Pages

Ads 468x60px

Selasa, 31 Maret 2015

WISE WHEN YOU SPEAK


Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya berakal budi. - Amsal 10:19

Firman Tuhan ini selalu mengingatkan saya untuk bijak dalam berbicara. Beberapa kali saya menyesal telah mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dikatakan pada saat-saat tertentu. Beda kepentingan, beda status sosial, beda keyakinan, beda pendidikan dan beda pola pikir dapat menimbulkan salah paham.

Saya belajar banyak dari cara Yesus berbicara. Ia kadangkala menolak untuk mengungkapkan kebenaran tentang diri-Nya sendiri, bahkan di saat yang kelihatannya bagi kita merupakan 'kesempatan untuk beraksi'. Dia tidak selalu mengatakan siapa diri-Nya. Dia menyuruh beberapa orang yang disembuhkannya untuk tidak menyebarkan mujizat yang terjadi. Ia tahu waktu yang tepat kapan Ia harus menutup dan membuka mulut-Nya. Ia tidak perlu menyesal untuk apa yang telah Ia katakan, karena sepanjang waktu Ia bijak dalam menggunakan mulut-Nya.

Sebagai manusia, seringkali kita tidak bijak dalam berkata-kata. Tapi hal tersebut bisa didapatkan dalam doa dan praktik sehari-hari. Minta kebijakan untuk berdiam diri ketika hal tersebut merupakan hal yang tepat untuk dilakukan. Minta untuk diingatkan bahwa kita tidak perlu mengatakan segala sesuatu dan hanya ada sedikit hal yang perlu dikatakan. dan di sisi lain mintalah kata-kata yang tepat ketika harus berbicara.

BERHIKMATLAH DALAM BERKATA-KATA! MEMBANGUN ATAU MENJATUHKAN ITU MERUPAKAN PILIHAN ANDA.
 
[WISE WHEN YOU SPEAK]

  
In the multitude of words there must be a violation, but he who restrains his lips is wise. - Proverbs 10:19 

The Word of God is always reminding me to be wise in speaking. Several times I regret having to say something that should not be said to be at certain moments. Different interests, different social status, different beliefs, different education and different mindset can lead to misunderstanding. 

I learned a lot from the way Jesus spoke. He sometimes refused to reveal the truth about himself, even when that seems to us an 'opportunity for action'. He does not always tell who he was. He told some people are cured for not spreading miracle happened. He knows the exact time when he had to close and open his mouth. He does not need to be sorry for what he has to say, because the whole time he wisely uses his mouth. 

As humans, we are often not wise to speak. But it can be found in prayer and daily practice. Ask the policy to remain silent when it is the right thing to do. Ask to be reminded that we do not need to say anything, and there are few things that need to be said. and on the other hand have the right words when I have to speak. 

Wise-LAH-WORDS IN SAID! BUILD OR DROPPING IT IS YOUR CHOICE.

MENEGUR DENGAN KASIH


Yang dimaksud dengan menegur adalah memberi teguran, menasehati, mendidik dan mengingatkan. Sikap orang dalam menerima bermacam-macam. Ada yang menerima dengan senang hati, ada yang biasa-biasa saja, ada yang mengiyakan hanya untuk mempercepat proses pembicaraan, ada yang menolak dengan tegas, ada yang berkelit, bahkan ada yang tersinggung dan marah, serta masih banyak lagi reaksi lainnya.

Beberapa kebenaran yang perlu kita ketahui saat menegur orang lain.
1. Menegur haruslah dilandasi dengan kasih. Memang 
    terdapat resiko orang yang ditegur menjadi tidak  
    menyukai kita, tetapi kalau memang ia perlu ditegur, 
    tegurlah!

Mengasihi bukan berarti harus selalu setuju, harus selalu mengiyakan, harus selalu tersenyum manis. Untuk mengasihi diperlukan teguran yang dibungkus dengan kejujuran dan terusterangan, tanpa pura-pura.

Menegur yang dilandasi oleh kasih akan menutupi pelanggaran orang tersebut. Orang yang ditegur dengan kasih akan lebih mudah menerima teguran yang ditujukan kepadanya dan akibatnya kemungkinan untuk yang bersangkutan berubah menjadi lebih besar. Sebaliknya bila kita menegur dengan tidak berlandasan kasih, hasilnya adalah pertengkaran. Pertengkaran bukanlah tujuan akhir yang ingin kita capai.

2. Menegur haruslah dengan hikmat. Hikmat akan 
    membantu kita untuk memberi teguran yang tepat. 
    Hikmat di sini berarti meliputi teknik, cara, kata-kata, 
    waktu, tempat, serta situasi dan kondisi untuk
    menyampaikan teguran yang tepat.

3. Hasil dari menegur dengan menggunakan hikmat akan 
    berbuah manis. Awalnya mungkin terdapat gesekan, 
    bahkan mungkin dapat menciptakan konflik dengan yang 
    bersangkutan. Namun, kita tetap perlu mengambil resiko 
    ini.

4. Jangan menahan teguran karena takut terhadap resiko dan 
    gesekan konfik. Salah satu bentuk kasih adalah teguran 
    yang berhikmat. Saat kita tidak melakukan hal ini, kita 
    berarti tidak takut pada Tuhan. Tidak takut pada Tuhan 
    berarti dosa, . Jangan takut menegur bila memang 
    diperlukan!

ANDA SIAP MENERIMA TEGURAN? AMIN....


Senin, 30 Maret 2015

LALU BAGAIMANA MENEGUR DENGAN MENGGUNAKAN HIKMAT?


1. Menegur dengan lemah lembut. Kelemahlembutan 
    merupakan salah satu buah Roh yang diperlukan [Galatia 
    5:23]. Lemah lembut bukan berarti lemah atau plin-plan. 
    Lemah lembut merupakan sikap hati yang mau mengerti 
    kondisi dan keterbatasan orang lain.
 

2. Mengetahui dengan jelas orang-orang yang perlu ditegur, 
    orang-orang yang tidak perlu ditegur, saat dan situasi yang 
    tepat untuk menegur. Walaupun saat kita tahu seseorang  
    itu salah, ada saatnya kita perlu menggunakan hikmat. Ya, 
    tidak serta merta kita dapat menegur, bahkan kadang 
    kadang menahan teguran atau tidak memberi teguran 
    memerlukan hikmat tersendiri.

Berikut sejumlah ciri-ciri orang yang tidak perlu ditegur atau Anda sebaiknya menahan teguran pada waktu yang lain:

- Orang yang tidak mau mendengarkan teguran dan tidak memperdulikan teguran, bahkan membenci teguran. Orang-orang ini adalah orang yang akan menguras emosi kita. Jadi, jangan habiskan waktu, tenaga, dan emosi untuk orang yang tidak mau mendengar. Bukan karena kita tidak perduli, tetapi memang ada kesempatan lain yang lebih tepat untuk menegur. Cukup bawa orang ini dalam DOA.

- Orang yang gemar bersilat kata. Saat Anda memberi teguran pada orang yang gemar bersilat kata, orang ini akan terus-menerus memberi jawaban dan alasan. Hemat nafas Anda! Hentikan sampai disitu dan bawa orang ini dalam DOA.

BAGAIMANA DAPAT DIPAHAMI? & RENUNGKAN!

[THEN HOW TO USE WISDOM reprimand?] 

1. Reprimand gently. Meekness is one of the fruits of the
    Spirit are required [Galatians 5:23]. Meek does not mean 
    weak or wishy-washy. Gentleness is a heart attitude that 
    want to understand the conditions and limitations of others.

2. Knowing clearly the people who need to be reprimanded, 
    people who do not need to be reprimanded, current and 
    appropriate situations for reprimand. Although when we 
    know someone is wrong, there are times when we need to 
    use wisdom. Yes, we can not necessarily rebuke, even 
    sometimes hold a reprimand or not to give warning require 
    its own wisdom. 

Here are some characteristics of people who do not need to be reprimanded or reprimand you should hold at another time: 

- People who do not want to listen to ignore the warning and reprimand, even hates reproof. These people are those who will drain our emotions. So, do not waste time, energy, and emotion to people who do not want to hear. Not because we do not care, but there are other, more appropriate occasion to rebuke. Just bring these people in prayer. 

- People who are fond of disputes about words. When you give a warning to people who like to disputes about words, this person will constantly give answers and reasons. Saving your breath! Stop up there and bring these people in prayer. 

HOW CAN UNDERSTAND? & REFLECT!

CARA-CARA MENEGUR ADALAH DEMIKIAN


1. Menegur hanya berdua saja, tidak di depan orang lain. 
    Orang akan lebih mudah menurunkan ego bila ditegur  
    berdua saja tanpa kehadiran orang lain. Pada saat ada 
    orang lain yang hadir, kecenderungan untuk membela diri  
    dan mempertahankan ego akan lebih besar daripada saat 
    hanya berdua.
2. Bila berdua saja tidak mempan, minta bantuan 1 atau 2 
    orang lain untuk menegur. Ini harus melihat kasusnya  
    juga. Tidak semua kasus dapat diperlakukan sama. Jika 
    memang diperlukan bantuan dari 1 atau 2 orang lain, 
    lakukanlah!

3. Bila setelah minta bantuan 1 atau 2 orang tetapi tidak 
    mempan juga, minta bantuan lebih banyak orang. Ini 
    hanya perlu dilakukan untuk kasus-kasus yang sangat 
    serius. Untuk kasus-kasus yang dapat mengundang 
    keresahan bagi banyak orang, hal ini perlu dilakukan. Bila 
    yang bersangkutan masih tidak mau mendengarkan 
    teguran, hemat nafas Anda! Cukup bawa yang 
    bersangkutan dalam DOA Anda.

JADI, APAKAH ANDA SUDAH SIAP MEMBERI TEGURAN?
 
[WAYS reprimand IS SO]

1. Reprimand were alone, not in front of others. People will 
    be easier to lose the ego when reprimanded alone without 
    the presence of others. At the time there were other people  
    present, the tendency to defend themselves and defend the 
    ego will be greater than when alone.

2. If alone does not work, ask for the help of one or two others  
   for reprimand. It should look at the case as well. Not all  
   cases can be treated similarly. If it is required the assistance 
   of one or two others, do it!

3. If after asking for help one or two people but does not work  
    well, ask for help more people. It only needs to be done for 
    cases very seriously. For cases that can invite anxiety for  
    many people, this needs to be done. If he is still not willing 
    to listen to the warning, save your breath! Just bring your  
    concerned in DOA.

SO, ARE YOU READY TO GIVE reprimand?

10 - TIPS UNTUK ANDA, LAKUKAN


1. Berikan mereka lebih dari yang mereka harapkan dan   

    lakukan itu dengan senang hati.

2. Menikahlah dengan pria / wanita yang Anda cintai.
    Ketika Anda beranjak tua, keahlian percakapan mereka  

    akan menjadi penting seperti hal lain.

3. Jangan percaya dengan apa yang Anda dengar, habiskan  

    apa Anda miliki atau tidur semau Anda.   

4. Ketika Anda ucapkan, "Aku mencintaimu", Seriuslah.

5. Ketika Anda ucapkan, "Maafkan saya", Pandang mata  

    orang itu.

6. Tunanganlah sedikitnya enam bulan sebelum menikah.

7. Percayalah pada cinta pandangan pertama.

8. Jangan tertawakan / remehkan impian orang.
 

    Orang yang tidak punya impian adalah miskin.

9. Cintailah dengan mendalam dan bergairah.
   Anda mungkin akan terluka,
   tapi ini satu-satunya cara untuk menjalani hidup  

   sebenarnya.

10. Saat terjadi percekcokan / pertengkaran,
     jangan menyebut namanya.

SAYA TAMBAHKAN 10 - TIPS LAGI BUAT ANDA


1. Jangan menilai orang karena dengan siapa mereka
    berteman.
2. Bicaralah pelan tapi berpikir cepat.

3. Ketika seseorang mengajukan pertanyaan,
    yang Anda sendiri tidak ingin menjawabnya,
    tersenyumlah dan tanya, "kenapa Anda ingin tahu ?"

4. Ingat bahwa cinta dan kesuksesan besar membutuhkan    
    pengorbanan.

5. Ucapkan "berkah bagimu" saat Anda mendengar orang 
    bersin.

6. Ketika Anda kalah, jangan lupakan pelajaran yang 
    didapat....

7. Hargai diri sendiri;
    Hargai orang lain;
    Bertanggung jawab pada semua yang Anda lakukan.

8. Jangan biarkan pertengkaran kecil merusak persahabatan  
    yang besar.

9. ketika Anda sadar telah berbuat kesalahan.
    Ambil langkah segera untuk memperbaikinya.

10. Tersenyumlah saat menerima telepon.
     Penelpon akan mendengarnya suara Anda.

Semoga Bermanfaat Buat Anda.
 
 
 
 

JADILAH BIJAK


"Sia-sia Aku telah memukul anak-anakmu, hajaran tidaklah mereka terima" - Yeremia 2:30

Bangsa Israel berkali-kali mengabaikan didikan Allah. Tuhan merasa sedih karena bangsa Israel tidak mau mengakui kesalahan dan mengubah cara hidup mereka.

Saya pernah bertemu dengan orang tua yang patah hati melihat perilaku anak-anak mereka. Karena itu, sungguh melegakan ketika mendengar seorang pendeta muda yang pada upacara pemakaman ayahnya mengungkapkan ucapan syukur dan hormat atas koreksi-koreksi kesalahan yang pernah dilakukan orangtuanya.

Pendeta muda itu menceritakan bahwa ketika masih remaja, ia pernah ditangkap polisi karena melempar batu ke sebuah tempat yang dapat mencelakan dirinya sendiri. Polisi itu memberitahukan ayahnya jika ia mampu mendisiplinkan anaknya, maka anak itu tidak perlu dimasukan kelembaga pengawasan anak nakal.

Pendeta muda itu masih ingat, dari wajah sang ayah tersirat bahwa sebenarnya ayahnya lebih suka menyerahkannya kelembaga tersebut. Namun, hal itu tidaklah menyakiti hatinya karena ia tahu bahwa ayahnya sungguh-sungguh mencintainya. Ketika semakin dewasa, pendeta itu mulai menunjukkan perubahan ke arah yang baik. Bahkan, ia mengaku kini telah menjadi orang yang bertanggung jawab dan perubahan yang terjadi dalam hidupnya semua berkat didikan sang ayah yang dikasihinya.

Tidak jadi masalah apakah koreksi itu berasal dari Tuhan, orangtua, atau dari pihak lain, karena hasilnya nanti ditentukan oleh respon kita. Ingatlah, "Siapa yang mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa yang mendengarkan teguran, memperoleh akal budi" [Amsal 15:32]

TERIMALAH KOREKSI DARI ORANG-ORANG DI SEKITAR ANDA KARENA LAMBAT LAUN KOREKSI UNTUK ANDA AKAN TERUS BERKURANG.

 [BE WISE] 

"In vain I have struck your children, walloping not they receive" - ​​Jeremiah 2:30 

The Israelites were repeatedly ignored the instruction of God. God feels sad because Israel does not want to admit mistakes and change their ways. 

I've met with parents who heartbroken seeing the behavior of their children. Therefore, it was a relief when I heard a young pastor at his father's funeral express gratitude and respect to the correction of an error-correction parents ever done. 

The young pastor told me that when he was a teenager, he had been arrested for throwing a stone into a place that can upbraid himself. The police tell her father if he is able to discipline her child, then the child does not need to be included oversight institutions is a brat. 

The young pastor was still remembered, from his father's face implied that his father actually prefer these institutions is handed. However, it did not hurt her because he knows that his father truly loved. When matured, the pastor began to show a change for the better. In fact, he admitted that he has now become a responsible person and the changes that occur in her life all thanks to her beloved father's upbringing. 

It does not matter whether it comes from God's correction, parent, or of any other party, because the result will be determined by our response. Remember, "Anyone who ignores discipline throw himself, but who is listening to reproof, gain understanding" [Proverbs 15:32] 

Accept CORRECTION OF PEOPLE AROUND YOU BECAUSE slowly CORRECTION TO YOU WILL CONTINUE TO REDUCED.

MEREDAHKAN KEMARAHAN


"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu." - Efesus 4:26

Mungkin tidak banyak dari Anda yang mengenal pasangan suami istri asal Amerika ini, tetapi jika Anda mengetahui apa yang telah mereka lakukan di dalam kehidupan mereka pasti akan membuat mulut Anda terbuka lebar. Percy Arrowsmith dan Florence sempat masuk ke dalam buku rekor Guinness tahun 2005 sebagi suami istri tertua di dunia karena keduanya telah menikah selama 80 tahun.

Saat sebuah media lokal menanyakan mengenai rahasia keawetan rumah tangganya, pasangan kakek nenek ini menjawab bahwa mereka tidak akan pernah tidur sebelum konflik antara keduanya selesai. Menurut mereka, membawa kemarahan di waktu tidur tidaklah mengenakkan. Mereka juga mengungkapkan, setiap pertengkaran mereka selalu berusaha mengampuni sebelum larut malam agar hari itu bisa ditutup dengan ciuman dan genggaman tangan.

Kemarahan dapat datang tiba-tiba; ketika kita dicuringai, dituduh bersalah, atau saat melihat ketidakadilan. Pemazmur mengetahui apa yang dialami oleh hampir setiap manusia di dunia ini hingga ia menuliskan mengenai bagaimana cara meredakannya. Pemazmur memberikan nasihat agar bagi orang yang marah hendaklah memberhentikan amarahnya [Mazmur 37:8] dan menyerahkan masalah yang ia sedang hadapi kapada Tuhan. Biarkanlah Tuhan yang bertindak dan memunculkan keadilan di saat kita alami ketidakadilan. Kemarahan tidak berguna. jika disimpan, ia bagai sampah yang membusuki hati.

Apakah Anda sedang marah atau seringkali marah? Datangnya marah tak bisa dicegah, tetapi ia bisa diredakan. Ceritakan kekesalan Anda kepada Tuhan, nantikan Dia bertindak, lalu padamkan amarah Anda sebelum mentari tenggelam. Jangan biarkan kemarahan mengotorkan hati, mematahkan semangat, dan mengganggu waktu tidur Anda!

KEMARAHAN ITU BAGAIKAN KANKER, IA HARUS SEGERA DIBABAT SEBELUM MERAMBAT.

ORANG TUA YANG PENUH SUKACITA


Kerinduan setiap keluarga adalah mengalami keharmonisan, kebahagiaan dan sukacita. Namun sayangnya banyak keluarga-keluarga Kristen yang tidak mengalami hal ini. Justru keadaan di dalam adalah kebalikan dari apa yang diharapkan. yang ada di dalam banyak rumah tangga adalah pertengkaran, tidak ada rasa damai serta tidak dirasakanya sukacita. Padahal memiliki sukacita adalah kunci untuk memperoleh kekuatan bagi setiap keluarga.

Sukacita [joy] adalah unsur penting yang harus dimiliki di dalam keluarga. Sukacita itu menular, jadi jika orang tua mampu menciptakan suasana sukacita, maka, maka atmosfir keluarga pun akan dipenuhi oleh sukacita. Anak-anak akan melihat dan mencontoh apa yang orang tuanya kerjakan. Bilamana orang tua mereka mudah bersungut-sungut di dalam menghadapi masalah dalam hidup, maka anak-anak pun akan mengikuti jejak dari orang tuanya. Tetapi jika orang tua memberikan contoh teladan bahwa mereka terus bersukacita sekalipun banyak masalah silih berganti, maka hal ini akan menular kepada anak-anak hingga roh sukacita tersebut akan mereka miliki.

Mengapa kita harus bersukacita? Karena itulah perintah Tuhan di dalam Filipi 4:4, bersukacitalah senantiasa. Apabila kita percaya penuh kepada Tuhan, maka kita akan berani menghadapi pergumulan hidup tanpa ketakutan, kekuatiran yang tentunya menghilangkan sukacita. Pegang erat Firman Tuhan, maka kita akan semakin percaya bahwa IA punya 1001 jalan keluar bagi masalah keluarga kita.

Jadilah agent sukacita !!! Itulah yang sering kami ajarkan kepada anak-anak kami. Dimana pun saja kami berada, kami selalu berusaha menciptakan suasana sukacita, kamu berusaha selalu bersyukur sekalipun harus menghadapi ujian-ujian dalam hidup. Di dalam mezbah keluarga. kami doakan pergumulan kami hingga anak-anak tahu dan mengerti. Lalu setelah berdoa, kami tersenyum dan berkata, "Nah....kita tunggu saja tangan Tuhan menolong kita". Kami ajarkan mereka untuk percaya Tuhan, karena IA adalah Tuhan yang peduli, Tuhan yang melindungi. ketika kami melakukan hal tersebut, maka tertanam di dalam hidup mereka bahwa masalah boleh datang tetapi orang tua mereka tetap bersukacita karena percaya kepada Tuhan, sehingga hal ini tertransfer pada keduanya. Ketika mereka menghadapi masalah-masalah kecil, mereka tetap bersyukur dan bersukacita.

Keluarga harmonis bisa dimiliki setiap orang. Mulailah dengan menjadi pribadi yang penuh sukacita. Suami istri yang penuh sukacita akan mentransferkan hal tersebut kepada anggota keluarga lainnya, maka perlahan-lahan awan kelabu persungutaan di dalam rumah tangga akan tersingkir oleh sinar mentari sukacita. RENUNGKAN !!!

PASANGANKU MENDENGKUR


Bilang 11:4-9; 1 Korintus 10:10; 1 Raja-raja 14:16.
Sebuah surat pembaca dikoran berisi keluhan seorang istri yang tak dapat tidur karena suaminya mendengkur saat tidur. Lalu, muncul banyak surat tanggapan. Ada yang memberi tips supaya tidak mendengkur. Ada yang simpati. Ada juga yang ikut mengeluh. sampai suatu hari, sebuah surat tanggapan berbunyi, "Mendengkur adalah musik terindah di dunia. Jika tak percaya, bertanyalah kepada para janda." Sejak itu, tidak ada lagi surat berisi keluhan tentang pasangan mendengkur. Ya, para istri tetap lebih senang mendengar dengkuran suaminya daripada tidur sendiri dengan hati sunyi.

Mengeluh bukan hal asing bagi bangsa Israel. Dalam perjalanan ke Kanaan, mereka mengeluh tentang apa yang mereka makan. Mereka mengeluh tidak bisa makan daging, ikan, mentimun, semangka, bawang prei! mereka tidak bersyukur bahwa setiap pagi, Tuhan memberi mereka manna dari sorga, roti malaikat [Mazmur 78:25]. Mereka malah menganggap bawang merah lebih berharga. Sepintas mengeluh, bersungut-sungut, itu biasa. Namun, sadarkah kita bahwa sikap itu sangat merugikan bahkan menghancurkan kita? Mengeluh membuat kita tidak bisa merasakan damai sejahtera. Mengeluh membuat kita tidak mampu menghitung berkat Tuhan. Sibuk mengeluhkan hal-hal kecil, bisa membuat kita tidak bersyukur atas hal-hal besar yang Tuhan sediakan.

Demikian juga dalam pernikahan dan keluarga. Daripada berfokus pada kelemahan pasangan, mengapa kita tidak bersyukur untuk kelebihannya? bersyukurlah untuk pasangan yang mendengkur, cerewet, suka lupa, tidak rapi, Bersyukurlah karena ia adalah salah satu berkat terbesar yang Tuhan berikan!

HATI YANG BERSYUKUR MELIHAT MAWAR YANG INDAH DI TENGAH DURI-DURI.

MY SPOUSE SNORING 
Says 11: 4-9; 1 Corinthians 10:10; 1 Kings 14:16.A letter in the newspapers readers complaining of a wife who can not sleep because her husband snoring during sleep. Then, appears a lot of response letter. There were giving tips to not snore. There is sympathy. There is also participating complaining. until one day, a response letter reads, "Snoring is the most beautiful music in the world. If you do not believe, ask the widows." Since then, no more letters complaining about the snoring partner. Yes, wives still prefer to hear her husband's snoring than alone with lonely hearts. 

Complaining is not foreign to the nation of Israel. On the way to Canaan, they complain about what they eat. They complain can not eat meat, fish, cucumbers, watermelons, leeks! they were thankful that every morning, God gave them manna from heaven, bread of angels [Psalm 78:25]. They even considered more valuable onion. At first glance complain, grumble, it was normal. However, we realize that it is very detrimental attitude even destroy us? Complain that we can not feel peace. Complaining makes us incapable of counting the blessings of God. Busy complaining about little things, can make us grateful for the great things that God provided. 

Likewise in marriage and family. Rather than focusing on the weaknesses of the couple, why are we not grateful for the benefits? thankful for couples who snore, chatty, like forgetting, not neat, grateful because he is one of the greatest blessings that God has given! 

THANKFUL HEART TO SEE BEAUTIFUL ROSE IN CENTRAL thorns.

INDAHNYA SEBUAH KEBERSAMAAN


"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam kristus." - Filipi 2:5  

Firman Tuhan mengajar kita agar mengedepankan kebersamaan. Hal itu menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan orang percaya. Mengapa? Karena kebersamaan membuat kita rela melebur menjadi satu sehingga tidak ada lagi keinginan untuk menonjolkan diri. kebersamaan juga membuat kita mampu memperkaya nilai-nilai yang diyakini orang lain. Bertambah wawasan juga membuat kita semakin berdaya. Kebersamaan juga dapat membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Dalam kebersamaan berlaku prinsip sinergi - kekuatan besar yang dihasilkan ketika dua unsur atau lebih menghasilkan kerjasama. kebersamaan dalam kehidupan orang percaya dilahirkan dari kesatuan pikiran dan perasaan di dalam Yesus kristus.

Berlawanan dengan kebersamaan yang Tuhan ajarkan adalah kebersamaan yang diajarkan dunia. Jika ada kebersamaan, terkadang orang masing-masing dipancing untuk saling bersaing. Bukan dengan cara baik dan mengutamakan spiritualitas, melainkan agar masing-masing pribadi bersedia menempuh segala upaya demi kemenangan diri. Tidak jarang, sinergi yang terbentuk bukan untuk mencapai tujuan mulia, melainkan untuk tujuan yang tercela. Di dalam Tuhan, kebersamaan dengan motivasi semacam itu tidak boleh terjadi.

Setiap kita berpeluang untuk membangun dan mengisi kebersaman yang membuahkan manfaat, guna memperdayakan diri sendiri maupun orang sekitar. Sediakan diri kita untuk bekerja sama dengan orang lain, demi menghasilkan sesuatu yang maksimal sepanjang hari ini. Kiranya Tuhan dan mereka yang satu tujuan dengan kita berkenan akan hal tersebut.

KERJASAMA YANG BAIK MEMBUAT KITA MEMPEROLEH HASIL YANG PRIMA.

[A BEAUTIFUL togetherness] 

"Be ye in your life together, put the thoughts and feelings that are also in Christ." - Philippians 2: 5 

The Word of God teaches us to promote togetherness. It was a very important part in the life of the believer. Why? Because togetherness makes us willing to merge into one so that there is no longer a desire to assert themselves. togetherness also enables us to enrich the values ​​that are believed to others. Increased insight also makes us more vulnerable. Togetherness also can make the impossible become possible. 

In the principle of synergy together - a great power that is generated when two or more elements produce cooperation. unity in the life of the believer is born of the unity of mind and feeling in Jesus Christ. 

Contrary to what the Lord teaches togetherness is togetherness that taught the world. If there is unity, sometimes people each primed to compete. Not a good manner and put spirituality, but that each person is willing to make every effort for victory themselves. Not infrequently, the synergy that is formed is not to achieve a noble goal, but rather for the purpose of the blame. In the Lord, together with such motivation should not happen. 

Each of us has an opportunity to build and fill kebersaman that produce benefits, in order to delude themselves and people around. Provide us to cooperate with others, to produce something that is maximal throughout today. May the Lord and they are one of our goals to be accepted for it. 

COOPERATION TO MAKE GOOD THAT WE GET RESULTS PRIMA.

ROH MENGHAKIMI


"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi" - Mat 7:1
 

Seorang pria yang sudah menikah mulai kembali kepada kebiasaan lamanya yaitu suka dengan hal-hal yang berbau pornografi, ia pun pergi kesebuah tempat dimana hal-hal seperti itu dapat ia temukan. ketika orangtuanya mengetahui hal ini, mereka menegurnya dengan lembut dan bijak.

Mendapat nesihat ayah dan ibunya, sang anaknya bukan menerima tetapi malah marah-marah kepada mereka. Ia menilai orangtuanya suka menghakimi. Dengan hati yang remuk mereka hanya bisa diam. Mereka menangis karena buah hati mereka tidak mendengarkan apa yang mereka katakan. Dan benar, tidak dalam hitungan satu tahun, hidup putranya akhirnya hancur - ia dan sang istri bercerai, lalu dirinya terkena PHK, usaha yang dibangun selama ini pun harus gulung tikar karena selalu mengalami kerugian.

Banyak orang pada masa sekarang akan mengatakan bahwa orangtua, kakak, pembimbing rohani, bahkan gembala sidang tidak berhak untuk menegur bahwa mereka salah. Mereka bahkan dengan berani mengutip kata-kata Yesus, "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi" [Matius 7:1].

Namun, Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa setiap kita bertanggung jawab dengan rendah hati menegur sesama orang percaya ketika kita melihatnya berbuat dosa [Galatia 6:1-2]. Jadi, orangtua, kakak, pembimbing rohani, gembala sidang sebenarnya sedang melakukan tanggung jawabnya ketika menasihati kita.

Tuhan Yesus tidak mengatakan kita tidak boleh menentang dosa. Dia mengatakan kita harus hati-hati dalam menghakimi. Paulus menulis bahwa kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kita harus menerapkan prinsip praduga tak bersalah dan mengenali keterbatasan diri kita sendiri. Dan kita harus menolak perasaan superioritas rohani apapun. Kalau tidak, kita juga akan jatuh ke dalam dosa.

Menegur orang lain merupakan tanggung jawab yang serius. Oleh karena, lakukanlah dengan hati-hati dan waspada selalu agar jangan apa yang Anda lakukan berubah menjadi penghakiman.

Menyadari bahwa kita memilki banyak kelemahan dapat mengerem perkataan-perkataan kita ke orang lain yang sifatnya menghakimi.
Tuhan Memberkati.



Dear Mom And Dad


Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka. Amsal 17:6

Seorang anak pernah mengomentari ayahnya seperti ini "Ayahku memang tidak sempurna, tapi aku juga tidak sempurna. kalau main basket, tembakannya yang bergaya khas itu jarang sekali membuat bolanya masuk. Tetapi yang penting ia bermain basket bersama saya. Banyak anak-anak lain yang tidak pernah main basket bersama ayahnya."

Fenomena "keluarga tanpa ayah" menjadi suatu memandangan umum di keluarga modern, bahkan "kadang tanpa ayah dan ibu", keluarga yang anak-anaknya menghabiskan sebagian besar waktu mereka hanya bersama baby sitter atau pembantu. padahal riset para ahli telah membuktikan, jika tidak ada pemimpin dalam keluarga, maka anak-anaknya cenderung akan:

  • 5 kali lebih mungkin bunuh diri
  • 32 kali lebih mungkin minggat dari rumah
  • 9 kali lebih mungkin putus sekolah dan hidup dalam kemiskinan
  • 10 kali lebih mungkin terjerat narkoba atau obat-obatan
  • 9 kali lebih mungkin mengalami gangguan jiwa
  • 20 kali lebih mungkin menderita kelainan perilaku [homo, waria, antisosial]
  • 14 kali lebih mungkin melakukan tindakan pemerkosaan [aktif lebih dini secara seksual dan yang wanita lebih mungkin terjerat seks bebas]
  • 10 kali lebih mungkin dipenjara [70% anak yang dipenjara adalah anak yang ayahnya absen].
Bukan tanpa alasan mengapa Allah menciptakan bentuk keluarga dengan ayah dan ibu. Anak-anak membutuhkan kedua orang tuanya untuk bisa berkembang dengan baik.

Akan tetapi sejarah masih tetap berulang, fakta bahwa tidak hadirnya dan tidak berfungsinya orang tua dalam keluarga masih terus bergulir diputar kita. Saya kira kini saatnya para orang tua untuk lebih banyak hadir dan kembali kepada keluarga. Dengarlah suara lirih anak-anak yang berkata, "Papa atau mama.... pulanglah ke rumah...."

ANAK-ANAK MEMBUTUHKAN KEDUA ORANG TUANYA UNTUK BISA BERKEMBANG DENGAN BAIK.

PESAN UNTUk AYAH


Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkit amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. - Efesus 6:4
 

Seorang pria manager akunting sebuah perusahan, selama berhari-hari menghadapi masalah yang tak tuntas. Pembukuan perusahaan tidak balance. Ia sudah mencari kesalahan di segala sektor. Kepalanya pusing sekali karena beberapa hari lagi akan ada audit yang memeriksa pekerjaannya. Sore itu sang istri mampir di kantor menitipkan anak mereka yang berusia 6 tahun untuk di antar les kumon sorenya. pukul 5 petang, pak satpam melihat manager ini keluar kantor menggandeng putri manisnya.

Pak manager memang antar putrinya les kumon, dan menjemput pada waktunya. Pukul 6 tatkala mereka berdua berjalan pulang, anak buah manager ini melaporkan bahwa ada data baru yang ditemukan. pak manager balik ke kantor, bekerja sampai pukul 10 malam, keluar sejenak untuk membeli makanan....dan pukul 23.15 sang istri menelpon dengan nada panik, bertanya kemana mereka 'berdua' pergi? "Berdua?" Pak manager lupa sama sekali di mana ia tinggalkan anaknya. Kisah ini untungnya berakhir dengan baik2 saja, karena anak ini tertidur di pos hansip 500 meter dari kompleks kantor tersebut. Ia ditemukan pukul 3 pagi, sesudah sekelompok satpam, polisi, dan anggota keluarga melakukan pencarian.

Kita mungkin membaca cerita ini dengan berkomentar: "kok bisa ya ayah melupakan anaknya seperti itu?" Tapi tak banyak ayah-ayah yang sengaja melupakan anak-anaknya mereka saat mengejar kepentingannya sendiri yang seringkali sangat egois. Ada yang lupa anak karena punya teman wanita baru atau judi. Ada yang demikian terlelap dalam hobby semacam sepak bola, atau olah raga yang dilakukan dengan gila-gilaan [misalnya main badminton 6 kali seminggu @ 6 jam]. Ada yang mengejar uang, kerja keras, dan lain-lain. Saat mereka sibuk dengan aktifitasnya, anak-anak dilupakan.

Hubungan dengan ayah yang baik akan menghasilkan kesan yang sangat mendalam bagi anak. Ayah yang memberikan perhatian, bimbingan, nasehat, persahabatan, pertolongan, disiplin dan contoh nyata adalah ayah yang memilki banyak pesan Surgawi untuk anak. Yang paling penting, seorang ayah yang mau berdoa bagi anaknya.

AYAH-AYAH JANGAN LUPAKAN ANAKMU. MEREKA BUTUH ENGKAU....!

ANDAI TITANIC MENDENGAR


Amsal 3:11 - Hai anak-Ku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
Mazmur 119:144 - Peringatan-peringatan-Mu adil untuk selama-lamanya, buatlah aku mengerti, supaya aku hidup.

Ketika melihat para awak kapal mengangkat bagasi dari bawah, Nyonya Albert Caldwel bertanya, "Benarkah kapal ini tidak bisa tenggelam"" "Benar, Nyonya," jawab salah seorang diantaranya. "Bahkan, Tuhan sendiri tak mungkin menenggelamkan kapal ini."

Dua hari kemudian, kapal yang berangkat dari pelabuhan Southampton, Inggris, menuju New York itu memasuki kawasan Grand Banks, sebuah kawasan berbahaya karena banyak gunung es bawah laut. Pada 14 April 1912, dua puluh menit sebelum pukul 24.00 malam, kapal pesiar mewah, Titanic, menyerempet gunung es dan akhirnya tenggelam tiga jam kemudian.

Awalnya, Frederick Fleet, petugas menara pengintai melihat sesuatu yang gelap menghadang didepan. Mula-mula kecil, lama-kelamaan bertambah besar. Ia segera membunyikan bel bahaya. "Fleet, apa yang kamu lihat?" Tanya kapten kapal. "Gunung es didepan," "Terima kasih," jawab suara itu, santai, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Bahkan, ketika kapal menyerempet gunung es itu, sang kapten, Edward J. Smith, sama sekali tidak mengurangi kecepatan kapal. Titanic tetap melaju dengan kecepatan 22,5 knot, sekitar 45 km per jam, tanpa ada gerakan menghindari maut yang menanti didepan. Kapal mewah yang mengklaim diri "Tidak bisa tenggelam" itu seolah-olah ingin menguji dirinya sendiri melawan gunung es raksasa.

Sungguh ironis, Titanic justru karam dalam pelayaran perdananya! Bahkan Thomas Andrew, si pencipta kapal itu sendiri tidak mampu menyelamatkan kapal rancangannya. Hanya 705 orang penumpang yang selamat, itu pun di selamatkan oleh kapal tua Carpathia yang kebetulan lewat.

Seringkali kita jumpai, kesombongan membuat sebagian orang sulit untuk menerima teguran. Mengapa teguran dan peringatan selalu diasosiasikan dengan kelemahan atau aib?

Bukankah Amsal 27:5 berkata, "Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi."

Bagaimana respon yang benar menghadapi sebuah teguran? Raja Daud dalam Mazmur 119:4 menganggap peringatan Tuhan sama bahagianya dengan menerima harta benda. Seseorang hanya bisa bertumbuh lewat masukan, teguran, bahkan peringatan dari orang lain.

Ada dua manfaat dari teguran atau peringatan. Pertama, peringatan membuat kita hidup. Andai kapten kapal Titanic mendengar peringatan berbahaya dari petugas menara pengintai, mungkin saja Titanic tidak akan tenggelam. Peringatan akan meluputkan kita dari maut dan membawa pada kehidupan [Mazmur 119:144]. Sebaliknya, siapa yang tidak mengindahkan peringatan akan mati! [Amsal 15:19]. Kedua, peringatan memberi kita pengetahuan. Orang yang bersedia ditegur, pengetahuannya akan bertambah [mazmur 119:99]. Ia akan bertambah bijaksana dan langkah hidupnya akan semakin tertata.

DOA David: Tuhan, dalam kelemahanku, aku sering tidak siap untuk menerima teguran. Mampukanku dengan rendah hati menerima setiap masukan. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates