B G bertanya bolehkah kita makan makanan yang sudah disembayangi ? Inilah jawabnya:
Dalam keluarga yang plural, berkenan dengan makanan bekas sembahyangan dan agama Nasrani, sudah sering timbul kehebohan, saya [David] share sedikit, mungkin bisa bermanfaat.
Dalam kitab kisah Para Rasul, memang beberapa kali tertulis agar menghindari makanan persembahan berhala, namun tidak ada penjelasannya mengapa. Dalam kitab-kitab lain, sedikit berbeda, misalnya 1 Korintus 8 berikut:
4 Tentang persoalan makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala, kita tahu berhala menggambarkan sesuatu yang sebetulnya tidak ada. Dan kita tahu juga bahwa Allah hanya satu; TIDAK ADA YANG LAIN.
Memang banyak juga apa yang dinamakan ilah dan tuhan; baik yang ada dilangit dan maupun yang ada diatas bumi.
Tetapi bagi kita, Allah hanya satu. Ia Bapa yang menciptakan sesuatu. Untuk Dialah kita hidup. Dan Tuhan hanya satu juga, yaitu Yesus kristus. Melalui Dia segala sesuatu diciptakan, dan karena Dialah maka kita hidup.
Meskinpun begitu, tidak semua orang mengetahui hal itu. Ada yang dahulu biasanya menyembah berhala. Jadi, karena itu sampai sekarang pun mereka masih merasa bahwa makanan, yang sudah dipersembahkan kepada berhala, adalah makanan berhala. Maka kalau mereka makan makanan itu, mereka merasa berdosa; karena keyakinan mereka belum kuat.
Sebenarnya makanan sendiri tidak membuat hubungan kita dengan Allah menjadi lebih akrab. Kalau kita makan makanan itu, kita tidak dapat keuntungan apa-apa. Sebaliknya kalau kita tidak makan makanan itu, kita pun tidak rugi apa-apa.
Tetapi hati-hati! Jangan sampai terjadi bahwa orang lain menjadi berdosa--karena keyakinannya belum kuat--oleh sebab saudara bebas melakukan apa saja.
Ayat yang menarik lainnya adalah dari I Korintus 10
Kalau kalian diundang makanan oleh seorang yang bukan nasrani, dan kalian menerima undangan itu, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu. Tidak usah menyelidiki dari mana datangnya makanan itu, supaya tidak ada keberatan-keberatan di dalam hati narunimu.
Tetapi kalau ada yang berkata kepadamu, "Makanan ini sudah dipersembahkan kepada berhala," Janganlah makan makanan itu, karena memperhatikan kepentingan orang itu dan karena suara hati nurani.
MAKSUD SAYA BUKAN SUARA HATI NURANIMU, TETAPI SUARA HATI NURANI ORANG ITU,
SEMOGA BERMANFAAT.
Dalam keluarga yang plural, berkenan dengan makanan bekas sembahyangan dan agama Nasrani, sudah sering timbul kehebohan, saya [David] share sedikit, mungkin bisa bermanfaat.
Dalam kitab kisah Para Rasul, memang beberapa kali tertulis agar menghindari makanan persembahan berhala, namun tidak ada penjelasannya mengapa. Dalam kitab-kitab lain, sedikit berbeda, misalnya 1 Korintus 8 berikut:
4 Tentang persoalan makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala, kita tahu berhala menggambarkan sesuatu yang sebetulnya tidak ada. Dan kita tahu juga bahwa Allah hanya satu; TIDAK ADA YANG LAIN.
Memang banyak juga apa yang dinamakan ilah dan tuhan; baik yang ada dilangit dan maupun yang ada diatas bumi.
Tetapi bagi kita, Allah hanya satu. Ia Bapa yang menciptakan sesuatu. Untuk Dialah kita hidup. Dan Tuhan hanya satu juga, yaitu Yesus kristus. Melalui Dia segala sesuatu diciptakan, dan karena Dialah maka kita hidup.
Meskinpun begitu, tidak semua orang mengetahui hal itu. Ada yang dahulu biasanya menyembah berhala. Jadi, karena itu sampai sekarang pun mereka masih merasa bahwa makanan, yang sudah dipersembahkan kepada berhala, adalah makanan berhala. Maka kalau mereka makan makanan itu, mereka merasa berdosa; karena keyakinan mereka belum kuat.
Sebenarnya makanan sendiri tidak membuat hubungan kita dengan Allah menjadi lebih akrab. Kalau kita makan makanan itu, kita tidak dapat keuntungan apa-apa. Sebaliknya kalau kita tidak makan makanan itu, kita pun tidak rugi apa-apa.
Tetapi hati-hati! Jangan sampai terjadi bahwa orang lain menjadi berdosa--karena keyakinannya belum kuat--oleh sebab saudara bebas melakukan apa saja.
Ayat yang menarik lainnya adalah dari I Korintus 10
Kalau kalian diundang makanan oleh seorang yang bukan nasrani, dan kalian menerima undangan itu, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu. Tidak usah menyelidiki dari mana datangnya makanan itu, supaya tidak ada keberatan-keberatan di dalam hati narunimu.
Tetapi kalau ada yang berkata kepadamu, "Makanan ini sudah dipersembahkan kepada berhala," Janganlah makan makanan itu, karena memperhatikan kepentingan orang itu dan karena suara hati nurani.
MAKSUD SAYA BUKAN SUARA HATI NURANIMU, TETAPI SUARA HATI NURANI ORANG ITU,
SEMOGA BERMANFAAT.