TO BE THE CAUSE OF THE diligent idleness WE WILL NOT BRING TO EVERYWHERE.

Kamis, 20 Agustus 2015

SEPADAN DENGAN PERTOBATAN


Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia adalah suci [1 Yohanes 3:3]

Komunisme tidak mempercayai eksistensi sorga dan kekekalan. Walau demikian, pemerintah komunis di Rusia menjanjikan kemunculan generasi baru manusia berwatak luhur. Dengan mengabaikan kekekalan sebagai daya dorong, mungkinkah mereka mencapainya? Keruntuhan komunisme sekian dekade kemudian menyingkapkan borok-boroknya. Alih-alih bangkitnya "Manusia Sosial Baru", rata-rata warga Soviet lebih suka menghabiskan uang untuk mabuk-mabukan daripada membantu anak-anak yang membutuhkan.

Josef Tson, pendeta Rumania, menggarisbawahi hal ini: "Mereka tidak punya motivasi untuk berbuat baik mereka melihat bahwa dalam dunia yang sepenuhnya material, hanya ia yang bergesa-gesa dan menyambar bagi dirinya sendiri, yang bisa memiliki sesuatu. Buat apa mereka menyangkal diri dan jujur? Apa motivasi yang bisa ditawarkan pada mereka untuk menjalani hidup yang berguna bagi orang lain?

Kegagalan komunisme menyodorkan pelajaran tentang pentingnya perspektif kekekalan dalam menjalani pertobatan. Metanoia, bahasa Yunani untuk pertobatan, mengacuh pada pembaharuan pikiran yang berujung pada perubahan tindakan menuju kebajikan. Tanpa kesadaran akan kekekalan, pertobatan menjadi seperti perjalanan tanpa motivasi dan tanpa tujuan. Orang bisa gampang patah arang di tengah jalan. Sudut pandang mengenai kekekalan menggugah pertobatan kita. Kalau kita mempercayai kekekalan, apakah hidup kita menunjukkan pertobatan dan perubahan yang sepadan? Sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat terus-menerus berbuat dosa.

APA YANG KITA LAKUKAN DI DUNIA INI BERGEMA DI KEKEKALAN.


[WORTH THE CONVERSION] 

Every person who put that hope in him purifies himself, just as He is holy [1 John 3: 3] 

Communism does not believe in the existence of heaven and eternity. However, the communist government in Russia promises the emergence of a new generation of noble human character. By ignoring eternity as the impetus, could they achieve it? The collapse of communism so many decades later reveals ulcers-ulcers. Instead of the rise of the "New Social Man", the average Soviet citizen would rather spend the money to get drunk rather than helping children in need. 

Josef Tson, pastor Romania, underlines this: "They have no motivation to do good they see that in a world that is entirely material, only he who hurry and grabbed for himself, which could have something. Why would they deny themselves and honest? What is the motivation that can be offered to them to live a life that is useful to others? 

Failure of communism held out a lesson about the importance of the perspective of eternity in undergoing conversion.  
Metanoia, the Greek word for repentance, mengacuh the renewing of mind that leads to a change of action toward virtue. Without awareness of eternity, repentance becomes like traveling without motivation and without purpose. One could easily broke halfway. Viewpoint of the eternity stirs our repentance. If we believe in eternity, whether our lives show repentance and change worth? Because God's seed remains in him and he can not continuously sin. 

WHAT WE DO IN THIS WORLD echoed in ETERNITY.

Kamis, 13 Agustus 2015

KEPRIBADIAN


Hendaklah kamu berakal di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman....hendaklah hatimu melimpah dengan syukur [Kolose 2:7]

Melankonik, kolerik, sanguin, dan plegmatik. Teori golongan manusia menjadi empat tipe kepribadian ini lahir dari kepercayaan orang Yunani kuno bahwa tubuh manusia tersusun empat macam cairan, yang dalam bahasa Yunani disebut melanchole [cairan empedu hitam], chole [cairan empedu kuning], phlegm [lendir], dan sanguis [bahasa latin: darah]. Menurut mereka, setiap orang memiliki kecenderungan pribadi tertentu sejak lahir karena perbedaan komposisi cairan-cairan ini.

Kepercayaan ini sendiri sudah dibantah oleh para ilmuwan modern. Namun, sistem penggolongannya masih populer, terutama dikalangan awam. Sekadar sebagai bahan diskusi, tak menjadi masalah. Sayangnya, klasifikasi ini kerap dijadikan alasan orang untuk tidak mau memperbaiki diri. "Saya lahir dengan kepribadiaan begini, jadi memang saya lemah hal-hal ini, "begitu kilah sebagian orang. Seakan-akan kepribadian dan karakternya tidak mungkin lagi berubah. Padahal, setiap manusia terus berubah sepanjang hidupnya. Masalahnya, ke arah manakah ia berubah?

Alkitab mengajarkan bahwa kita sebagai umat Allah harus berubah semakin sempurna. Sebab, setelah kristus menembus kita, kita dipanggil untuk "dibangun diatas Dia". Untuk semakin berpusat dan semakin sempurna di dalam Dia. Jadi, selama kita belum memilki "kepribadian seperti Dia", kita harus terus memperbaiki diri. Dengan pertolongan Roh kudus, kita tekun mengejar kesempurnaan. Membangun karakter mulia, meninggalkan kecenderungan-kecenderungan yang kurang mulia, menjadi dewasa rohani dan menjadi saluran berkat bagi orang lain.

KITA DIPANGGIL UNTUK TERUS MEMBANGUN DIRI AGAR OLEH KASIH TUHAN KITA MENJADI SEPERTI KRISTUS.


[Personality] 

Be ye of understanding in him and built up in him, be ye steadfast in the faith grow .... let your hearts overflow with gratitude [Colossians 2: 7] 

Melankonik, choleric, sanguine, and plegmatik. The theory of the human race into four personality types were born from ancient Greek belief that the human body is composed of four kinds of liquids, which in Greek is called melanchole [black bile], chole [bile yellow], phlegm [mucus], and sanguis [language latin: blood]. According to them, everyone has certain personal tendencies from birth because of differences in the composition of these fluids. 

This belief itself is disputed by modern scientists. However, the classification system is still popular, especially among the laity. Merely as a discussion, not a problem. Unfortunately, this classification is often used as the reason to not want to improve themselves. "I was born with a personality like this, so it is my weak these things," so trick some people. As if the personality and character is no longer possible to change. In fact, every human being is constantly changing throughout life. The problem, to which direction he changed? 

The Bible teaches that we as God's people should be changed more perfect. Because, after a penetrating Christ, we are called to "built upon Him". For more centered and more perfected in him. So, as long as we do not yet have the "personality like him", we must continue to improve. With the help of the Holy Spirit, we are diligently pursuing perfection.  
Build a noble character, leaving the tendencies that are less noble, becoming spiritually mature and become a channel of blessing to others. 

WE CALLED TO CONTINUE TO BUILD YOURSELF BY YOU TO BE LIKE CHRIST OUR LORD.

MAKIN BERKOBAR


Mengenal hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai akhirnya pada hari Kristus Yesus [Filipi 1:6]

Dalam perjalanan seorang Musafir, John Bunyan menceritakan perjalanan Si Kristen ke Celestial City, kota Sorgawi yang kekal. Saat singgah di rumah Juru Penerang, ia melihat api yang menyala-nyala di muka tembok. Di depannya ada orang yang berdiri sambil berkali-kali menyirami api itu dengan air, tetapi api itu malah semakin berkobar. Juru Penerang menjelaskan, api itu anugerah yang bekerja di hati orang percaya; orang yang menyiramkan air berusaha memadamkannya adalah si jahat. Lalu, mengapa api itu semakin berkobar ? Juru Penerang memperlihatkan apa yang terjadi di balik tembok itu: Seseorang berdiri memegang bejana minyak dan terus-menerus, secara rahasia, menuangkannya ke dalam dalam api itu. "Kristuslah, "Kata Juru Penerang, "yang terus-menerus, dengan minyak anugerah-Nya, memelihara pekerjaan yang telah dimulai-Nya di hati seseorang."

Bunyi berpijak pada penjelasan Rasul Paulus tentang pertumbuhan dan pendewasaan orang percaya. Pekerjaan Allah di dalam diri kita berlangsung seumur hidup dan berakhir saat kita bertemu muka dengan kristus Yesus. Pekerjaan-Nya bagi kita berlangsung pada saat Kristus disalibkan. Pekerjaan-Nya di dalam diri kita dimulai ketika kita percaya kepada-Nya. Dia mengaruniakannya Roh-Nya. Yang menyertai kita sampai selama-lamanya, untuk meneruskan dan menyempurnakan pekerjaan tersebut.

Apabila kadang muncul keraguan, dapatkah kita mengakhiri pertandingan iman ini dengan baik; kiranya nas hari ini meneguhkan keyakinan kita. Kemenangan kita bukan ditentukan oleh usaha kita, melainkan terjamin oleh anugerah-Nya.

APABILA MINYAK ANUGERAH-NYA TERUS DICURAHKAN DALAM HATI KITA SIAPAKAH YANG SANGGUP MEMADAMKAN NYALA API-NYA?


[MORE blazing] 

Getting to know this I am sure that he who began a good work in you will perform it until the day of Christ Jesus [Philippians 1: 6] 

In the course of a Pilgrim, John Bunyan tells The Christian journey to the Celestial City, the eternal heavenly city. During a stopover at home Interpreters Luminaries, he saw a fire blazing in front of the wall. In front of him stood someone who repeatedly fire hose it with water, but the fire was even more blazing. Luminaries interpreter explained, the fire was grace working in the hearts of believers; people who poured water trying to put it is evil. Then, why is it increasingly blazing fire? Luminaries scribe shows what happens behind the wall: A person stands holding the oil vessel and continuously, in secret, pour it into the fire. "Christ," said spokesman Luminaries, "continuous, with His grace oil, preserve the work already begun his one's heart." 

Sound rests on the Apostle Paul's explanation about the growth and maturation of believers. God's work in us last a lifetime and ends when we meet face to face with Jesus Christ. His work for us took place when Christ was crucified. His work in us begins when we believe in Him. He gave it his Spirit. Who are with us forever, to carry on and complete the job. 

If sometimes some doubt, can we put an end to this match with good faith; presumably passage today confirms our beliefs. Our victory is not determined by our efforts, but is assured by His grace. 

IF OIL CONTINUES HIS GRACE IN OUR HEARTS poured WHO CAN PUT HIS FLAME?

PINTU


Akulah pintu; siapa yang masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar serta menemukan padang rumput [Yohanes 10:9]

Salah satu sebutan Yesus yang saya dapati sangat menarik adalah "pintu". Yesus sendiri yang membuat sebutan itu, seperti diuraikan bacaan hari ini. Seperti pintu kandang bagi domba-domba, demikianlah Yesus menjadi sumber keselamatan dan kehidupan bagi umat-Nya. Perumpamaan yang sangat indah.

Kita mengetahui bahwa domba-domba aman setelah mereka masuk kandang melalui pintu. kita juga mengetahui, domba-domba bisa makan setelah mereka keluar kandang melalui pintu. Sebagai "pintu", Yesus menjadi jalan masuk kita, domba-domba-Nya, menuju keselamatan. Melalui Dia kita aman. Melalui Dia pula, kita "makan" dan hidup.

Akan tetapi, hal lain yang saya dapati menarik adalah fakta bahwa banyak orang ter-tekun atau ragu tak kala berada didepan "pintu" itu. Bukanya mencoba lewat untuk mengalami keselamatan dan kehidupan, mereka malah mempersoalkan banyak hal tentang "pintu" tersebut. Ada yang tidak suka tampil-Nya: tidakkah Dia terlalu sederhana - anak tukang kayu - untuk menjadi penyelamat manusia? Ada yang membandingkannya dengan "pintu-pintu" lain: Bukankah Dia cuma satu dari sekian banyak tokoh agama? Ada juga yang menuntut penjelasan: bagaimana "pintu" yang satu ini bisa menuntun kepada keselamatan dan kehidupan kekal?

Sebagai sang umat "pintu", kita wajib menaggapi semua pertanyaan itu sebaik-baiknya. Namun, jangan kita terpancing untuk terpaku dalam usaha memberi penjelasan logis. kadang-kadang cara manjur untuk meyakinkan orang yang ragu di depan "pintu" itu adalah cara Filipus: "Mari dan lihat" [Yohanes 1:46-49].

UMAT KRISTUS HARUS MENJADI SAKSI TEPERCAYA TENTANG KEHIDUPAN DI BALIK PINTU KESELAMATAN.


[DOOR] 

I am the door; anyone who enters through Me, he will be safe and he will go in and out and find pasture [John 10: 9] 

One of the names of Jesus that I find very interesting is the "door". Jesus himself makes this title, as described reading today. Such as the cage door for the sheep, so Jesus became the source of salvation and life for his people. Very beautiful parable. 

We know that the sheep safe after they enter the cage through the door. we also know, the sheep can eat after they exit the cage through the door. As the "door", Jesus becomes our driveway, his sheep, to safety. Through Him we are safe. Through him anyway, we "eat" and live. 

However, another thing that I find interesting is the fact that many people hesitate ter-zealous or no time to be in front "door" is. Opened it trying to pass for the safety and life experience, they even questioned many things about the "door" is. Nobody does not like to appear to them, can He not too simple - the carpenter's son - to be the savior of man?  
There are comparing it with the "doors" are: Is not He just one of many religious leaders? There also are demanding an explanation: how "doors" this one can lead to salvation and eternal life? 

As the people "door", we shall want to respond to all of these questions as well as possible. However, do we take the bait to be glued in an attempt to give a logical explanation. sometimes effective way to convince those who doubt in front of the "door" that is the way Philip: "Come and see" [John 1: 46-49]. 

CHRIST'S PEOPLE SHOULD BE RELIABLE WITNESS OF LIFE BEHIND THE DOOR SAFETY.

KELIMPAHAN ANUGERAH


Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu [Matius 5:44]

Pada tanggal 4 Agustus 1987, Carlina White yang baru berusia 19 hari diculik seorang wanita yang menyamar sebagai perawat di Harlem Hostipal, New York. Saat masih kecil, ia kerap dipukul. Maka, saat remaja, White curiga apakah benar Pettway ialah ibu kandungnya. Terutama saat "sang ibu" menolak memberikan akta kelahirannya, saat ia hendak mengurusi SIM. Kini, misteri itu terkuak dan di penculik sedang menjalani pemeriksaan FBI.

Ketika Joy White - ibu kandung Carlina - dipertemukan dengan anaknya pada 2010, ia berkata: "Saya ingin Pettway menderita seperti yang saya alami selama 23 tahun ini." Namun, sungguhkah Joy White bisa puas dan bahagia ketika si penculik dihukum seberat-beratnya? Ia memang telah menderita selama 23 tahun, tetapi bukankah seharusnya seluruh penderitaan itu sirna dan diganti dengan kebahagiaan serta syukur melimpah karena Tuhan mengembalikan anaknya? Begitulah kebanyakan manusia mengukur keadilan, yakni dengan hukum "mata ganti mata, gigi ganti gigi". Bahkan dendam bisa menutupi kebaikan dan kasih Allah yang masih berlaku baginya.

Namun, seseorang yang telah mengalami anugerah Tuhan akan dimampukan untuk melihat bagaimana tangan Allah berkarya baginya. Dengan begitu, ia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan juga, tetapi mengasihi musuh dan berdoa baginya. Ini tidak gampang. Kekuatan manusiawi saja tak sanggup melakukannya. Itu sebabnya kita perlu kekuatan surgawi, yakni jamahan kasih Allah, supaya kita dapat menunjukkan sikap sebagai anak-anak Bapa : tidak mendendam dan tidak membalas segala hal tidak baik hanya untuk memuaskan hati.

DENDAM ITU TAK BERGUNA DAN TAK MENYELESAIKAN MASALAH HANYA KASIH YANG MELEGAKAN DAN MEMUASKAN JIWA YANG RESAH.


[ABUNDANCE OF GRACE]


Love your enemies and pray for those who persecute you [Matthew 5:44] 

On August 4, 1987, Carlina White 19-day-old kidnapped a woman disguised as a nurse in Hostipal Harlem, New York. As a child, he was often beaten. Then, as a teenager, White suspicious whether Pettway is his biological mother. Especially when the "mother" refused to provide the birth certificate, driver's license when he was about to take care of. Now, the mystery was revealed and in the abductor is undergoing FBI investigation. 

When Joy White - mother Carlina - reunited with his son in 2010, he said: "I want Pettway suffer as I have for 23 years."  
However, is it really Joy White can be satisfied and happy when the kidnapper severely punished? He indeed had suffered for 23 years, but should not the whole misery was gone and replaced with happiness and abundant gratitude for God to restore his son? That's how most people measure of justice, namely the law of "an eye for an eye, a tooth for a tooth". Even revenge could cover the kindness and love of God that still apply to him. 

However, someone who has experienced God's grace will be enabled to see how the hand of God working for him. By doing so, he is not returning evil for evil as well, but love your enemy and pray for him. It is not easy. Human power alone could not do it. That is why we need the power of the heavenly, that touch the love of God, so that we can demonstrate an attitude as children of the Father: do not hold grudges and do not reply to everything is not good just to satisfy. 

Revenge is NOT USEFUL AND NOT ONLY YOU SOLVE PROBLEMS AND SATISFACTORY SOUL comforting restless.

DUA PENYAMUN SATU YESUS


Lalu ia berkata: "Yesus ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja" [Lukas 23:42]

Dua orang, pada satu tempat, satu waktu, dihadapkan pada hal yang sama, ternyata bisa membuat dua keputusan berbeda. Ini terjadi pada dua penyamun yang disalibkan bersama Yesus. Masing-masing disamping kiri dan kanan-Nya. Mereka menerima hukuman itu karena kejahatan yang sudah mereka lakukan.

Sebelum sampai ke salib, kedua penyamun ini mungkin sudah malang melintang di dunia kejahatan. Namun, aha, siapa lelaki di tengah ini? Apa kejahatan yang Dia perbuat? mengapa Dia diam ketika disesah demikian rupa? Benarkah Dia menyebut diri-Nya Raja?

Penyamun pertama menghujat Yesus. Mungkin ia berpikir, jika orang yang berbuat baik dan berbuat jahat sama saja nasibnya, untuk apa menyusahkan diri dengan sedikit kebaikan dan empati? Penyamun kedua, walau awalnya menghujat, tertegun dengan sosok Yesus. Ada kepasrahan dan sikap koreksi diri darinya. Ada keyakinan bahwa kebenaran itu tetap ada walaupun tersangkut di tiang salib: Yesus tak bersalah. saya bersalah.

kepada Yesus, penyamun kedua menyampaikan permintaannya: "Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Ia hanya meminta Yesus mengingatnya. Itu lebih dari cukup baginya. Namun, Yesus memberi jauh melebihi yang ia minta. Tidak sekadar mengingat, tetapi hari itu juga ia bersama dengan Yesus di Firdaus.

Dua orang, satu waktu, satu tempat, satu kejadian, memandang satu Yesus. Apa yang mereka lihat dalam diri Yesus bisa berbeda satu sama lain, tetapi orang yang memilih yang terbaik, sudah bersama-sama dengan Yesus di Firdaus hari itu juga. Bagaimana dengan kita?

BISA ADA BANYAK PANDANGAN ORANG TERHADAP YESUS NAMUN YANG PENTING: BAGAIMANA KITA MEMANDANG YESUS?


[TWO robbers ONE JESUS] 

Then he said: "Jesus, remember me when You come into Your kingdom" [Luke 23:42] 

Two people, in one place, one time, faced with the same thing, it can make two different decisions. This occurs in two robbers were crucified with Jesus. Each of the left and right beside him. They accept the punishment for a crime they did. 

Prior to the cross, the thieves may have been poor across the world of crime. However, aha, who the man in the middle of this? What crime is he doing? why He was silent when scourged in such a way? Did He calls himself her king? 

Rogues first blaspheming Jesus. Perhaps he thought, if people who do good and evil is the same fate, for what little trouble yourself with kindness and empathy? The second rogues, though initially blasphemous, stunned by the figure of Jesus. There resignation and attitude correction away from him. There is a belief that the truth is still there even if caught in the cross: Jesus innocent. I am guilty. 

Jesus, rogues both convey his request: "Jesus, remember me when You come into Your kingdom." He just asked Jesus to remember. It was more than enough for him. However, Jesus gave far more than he asked for. Not just to remember, but that day he was with Jesus in paradise. 

Two people, one time, one place, one incident, looked at Jesus. What they see in Jesus can be different from each other, but those who choose the best, has been together with Jesus in paradise that very day. What about us? 

THERE ARE MANY PEOPLE CAN LOOK TO JESUS ​​BUT IMPORTANT: HOW WE VIEW JESUS?

ABAIKAN SAJA!


Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat...iman-iman kepala dan orang-orang Farisi telah memberikan perintah supaya setiap orang yang tahu di mana Dia berada memberitahukannya, agar mereka dapat menangkap Dia [Yohanes 11:55-57]

Ada kalanya kita menghadapi masalah yang benar-benar serius, tetapi ada kalanya juga kita menghadapi masalah-masalah kecil. Andai kita mengabaikan semua masalah kecil, bukankah itu tidak akan memengaruhi hidup kita? Mengapa kita harus mengizinkan hal-hal itu menyita perhatian kita, menyedot seluruh energi dan menguras seluruh emosi? Mengapa gara-gara berbeda cara memencet pasta gigi, suami isteri harus ribut sehingga suasana rumah menjadi tak nyaman? Mengapa karena hanya kelewatan salah satu acara TV yang kita sukai, kita harus marah-marah? seorang yang bijak pernah berkata, "Jangan ambil pusing masalah, jika tidak, masalah itu benar-benar akan membuat Anda pusing."

kita memerlukan energi untuk melakukan hal-hal yang lebih penting. Jika kita terfokus pada masalah-masalah kecil, banyak perkara besar yang jauh lebih penting akan terabadikan. Bukannya meremehkan masalah-masalah kecil itu, tetapi kita perlu sedikit lebih rileks menghadapi hidup.

Kita perlu belajar dari Tuhan Yesus. Berkali-kali Dia dikecam dan dikritik gara-gara masalah "sepele" Orang Farisi dan Ahli Taurat selalu mencari-cari soal untuk menjatuhkan Yesus. Bahkan hingga menjelang akhir pelayanannya - ancaman pembunuhan terhadap Yesus. Apakah ini membuat Yesus terfokus pada kecaman orang Farisi? Tidak! Yesus tetap berfokus kepada salib, sebab itu lebih penting daripada menanggapi serangan orang Farisi. Yesus sangat pintar menata prioritas perhatian. Dengan sikap demikian, maka hal penting tak menjadi korban hal "sepele". Maka, energi-Nya juga tidak terkuras. mari meniru Yesus.

BERI PERHATIAN CUKUP PADA SETIAP MASALAH SESUAI PORSINYA MAKA KITA BISA BERUSAHA MAKSIMAL UNTUK MENCAPAI TUJUAN.


[ IGNORE IT! ] 

At the time of the Passover of the Jews was near ... faiths head and the Pharisees had given orders that anyone who knew where he was told, so that they could arrest him [John 11: 55-57] 

There are times when we are facing a problem that is really serious, but there are times when we also face small problems. If we ignore all the small problems, is not it will not affect our lives? Why should we allow the things that preoccupies us, suck all the energy and drain all the emotion? Why because of the different ways squeeze toothpaste, husband and wife should be a fuss so that the atmosphere of the house becomes uncomfortable? Why because only miss one TV show that we like, we have to get angry? a wise man once said, "Do not give a damn problem, if not, the problem is really going to make you dizzy." 

we need the energy to do things that are more important. If we focused on minor issues, a lot of great things are far more important to be enshrined. Instead underestimate the small problems, but we need a little more relaxed to face life. 

We need to learn from Jesus. He repeatedly condemned and criticized because of the problem of "trivial" The Pharisees and Scribes are always searching about to drop him. Even until the end of his ministry - death threats against him. Does this make Jesus focused on criticism of the Pharisees? No! Jesus remained focused on the cross, because it is more important than responding to attacks Pharisees. Jesus was very clever arranging priority attention. With such an attitude, it is important not become victims of it "trivial". Then, his energy is not drained. Let's imitate Jesus. 

GIVE ENOUGH ATTENTION TO ANY MATTER without recourse THEN CAN WE TRYING TO ACHIEVE MAXIMUM PURPOSE.

Rabu, 12 Agustus 2015

ULAR DAN KATAK


Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus [Galatia 6:2]

Pada saat bencana banjir di Brisbane Queensland Australia akhir tahun 2010 lalu, Armin Gerlach - seorang teknisi kantor berita - berhasil mengabdikan sebuah momen langkah. Yakni rekaman foto tentang persahabatan seekor katak hijau yang mendapat tumpangan di punggung seekor ular coklat yang berenang melintasi genangan air akibat banjir. Bukankah seekor ular biasanya melahap katak yang lemah sebagai mangsanya? Namun, ketika bencana menimpa, dua hewan itu mampu mengesampingkan segala perbedaan di antara keduanya hingga si kuat memberi diri menyelamatkan si lemah.

Sebagai makhluk yang lebih mulia, seharusnya manusia bisa bersikap lebih dari itu. Namun kenyataan, banyak orang hidup dengan memuaskan nafsu dagingnya sampai saling menggigit, menelan, dan membinasakan. Oleh sebab itu, Paulus mengingatkan bahwa kita telah dimerdekakan dari perbudakan dosa oleh penebusan kristus. Maka, jangan sampai kita berbalik lagi ke dalam kehidupan lama. Setiap orang beriman harus menghidupi hakikat hidup barunya, yaitu hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh agar menghasilkan buah Roh. Bagaimana hidup oleh Roh itu diwujudkan dalam relasi antara orang beriman, agar hidup ini menghasilkan buah Roh yang memberkati sesama dan memuliakan Tuhan?

Ingat dan terapkanlah firman ini sebagai petunjuk praktis hidup sehari-hari: bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus". Sebagai orang yang sudah dibebaskan Kristus dari dosa, kiranya hidup kita jauh dari sikap egois, penuh dengki, saling menggigit dan menelan.

TUHAN MENYELAMATKAN KITA DENGAN KASIH YANG TIDAK EGOIS MAKA BETAPA TAK TAHU MALUNYA KITA APABILA HIDUP EGOIS.


Selasa, 11 Agustus 2015

BAPA


....Kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" [Roma 8:15]

Bilquis Sheikh menuliskan kisah hidupnya dalam buku / Dared to Call Him Father. "Aku tiba-tiba menyadari bahwa Dia mendengarkanku. sama seperti bapaku di dunia mendengarkanku....Tiba-tiba aku merasa ada orang lain yang hadir di situ. Dia ada di situ. Aku bisa merasa hadirat-Nya....Aku merasa seperti gadis kecil yang duduk dipangkuan Bapanya, "demikian ia menulis. Kenyataan bahwa ia bisa memanggil Allah dengan sebutan Bapa membawa Bilquis merasa kasih-Nya yang luar biasa.

Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Roma juga membukakan betapa luar biasanya hal ini. Ia menulis bahwa orang-orang kristiani yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak-anak Allah, dan sebagai anak, kita memanggil-Nya dengan sebutan Bapa. Perhatikanlah berkat Bapa bagi anak-anak-Nya. Pertama kita diberi kemampuan untuk mematikan perbuatan-perbuatan daging. Itu artinya kita diberi kesanggupan untuk menolak dosa, berkata tidak terhadap cobaan. Kedua, kita tidak lagi menerima roh perbudakan yang membuat kita takut. ketiga, kita adalah ahli waris dari janji-janji Allah. Berkat-berkat yang hebat dari Bapa yang hebat!

Seberapa sering kesadaran bahwa kita punya Bapa di surga mewarnai kehidupan kita sehari-hari? Kerap kita mengalah pada dosa, berputar-putar dalam ketakutan dan kekhawatiran hidup di dunia. Kita perlu lebih sering mengingat identitas kita sebagai anak Allah. Dan, biarlah rasa hormat dan sukacita mengalir deras di hati setiap kali secara sadar kita memanggil-nya sebagai Bapa.

MEMANGGIL TUHAN DENGAN SEBUTAN BAPA ADALAH HAK ISTIMEWA ANAK-ANAK-NYA.


[FATHER] 

.... You have received a spirit that makes you a child of God. By that Spirit we cry out: "Abba, Father!" [Romans 8:15] 

Bilquis Sheikh write his life story in a book / Dared to Call Him Father. "I suddenly realized that he was listening to. The same as my father's listening to me .... Suddenly I felt there were other people who were there. He was there. I could feel his presence .... I feel like a little girl sitting lap Father, "he wrote. The fact that he can call God as Father brings Bilquis feel His love is incredible. 

The Apostle Paul, in his letter to the Romans also open how extraordinary it is. He wrote that the Christians were led by the Spirit of God are children of God, and as children, we call Him as Father. Consider thanks to the Father for His children. First we were given the ability to turn off the deeds of the flesh. That means that we are given the ability to resist sin, say no to temptation. Second, we no longer receive the spirit of slavery that makes us afraid. Third, we are heirs of God's promises. Great blessings of the Father which was great! 

How often the awareness that we have a Father in heaven coloring our daily lives? Often we succumb to sin, circling in fear and worries of life in the world. We need more frequent considering our identity as children of God. And, let respect and joy flowing in the heart consciously every time we invoke her as the Father. 

CALLING GOD FATHER WITH NAMES PRIVILEGE IS HIS CHILDREN.

MUJIZAT MASIH TERJADI


Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya kerajaan Allah sudah datang kepadamu [Lukas 11:20]

Mujizat masih terus terjadi hingga saat ini. Namun, dari dulu hingga sekarang, banyak orang yang sulit mempercayai adanya mujizat, dan selalu punya alasan untuk menyangkal. Lihat ketika Yesus mengadakan mujizat: mengusir setan dan menyembuhkan si bisu. Orang Farisi yang tidak mau mengakui keilahian Kristus, berdalih untuk tidak mempercayai-Nya malah mengatakan bahwa Yesus melakukan dengan kuasa penghulu setan. Bagaimana mungkin pimpinan setan mengusir setan yang menjadi anak buahnya? Bukankah seharusnya mereka mengakui bahwa Yesus melakukannya karena kuasa Roh Allah? Bukankah seharusnya mereka mengakui bahwa Kerjaan Allah hadir dalam diri Yesus? dengan tegas Yesus berkata bahwa orang yang tak mempercayai Dia, berarti melawan Dia.

Apakah Anda mempercayai Dia? Dia masih terus mengadakan banyak mujizat setiap hari. bukankah hidup Anda sendiri adalah mujizat Allah? Maukah Anda mengakuinya?

TUHAN MASIH TERUS BERKARYA DENGAN BANYAK CARA HINGGA KINI AGAR MANUSIA DIKUATKAN OLEH KEBESARAN-NYA DI HIDUP INI.


[MIRACLES STILL HAPPEN] 

If I cast out demons by the power of God, then indeed the kingdom of God has come upon you [Luke 11:20] 

Miracles are still happening today. However, from the past until now, many people are hard to believe the existence of miracles, and always have a reason to deny. See when Jesus performed miracles: casting out demons and heal the dumb. The Pharisee who does not want to acknowledge the divinity of Christ, argued not to trust Him even say that Jesus did with the power of the prince of demons. How could leaders exorcise the demons of his men? Should not they acknowledge that Jesus did it by the power of God's Spirit? Should not they acknowledge that the Kingdom of God is present in Jesus? firmly Jesus said that people who do not trust him, then fight him. 

Do you trust him? He continues to perform many miracles every day. not your own life is a miracle of God? Will you admit it? 

GOD STILL CONTINUE TO WORK WITH MANY WAYS TO PRESENT TO HUMAN corroborated by HIS GREATNESS IN THIS LIFE.

KUALITAS KESETIAAN


....Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa...[Keluaran 19:5]

Ada sebuah ungkapan lama yang mengatakan bahwa janji adalah utang. Maksudnya, apabila seseorang sudah mengucapkan sebuah janji maka janji itu harus ditepati. Jika tidak, orang itu bisa dianggap "pengobral janji palsu"

Hari ini kita juga belajar tentang janji. Yakni janji antara Tuhan dan umat-Nya. janji ini digagasan oleh Allah dan bersifat mengikat antara Allah dengan umat Israel. Dalam janji ini Allah berinisiatif menjadikan bangsa Israel "harta kesayangan di antara segala bangsa" dan "kerajaan imam dan bangsa yang kudus". Tawaran semacam ini tentu sangat istimewa sebab Tuhan sendirilah yang berjanji. Janji yang disampaikan Allah sudah pasti mengandung "jaminan mutu", tak perlu diragukan lagi. permasalahannya, apakah umat Israel mampu memenuhi syarat untuk hidup sebagai umat perjanjian? Syaratnya satu saja: "sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-ku". Dengan kata lain, umat perjanjian ini mesti berikrar setia dengan segenap hati untuk hidup sebagai umat kepunyaan Allah, yang hanya bersandar pada sabda-Nya!

kita adalah umat Allah. kepada kita, Allah telah memberikan diri-Nya dan juga perjanjian kasih-Nya. sebagai tanggapannya, bagaimana kualitas kesetiaan kita? Bagaimanakah sikap kita jika persoalan dan kesulitan hidup datang? Apakah kita menjadi kecewa dan marah kepada Allah, lalu lari meninggalkan-Nya? Setialah, setialah....walaupun kadang kala hal ini terasa berat untuk dilakukan. Ingatlah, Allah kita yang setia selalu siap mendukung kita "di atas sayap rajawali"-Nya.

ALLAH KITA ADALAH PRIBADI YANG SETIA KIRANYA HIDUP KITA JUGA MENUNJUKKAN SETIA KEPADA-NYA.



[QUALITY LOYALTY] 


.... Iuf you really listen to my word and hold on My covenant, then yo shall be my own special treasure from among all the nations ... [Exodus 19: 5] 

There is an old expression that says that a promise is a debt. That is, if someone has say a promise is a promise that must be kept. If not, that person could be considered "false promise artisan" 

Today we also learned about the appointment. That is a promise between God and His people. This promise in the ideas of God and is binding between God and Israel. In this promise of God took the initiative to make Israel "a treasured possession among all peoples" and "kingdom of priests and a holy nation". Such an offer is certainly very special because God Himself promises. Pledge of God has certainly contain "quality assurance", can not be doubted. the problem is, whether the people of Israel were able to qualify to live a covenant people? The condition of the course: "earnestly listen to my word, and my hold on to the agreement". In other words, these covenant people must pledge faithfully with all your heart to live as people belonging to God, who only rely on his word! 

we are the people of God. to us, God has given Himself and His covenant love. in response, how the quality of our loyalty? How does our attitude if the problems and difficulties of life come from? Do we become disappointed and angry at God, then fled Him? Be faithful, faithful .... although sometimes it was hard to do. Remember, our faithful God is always ready to support us "on the wings of eagles" Him. 

OUR GOD IS FAITHFUL presumably PERSONAL LIFE WE ARE ALSO SHOWS TO HIS FAITHFUL.

Senin, 10 Agustus 2015

SEBELAS SAHABAT KECIL


Maka bersiaplah Yonatan, anak Saul, lalu pergi kepada Daud di koresa. Ia menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah [1 Samuel 23:16]

Saya punya sebelas sahabat kecil dari Lembah Baliem, Wamena, di pegunungan Tengah Papua. Awalnya, seorang guru di sana meminta saya dan beberapa teman menjadi sahabat pena murid-muridnya. Persahabatan lewat surat ini dimaksudkan untuk menolong anak-anak agar suka menulis dan melatih mereka mengekspresikan pikirannya. Mereka bercerita tentang alam Wamena yang indah, guru, teman-teman, keluarga, pelajaran yang tidak disukai, juga cita-cita mereka. Hal yang paling membahagiakan buat saya adalah setiap surat selalu ada tiga kalimat wajib; yaitu "I Love You, kak", "Saya akan selalu mendoakan kakak", dan "Tuhan memberkati kakak".

Persahabatan ini tidak hanya berarti bagi sebelas sahabat kecil saya, tetapi juga buat saya. Kasih mereka yang polos dan doa-doa mereka membuat saya mengucap syukur kepada Allah. ini mengingatkan saya pada persahabatan Daud dan Yonatan. Yonatan mengasihi Daud seperti mengasihi dirinya sendiri. Saat Saul, ayahnya, berencana buruk kepada Daud, Yonatan tetap berbuat baik. Di Koresa, Daud dalam keadaan was-was karena nyawanya terancam. Akan tetapi Yonatan menemani Daud, menunjukkan kepada Daud bahwa Tuhan selalu menyertai , dan yang terpenting, menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah.

Saya tak meminta sahabat-sahabat saya mendoakan saya, tetapi mereka melakukannya dengan dengan tulus. Dan, saya merasa kasih Allah yang luar biasa. Daud juga pasti mengucap syukur kepada Allah atas penguatan Yonatan, atas sahabat seperti dia. Anda pun dapat bersyukur atas kehadiran sahabat Anda, yang dalam susah maupun senang, menguatkan kepercayaan Anda kepada Allah.

SAHABAT SEJATI TIDAK MEMAKSA ANDA MEMPERCAYAINYA TETAPI IA MEMASTIKAN ANDA MEMPERCAYAI ALLAH.



[ELEVEN FRIENDS OF SMALL] 

So be prepared to Jonathan, son of Saul, and went to David at Horesh. It strengthens the belief of David to God [1 Samuel 23:16] 

I had eleven small companions of Baliem Valley, Wamena, in the mountains of central Papua. Initially, a teacher there asked me and some friends became pen pals students. Friendship through this letter is intended to help children to love to write and train them to express his thoughts. They told me about the beautiful natural Wamena, teachers, friends, family, lessons unwelcome, also their ideals. The happiest thing for me is that every letter there are always three sentences mandatory; ie "I Love You, kak", "I will always pray for brother", and "God bless brother". 

This friendship is not only meant for eleven my little friend, but also for me. Love those who are innocent and prayers they make me give thanks to God. This reminds me of the friendship of David and Jonathan. Jonathan loved David like love itself. When Saul, his father, a bad plan to David, Jonathan still doing good. In Horesh, David, in a state of anxiety because his life is threatened. But Jonathan accompany David, showed David that God is always with, and most importantly, strengthen the confidence of David to God. 

I do not ask my friends to pray for me, but they do it with sincerity. And, I feel an incredible love of God. David also certainly thank God for the strengthening of Jonathan, on friends like him. You can be grateful for the presence of your friend, who in difficult and happy, strengthen your trust in God. 

TRUE FRIENDS DO NOT FORCE YOU BELIEVE BUT HE SURE YOU TRUST GOD.

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates