Pages

Ads 468x60px

Minggu, 29 Maret 2015

CERMIN AJAIB


Waktu kecil saya suka menonton film Putri Salju. Di sana si ibu tiri Putri Salju senang sekali bercermin. Biasanya ia betanya, "Cermin ajaib di dinding, siapakah wanita tercantik di dunia?" Lalu karena cermin si ibu tiri adalah cermin ajaib, cermin tersebut kemudian dapat memperlihatkan gambaran dari Putri salju.
 

Sayangnya cermin yang saya dan Anda miliki bukan cermin ajaib. Jadi setiap kali kita bercermin, pasti yang kita lihat adalah gambaran kita sendiri. Justru malah aneh kalau kita bercermin lalu yang terlihat adalah gambaran diri orang lain.

Kita semua adalah cermin Tuhan. Kalau kita cermin Tuhan, berarti seharusnya kita mencerminkan gambaran dan sifat-sifat dari Tuhan itu sendiri. Bahkan juga kita itu dijadikan menurut gambaran dan rupa Allah.
 
Pertanyaan adalah, "Cermin seperti apakah diri kita?" Bila kita merupakan cermin yang utuh dan mengkilap tentu saja kita akan dapat mencerminkan kemuliaan Tuhan. Saat orang melihat diri kita, mereka melihat Tuhan yang berkarya dalam hidup kita. Ini yang perlu kita semua kejar.

Bila kita merupakan cermin yang utuh namun kusam, kita perlu memoles supaya cermin tersebut menjadi mengkilap. Bila itu yang kita rasakan, mari kita berdoa dan minta Tuhan yang memoles diri kita untuk menjadi mengkilap. Selain berdoa supaya Tuhan yang memoles diri kita, kita perlu juga memoles diri kita sendiri. Caranya adalah dengan mengubah pikiran kita untuk menjadi selaras dengan pikiran Tuhan. Saat pikiran kita diubahkan, saat itulah kita akan berusaha memoles diri kita menjadi sesuai yang Tuhan mau.

Bagaimana bila kita merupakan cermin yang retak? Bila kita merupakan cermin yang retak, walaupun cermin itu mengkilap tidak akan banyak berguna. Banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya merupakan cermin yang retak.

Kilap dalam cermin tidak dapat menutupi kondisi keretakan cermin. Sekuat apapun Anda menutupi kondisi retak itu, Anda tidak bisa membohongi diri sendiri. Saya tidak bermaksud mengatakan kita harus memperlihatkan kerapuhan kita, menjadi cengeng, menjadi pahit, dan mempertontonan itu pada semua orang. Tidak! Tetapi setidaknya jujurlah! Banyak orang yang hari-hari ini senang sekali memakai "topeng".

"Topeng" yang digunakan adalah topeng yang tidak kasat mata, tidak kelihatan. Topeng yang digunakan adalah untuk menutupi kondisi diri yang retak. Mengapa banyak orang yang suka mengenakan topeng untuk menutupi cerminan diri yang retak?

Jawaban utama hanya satu: mereka tidak menyukai cermin retak itu. Mereka malu dengan cermin retak itu. Mereka benci dengan cermin retak itu. Karena itu, mereka berusaha supaya orang juga tidak melihat cermin retak itu.

Perasaan tertolak, disakiti, trauma, dan kepahitan ini berpengaruh sangat besar untuk menjadikan kita sebagai cermin yang retak. Efek dari tertolak, disakiti, trauma, dan kepahitan akan menyebabkan orang menjadi:
- Menarik diri dari orang lain.
- Menolak orang lain.
- Menyakiti orang lain.
- Memberontak.
- Cenderung mempertahankan diri secara berlebihan.
- Cenderung berusaha keras untuk membuat diri diterima
  orang lain.
- Sangat sensitif dan sulit disenangkan.
- Memilki harapan-harapan yang tidak realistis akan orang
  lain.

Bila ini adalah kondisi Anda, jangan biarkan ini berlarut-larut. Segera datang kepada Tuhan, bereskan kondisi ini. kondisi cermin yang retak bila dibiarkan berlama-lama akan menjadi cermin yang hancur. Biasanya bila cermin hancur tempatnya di pembuangan sampah. Ya, tidak lagi dipakai lagi. Jangan biarkan diri Anda menjadi cermin yang hancur!

Bagaimana bila sekarang kondisi Anda adalah cermin yang hancur? Apakah sudah tidak ada lagi harapan bagi Anda? Jangan kuatir, selalu ada harapan dalam Tuhan!

Mazmur 51:19 Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Betapa Tuhan itu baik. Cermin hancur pun Tuhan tidak pandang hina, bahkan ia dipandang sebagai korban sembelihan bagi-Nya. Bila kondisi Anda saat ini sebagai cermin yang hancur, datanglah pada-Nya. Minta Ia memulihkan kondisi Anda.

Ia begitu mengasihi Anda, si cermin hancur. Begitu besar kasih-Nya sehingga Ia rela mati bagi Anda. Darah-Nya tercurahkan untuk memperbaiki Anda kembali. Setiap tetesan darah-Nya mengelem dan menyatukan setiap kepingian dan sertipan diri Anda, hati Anda, jiwa Anda. Bukan sekedar mengelem dan menyatukan, bahkan Dia menjadikan Anda sebagai cermin baru yang utuh [2 Korintus 5:17]

Mari datang kepada-Nya. Apapun kondisi kita, cermin utuh yang mengkilap, cermin utuh yang kusam, cermin yang retak, bahkan cermin yang hancur; semua itu Dia terima dengan tangan terbuka.

Biarlah darah-Nya membasuh kita, memulihkan kita, dan menjadikan kita cermin yang sempurna sehingga kita dapat memancarkan kemuliaan-Nya.
Tuhan Memberkati Anda.

Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates