Pages

Ads 468x60px

Rabu, 29 Juli 2015

KEPO


Jawab Yesus, "Jika Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang. itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: Ikutlah Aku [Yohanes 21:22]

Anak-anak muda Jakarta akan menjuluki temannya Kepo apabila temannya itu "selalu ingin tahu urusan orang lain". Rasa ingin tahu sebenarnya sangat positif, karena akan menolong seseorang untuk mencari lebih banyak pengetahuan. Akan tetapi, kalau rasa ingin tahu itu berlebihan maka dampaknya bisa negatif, karena mengganggu privasi orang lain.

Penyakit kepo ini ternyata juga pernah menyerang Petrus. Ia ingin tahu mengenai kehidupan Yohanes di masa depan. Maka, Yesus menegur Petrus, sebab apa yang akan terjadi pada Yohanes sama sekali bukan urusan Petrus. Urusan Petrus adalah mengikuti Yesus. Tuhan pasti peduli kepada Yohanes dan tahu apa yang terbaik baginya. Di sisi lain, dia juga peduli terhadap Petrus, tetapi cara Yesus memperlakukan mereka masing-masing bisa berbeda, karena setiap pribadi punya keunikannya sendiri.

Atas adanya perbedaan-perbedaan itu, Allah punya rencana dan kehendak sendiri bagi setiap orang yang percaya kepada Dia. Allah tidak berkewajiban memperlakukan kita sama seperti Dia memperlakukan orang lain. Dia tidak berkewajiban untuk memberkati kita dengan cara yang sama seperti dia memberkati orang lain. kita tak perlu meributkan atau merepotkan diri dengan hal itu. itu sepenuhnya adalah kedaulatan dan wewenang Allah. Tugas kita hanya memastikan bahwa kita sendiri sudah tahu sedang mengikuti Yesus dengan sungguh-sungguh. Apabila kita mengikuti Dia dengan serius, kita tidak akan punya waktu untuk memikir bagaimana Dia memperlakukan orang-orang di sekitar kita. itu bukanlah urusan kita. Mari pikirkan saja bagimana kita dapat mengiring Dia makin dekat.

MASING-MASING PRIBADI KITA UNIK ADANYA DENGAN SEGALA KURANG DAN LEBIHNYA.


[KEPO] 

Jesus answered, "If I will that he tarry till I come, what is that. But you: Follow me [John 21:22] 

Young children will dub his Jakarta Kepo when his friend "always wanted to know other people's business". Curiosity is actually very positive, because it will help a person to seek more knowledge. However, if curiosity is excessive then the impact could be negative, because they interfere with the privacy of others. 

Disease for police, it is also never attacked Peter. He wanted to know about the life of John in the future. Then, Jesus rebuked Peter, because what would happen to John Peter did not matter. Peter affairs is to follow Jesus. God certainly cares for John and knows what is best for him. On the other hand, he also cares for Peter, but the way Jesus treated each of them can be different, because each person has their own uniqueness. 

Above their differences, God has his own plan and will for everyone who believes in him. God is under no obligation to treat us the same as He treats others. He is not obligated to bless us in the same way as he bless others. we do not need to fuss or bother with it. it completely is the sovereignty and authority of God. Our job is just to make sure that we already know are following Jesus in earnest. If we follow Him seriously, we will not have time to think how he treats the people around us. it is not our business. Let's just think about how do we can escort him closer. 

EACH PERSON IS OUR UNIQUE AND MORE WITH LESS ALL HIS.

MANIPULASI


Katakanlah padaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?" Jawaban perempuan itu, "Betul sekian" [Kisah Para Rasul 5:8]

Apabila menilik perbuatan Ananias dan Safira, seberat apakah kesalahan mereka sehingga tak ada kesempatan kedua? Mari cermati hal ini agar kita tak mengulangi tindakan mereka: Suasana jemaat mula-mula diliputi kegembiraan karena karya Allah begitu nyata dalam persekutuan orang percaya. Sebagai jemaat menjual harta miliknya; bahkan menjual tanahnya untuk kepentingan kelompok. Ananias dan Safira juga. Akan tetapi, setelah menjualnya, dengan sengaja mereka menahan hasil penjualan. Sebetulnya, Petrus serta jemaat mula-mula tidak menuntut Ananias dan Safira menyerahkan keseluruhan hasil penjualan. Sayangnya, Ananias dan Safira mengaku memberikan seluruhnya, padahal mereka menahan sebagian. Itu sebabnya Petrus bertanya, "Dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?"

Mereka dihukum bukan karena tidak mempersembahkan semua hasil tanahnya, melainkan karena dengan sengaja mereka memanipulasi hasil penjualan tanah dan berlaku tidak jujur. Barangkali mereka mengharapkan decak kagum dari komunitas jemaat mula-mula, supaya jemaat mengira mereka memberi banyak. Bagi Petrus, ini adalah penipuan terhadap Roh Kudus. Tentu umat dan Roh Kudus tidak sama. Akan tetapi, Roh Kudus memperhatikan bagaimana orang bersikap terhadap umat Tuhan.

Bagaimana sikap kita terhadap jemaat? Apakah kita kerap terjebak dalam menipulasi, yaitu mengambil untung dari persekutuan jemaat? Ataukah kita tulus melayani dan memberi diri di situ? Tuhan melihat hati kita. Jadilah saluran berkat yang menyenangkan hati-Nya.

KITA TAK PERLU MENCARI PUJIAN SESAMA TUHAN TAHU MENGGANJAR KITA YANG MENYENANGKAN HATI-NYA


[MANIPULATION] 

Tell me, at the price of so-whether you sell the land? "Her answer," Yes so "[Acts 5: 8] 

When you view the act of Ananias and Sapphira, weighing whether their errors so that there is no second chance? Let's look at this so that we do not repeat their actions: Atmosphere early church filled with the joy of God's work is so evident in the fellowship of believers. As the congregation sell his property; even sell their land for the benefit of the group. Ananias and Sapphira also. However, after selling it, they deliberately withhold sales results. Actually, Peter and the early church did not demand Ananias and Sapphira submit overall sales results. Unfortunately, Ananias and Sapphira claimed to give entirely, even though they hold the majority. That's why Peter said, "With the price of so-whether you sell the land?" 

They were punished not because they do not present all the results of the soil, but because they deliberately manipulate the outcome of the sale of land and dishonest. Perhaps they expect the admiration of the early church community, so that the church thought they gave a lot. For Peter, this is fraud against the Holy Spirit. Certainly the people and the Holy Spirit are not the same. However, the Holy Spirit how the people behave towards the people of God. 

How does our attitude toward the congregation? Do we often get caught up in manipulation, which took advantage of the fellowship of the church? Or we sincerely serve and give yourself there? God sees our hearts. Be a channel of blessing which pleases Him. 

WE DO NOT NEED TO FIND PEOPLE PRAISE GOD KNOWS OUR FUN reward HIS HEART.

MENGGANTUNGKAN HARAPAN


Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu berkata kepadanya, "Jangan menangis!" [Lukas 7:13]

Ketika suaminya meninggal, wanita ini bertekad menjanda untuk membesarkan anak tunggalnya. Ia berjuang melawan kerasnya hidup, termasuk cercaan serta cibiran tetangga yang mewaspadai para janda. Ia berpikir, "Tak apalah aku susah sekarang. Sebentar lagi anakku dewasa, dan dia harapan masa tuaku." Namun mendadak, anak tunggalnya itu meninggal. Harapan hidupnya terampas seketika. Sampai dia harus bertanya, "Untuk apa lagi aku hidup?" Di sepanjang jalan desa Nain menunju pemakaman, air matanya telah kering. Meski orang-orang turut meratapi kepergian putranya, tak ada yang memahami kesedihannya karena kehilangan tempat menggantungkan hidup.

ketika ia berpapasan dengan Yesus, kesedihan mencekik kerongkongannya. Ia tak lagi mampu mengucap, memohon pertolongan. Apakah hati Sang juru Selamat hanya bergerak jika diminta, dan jika ada iman kepada-Nya? ketika hidupnya "lumpuh", Sang Juru Selamat memahaminya. Dia peduli pada hati yang menjerit tanpa kata. Dengan penuh kasih Dia berkata: "Jangan menangis." Ucapan ini bukan sekadar penghiburan di kala duka. Sebab, Dia adalah Tuhan yang berkuasa atas maut dan kehidupan. Maka, dengan penuh kuasa Yesus berseru: "Hai anak muda....bangkitlah". Yesus bukan hanya membangkitkan si anak muda itu, tetapi juga menghidupkan kembali harapan si janda.

Kepada siapakah Anda menggantungkan harapan masa depan? Kepada pasangan hidup, anak-anak, harta, asuransi, atau yang lain? Ingatlah bahwa semua itu bisa mati dan habis. Maka, berharaplah kepada sumber kehidupan, yaitu Yesus, yang selalu mampu dan mau memperdulikan kita.

TARUHLAH SEGALA HARAPAN HIDUP KITA PADA DASAR YANG TEGUH DAN TAK TERGOYAHKAN.


[Hang hopes] 

When the Lord saw that the widow, his heart was moved with compassion, and said to him, "Do not cry!" [Luke 7:13] 

When her husband dies, she is determined widow to raise her only child. He fought against the harshness of life, including insults and scorn neighbors wary of widows. He thought, "Never mind I was in trouble now. Soon my adult son, and she hopes my future." But suddenly, her only child was dead. Instantly deprived of his life expectancy. Until he had to ask, "For what I live?" Along the road that leads Nain village cemetery, the tears have dried. Although people also lament the passing of his son, no one understands her sorrow at the loss of a livelihood. 

when he met with Jesus, sadness strangle throat. He was no longer able to give, pleading for help. Is the interpreter Welcome liver only move when requested, and if there is faith in Him? when his "lame", the Savior understood. He cares about the heart screaming without words. Lovingly He said: "Do not cry." Speech is not just a consolation in times of grief.  For, He is the Lord of the power of death and life. So, with the full power of Jesus cried out: "O young boy .... arise". Jesus not only raised the youth, but also revive hopes of the widow. 

To whom you hang hope for the future? The spouse, children, property, insurance, or something else? Remember that all of it could be dead and gone. So, hopefully to the source of life, that is Jesus, who is always able and willing to care for us. 

Put ALL HOPE OUR LIFE ON THE BASIS OF THE steadfast and immovable.

Sabtu, 25 Juli 2015

BUKAN REMISI


Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! [Mazmur 52:3]

Seorang narapidana memperoleh remisi, antara lain karena ia dianggap berkelakuan baik selama berada di dalam penjara. Kebaikan membuahkan pengurangan hukum. Anugerah Allah bekerja sebaliknya. Dia mencurahkan anugerah justru karena kita durhaka dan tidak mampu memperbaiki diri dengan kekuatan sendiri.

Daud sangat menyadari hal itu. Ketika berzinah dengan Batsyeba, ia sedang berada di puncak kejayaan sebagai raja Israel. Bangsanya mengenalnya sejak ia menjadi pahlawan kecil yang secara mengejutkan menumbangkan raksasa Goliat. Selanjutnya ia memimpin pasukan Israel ke dalam berbagai kemenangan sehingga ia dielu-elukan oleh rakyat. Ketika akhirnya menjadi raja, ia juga mencatat prestasi mengesankan: mengembalikan Tabut Allah yang dirampas bangsa Filistin ke Yerusalem, meraih sekian banyak kemenangan militer, dan menunjukkan kebaikkan yang tulus kepada Mefiboset.

Namun, saat bertobat dari dosanya, ia tidak mengutip satupun pencapaian itu sebagai senjata untuk "merayu" Allah agar mengurangi hukumnya. Sama sekali tidak. Menarik dicatat pula, ia hanya berseru, "ya Allah" bukan "ya Allahku". Ia menyadari betapa parah dosa merusak hubungannya dengan Allah. Maka, ia hanya meminta belas kasihan, kasih setia, dan rahmat Allah yang Mahabaik. Kebaikannya selama ini tidak berguna untuk meringankan dosa; hanya anugerah Allah yang sanggup mengampuni dan menembusnya.

Anda bergumul dengan suatu pelanggaran, dan merasa harus melakukan perbuatan baik tertentu untuk menembusnya? Berhentilah bergumul seperti itu. Ikutilah teladan pertobatan Daud.

DOSA TIDAK DAPAT DIRINGANKAN OLEH PERBUATAN BAIK NAMUN DAPAT DIHAPUSKAN OLEH ANUGERAH ALLAH.


[NON-remission] 

Have mercy on me, O God, according to your unfailing love, blot out my transgressions according to your great mercy! [Psalm 52: 3] 

An inmate obtaining remission, partly because he considered good behavior while in prison. Kindness led to a reduction in the law. God's grace works vice versa. He pours grace precisely because we are ungodly and are not able to repair itself by its own power. 

David was very aware of it. When committed adultery with Bathsheba, he was at the height of glory as the king of Israel. Nation known him since he was a little hero who stunned the giant Goliath. Subsequently he led the Israeli army into many victories that he was hailed by the people. When it finally became king, he also noted the impressive interpretation: the Ark of God to restore deprived of the Philistines to Jerusalem, won many military victories, and shows genuine kindness to Mephibosheth. 

However, when repented of his sin, he does not cite any achievement it as a weapon to "seduce" God in order to reduce legal. Absolutely not. Interesting note anyway, he just cried, "O God" instead of "O my God!". He realized how serious sin destructive relationship with God. So, he just asked for mercy, mercy, and grace of the Good God. Kindness during this time is not useful to alleviate sin; only the grace of God could forgive and penetrate. 

You struggle with an offense, and feel the need to do good deeds certain to pass through? Stop struggling like that. Follow the example of David's repentance. 

Sin can not be alleviated BY GOOD DEEDSBUT BY THE GRACE GOD can be eliminated.

SIAPAKAH ANDALANMU?


Tetapi carilah kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu [Lukas 12:31]

Ketamakan dapat melanda siapa saja. Bukan orang yang berkuasa, orang miskin dan tidak memiliki kuasa juga bisa salah menyingkapi harta di hidupnya. Ketamakan orang yang berkuasa menimbulkan tindak korupsi, ketamakan orang miskin menghalalkan pencurian. Semua di dasari oleh sikap mengandalkan harta, lebih dari mengandalkan Tuhan.

Berlawanan dengan sikap hidup demikian, Tuhan Yesus mengajar orang beriman supaya mempercayai pemeliharaan Allah hidupnya. Tantangan-Nya agar orang menjual segala milik dan memberi sedekah adalah jawaban radikal supaya orang bisa terlepas dari belenggu harta yang menghalanginya untuk menemukan kerajaan Allah. Ketamakan manusia yang menimbulkan harta, akan menyebabkan ketidakseimbangan, ketidakadilan, dan kecemburuan sosial. Pesan ini tidak hanya berbicara pada zaman itu karena adanya ketimpangan sosial antara orang miskin yang tertindas oleh penjajah, dan kalangan orang kaya yang berkolusi dengan penguasa. Namun, juga berbicara untuk saat ini dan negeri ini [Indonesia], di mana banyak terjadi kolusi antara para pemegang kuasa dan uang, untuk memperkaya diri.

Hidup yang mengandalkan Tuhan membuahkan sikap hidup mau berbagi. Sebaliknya, hidup yang mengandalkan harta membuat orang tamak dan mementingkan diri sendiri. Tuhan tahu kita memerlukan harta untuk hidup, tetapi harta itu sama sekali tak boleh menjadi andalan. Tuhan Yesus menghendaki agar kita mencari kerajaan Allah lebih dahulu, baru yang lain akan ditambahkan. Tuhan kita tidak pernah ingkar janji. Maka, ketika kita mengandalkan pemeliharaan Tuhan, kita tidak akan kecewa.

KETAMAKAN ADALAH USAHA MEMPEROLEH BAGIAN HIDUP YANG MERUSAK HIDUP ITU SENDIRI.


[WHO expectations?] 

But seek his kingdom, and all these things shall be added unto you also [Luke 12:31] 

Greed can hit anyone. Not the powerful, the poor and do not have power can also be misinterpreting treasure in life. Greed ruling the cause of corruption, the greed of the poor justifies theft. All of the underlying by reliance treasure, more than relying on God. 

Contrary to such attitudes, Jesus teaches that believers believe in the providence of God his life. His challenge to get people to sell all possessions and give alms is a radical answer so that people can come loose from the shackles that prevented treasure to find the kingdom of God. Human greed that lead to treasure, will lead to imbalance, injustice, and social envy.  
This message is not only to speak at that time because of the social inequality between the poor were oppressed by the invaders, and among the rich who colluded with the authorities. However, it also speaks to this time and this country [Indonesia], where a lot of collusion between the holders of power and money, to enrich themselves. 

Life relying on God led to an attitude of life are willing to share. Instead, rely on the wealth of life makes people greedy and selfish. God knows we need the treasure for life, but the property was not at all be a mainstay. Jesus wants us to seek the kingdom of God first, then the others will be added. Our Lord never break a promise. So, when we rely on the providence of God, we will not be disappointed. 

Greed ACQUIRED BUSINESS IS THE LIFE THAT DAMAGE THE LIFE ITSELF.

HANYA FIRMAN


Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat....[Matius 11:4]

Ketika pekerjaan, pelayanan, dan kehidupan berjalan dengan baik, kita mudah mengatakan bahwa Tuhan menyertai kita. Namun, apa perasaan kita jika musibah tiba-tiba datang sehingga hidup menjadi sulit, tertekan, terancam? Apalagi kita merasa harus menanggung semua itu sendiri. Bagaimana jika iman kita yang tadinya kita anggap teguh, tiba-tiba goyah?

Yohanes Pembaptis adalah orang yang memecah kebisuan setelah lebih dari 3 abad tidak ada nabi Allah yang berbicara. Ia tampil sebagai nabi yang kuat, yang berani menegur dosa banyak orang, termasuk Herodes - raja yang sedang berkuasa - sehingga ia masuk penjara. Dialah yang memperkenalkan Yesus sebagai Mesias dan meyakini dirinya hanya pembuka jalan [bandingkan dengan Yohanes 1:19-37]. Namun, ketika ia menderita dipenjara, dan merasa harus menanggungnya sendiri, keyakinan Yohanes goyah. Iapun mengutus muridnya untuk bertanya kepada Yesus: "Engkaukah yang akan datang itu, atau haruskah kamu menanti yang lain?" Bagaimana reaksi Yesus? Dia menyuruh murid itu kembali dan menceritakan apa yang mereka dengar dan saksi tentang segala yang diperbuat Yesus: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta ditahirkan, orang tuli mendengar, orang mati bangkit, dan orang miskin mendengar kabar baik. Yesus ingin Yohanes mengingat nubuat Yesaya, yang sedang digenapi dalam hidup dan pelayanan Yesus [Yesaya 29:18, 35:5-6]. Maka, kebenaran firman itulah yang meneguhkan lagi iman Yohanes.

Jika iman kita goyah, izinkanlah Roh Kudus berbicara melalui firman yang kita renungkan setiap hari. Firman yang hidup itu berkuasa meneguhkan kembali langkah kita dalam mengikuti Dia.

APABILA KESUKARAN MENGGOYAHKAN KITA KEYAKINAN CARILAH SANDARAN PADA FIRMAN TUHAN YANG MENEGUHKAN.


[ONLY WORD] 

Go and tell John what you hear and see .... [Matthew 11: 4] 

When work, ministry, and life goes well, it is easy to say that God is with us. However, what we feel when disaster suddenly comes to life becomes difficult, pressured, threatened?

Moreover, we feel we must bear all of it's own. What if our faith that had we consider firm, suddenly faltering?John the Baptist was the one who broke the silence after more than three centuries no prophet of God who speaks. He appeared as a powerful prophet, who dared to rebuke the sins of many people, including Herod - the king is in power - so he went to prison. It was he who introduced Jesus as the Messiah and believed himself just a pacesetter [cf. John 1: 19-37].  
However, when he suffered imprisonment, and felt compelled to bear his own, John shaky confidence. And he sent his disciples to ask Jesus: "Are you the one who is to come, or should you wait another?" How does Jesus' reaction? He told the students that come back and tell what they heard and witnesses of all the things which Jesus: the blind see, the lame walk, lepers cleansed, the deaf hear, the dead rise up, and the poor hear good news. Jesus wanted John to remember the prophecy of Isaiah, which was fulfilled in the life and ministry of Jesus [Isaiah 29:18, 35: 5-6]. So, that's the truth of the word of faith which affirms again John. 

If our faith waver, let the Holy Spirit speak through the word which we contemplate every day. The living Word ruling reaffirms our steps in following Him. 

IF OUR BELIEFS difficulty shake LOOK AT THE WORD OF GOD uplifting.

Kamis, 23 Juli 2015

IKAN BAKAR


Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa [Mazmur 57:10]

Tempat makan ikan bakar kesukaan saya adalah sebuah warung di pinggir sebuah sungai, di daerah perumahan yang bersebelah dengan kompleks perumahan tempat saya tinggal. Lokasi warung itu cukup sulit dicari. Bahkan, walau sudah terlihat, warung itu tidak tampak meyakinkan. Namun, warung itu hampir tidak pernah sepi pengunjung. Bagaimana orang-orang itu, termasuk saya, bisa tahu mengenai warung tersebut? Melalui cerita dari orang-orang yang merasa puas dengan kelezatan ikan bakar yang dijualnya.

Adalah normal kalau seseorang bercerita dan mengajak orang lain untuk ikut merasakan pengalaman menyenangkan yang sudah dialami. Tak heran, setelah Daud merasa kasih Allah yang menyelamatkannya dari musuh, ia begitu antusias menceritakan kepada orang-orang. Daud merasa demikian bersukacita sehingga ia terdorong untuk bersaksi tentang Allah kepada siapa pun. Termasuk kepada bangsa-bangsa yang belum mengenal Dia.

Seperti Daud, sebagai orang-orang sudah dikasihi Tuhan, bukankah seharusnya kita juga selalu antusias bersaksi tentang Tuhan? Namun, mengapa banyak orang kristiani belum melakukannya? Penghalang pertama, sangatlah mungkin adalah kurang kesadaran kita akan karya Tuhan. Maka, kita perlu kerap menyediakan waktu untuk mengingat segala berkat Tuhan di hidup kita. Khususnya bagaimana di kayu salib Yesus mengingat dosa kita dan menghapusnya di situ. Penghalang kedua, bisa jadi adalah rasa takut berbagi. Untuk ini, mintalah keberanian dari Roh Kudus. Jika pengalaman makan ikan bakar yang nikmat bisa dibagi dengan antusias, mengapa pengalaman dikasihi Allah tidak bisa kita ceritakan?

BIASAKAN DIRI UNTUK MENERUSKAN HAL-HAL BAIK KHUSUSNYA SETIAP KARYA TUHAN YANG TERUS TERJADI DI HIDUP KITA.


[GRILLED FISH] 

I will praise thee among the nations, O Lord, I will sing praises to You among the nations [Psalm 57:10] 

Where to eat grilled fish my favorite is a stall on the edge of a river, in a residential area next to each other with the residential complex where I live. Location stall was quite difficult to find. In fact, though already seen, the shop does not seem convincing. However, the shop was almost never empty of visitors. How can these people, including me, can know about the shop? Through the stories of people who were satisfied with the delicacy of grilled fish it sells. 

It is normal if someone told me and invite others to join a pleasant experience that has been experienced. Not surprisingly, after David felt the love of God that saved him from the enemy, he was so excited to tell people. David was so glad that he is compelled to testify about God to anyone. Including to the nations who do not know Him. 

Like David, as people have loved God, should not we also always enthusiastic witnessing to the Lord? However, why many Christians have not done so? The first barrier, it is probably the lack of awareness we will be the work of God. So, we need to often take the time to remember all the blessings of God in our lives. In particular how the cross Jesus remember our sins and remove it there. The second barrier, could be the fear of sharing. For this, have the courage of the Holy Spirit. If the experience of eating a delicious grilled fish can be shared with enthusiasm, why God loved the experience we can not tell? 

Familiarize yourself to PASS ON THINGS EVERY GOOD ESPECIALLY WORK OF GOD CONTINUE TO OCCUR IN OUR LIVES.

BERIMAN ALA KATAK


Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya [Roma 6:5]

Satu kali di sebuah gereja terdengar bahwa si A mempersembahkan sejumlah besar uang persembahan. Orang-orang sampai berdecak kagum dan berkata: "Gile benar...."Beberapa minggu kemudian, terdengar lagi berita lain bahwa si A tadi sedang diadili karena kasus korupsi, yang jumlah puluhan kali lipat dari jumlah kolektenya yang "menggemparkan". Orang lantas berkomentar. "Wah, kalau ini....gile benaran!"

Bagi orang beriman, selalu ada godaan untuk hidup seperti katak yang bisa hidup di dua alam - hidup di air dan di darat - yakni orang-orang yang bisa hidup di dalam terang, sekaligus di dalam gelap. Pada hari minggu, sikapnya bisa amat berbeda dengan sikap hidupnya pada hari senin sampai sabtu. Ia bisa begitu alim dan suci saat berada di gereja, tetapi ketika kembali ke rumah dan pekerjaan, ia menjadi serigala beringas bagi sesamanya. Tak heran, persekutuan jemaat kemudian menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang "bertopeng"! Tentu hal ini tidak bisa dipukul rata, tetapi kecenderungan semacam ini bisa terjadi di mana-mana, di antara orang kristisni.

Itu sebabnya kita sangat perlu mengingatkan pesan Paulus, bahwa kita telah mati bagi dosa. Akan sungguh aneh jika orang mengaku kristiani, tetapi masih bisa hidup bagi dosa yang berarti malah "mematikan" Kristus yang hendak berkarya di hidupnya. Jika hal demikian bisa terjadi, berarti hidupnya belum sungguh-sungguh baru. Menjalani hidup baru memang tak mudah. Bukan lagi menghambakan diri pada dosa, melainkan kepada Kristus. Yakni dengan setia menaati perintah-perintah Kristus setiap hari, agar terjadi perubahan radikal dalam pola pikir serta tindakannya.

HIDUP YANG SETIAP HARI DIJALANI BAGI KRISTUS AKAN MENDATANGKAN SUKACITA DAN BERKAT PENUH.


FAITHFUL AS FROGS 

For if we have been united with him in the likeness of his death, we shall be also in the likeness of his resurrection [Romans 6: 5] 

One time in a church heard that the A dedicate a large amount of money offerings. People get amazed and said, "Crazy right ...." A few weeks later, there was again another news that the A was being tried for corruption, which number dozens of times more than the sum of its collections were "appalling". People then commented. "Well, if this truth .... crazy!" 

For believers, there is always the temptation to live like frogs can live in two worlds - life in water and on land - that people can live in the light, as well as in the dark. On the day of the week, she can be very different from the attitude of his life on Monday to Saturday. He can be so pious and holy when in church, but when returning home and job, he became a fierce wolf to his neighbor. Not surprisingly, the communion of the church became a gathering place for people who are "masked"! Of course this can not be beaten flat, but this trend can happen everywhere, among the kristisni. 

That's why we really need to remind Paul's message, that we are dead to sin. Would be strange indeed if people claim to Christian, but still can live for sin, which means even "turn off" the Christ who want to work in his life. If such things can happen, it means that his life is not really new. A new life is not easy. No longer devote themselves to the sin, but to Christ.  Namely faithfully obey the commands of Christ every day, so that a radical change in mindset and actions. 

DAILY LIFE FOR CHRIST WILL BRING lived JOY AND BLESSINGS FULL.

Selasa, 21 Juli 2015

BERANI KARENA BENAR


Segera sesudah Ahab melihat Elia, ia berkata kepadanya: "Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel?" [1 Raja-raja 18:17]

Mengapa orang takut berkata benar? Bisa jadi karena mengatakan kebenaran itu berisiko. Seperti kisah anak SD yang dimusuhi karena mengungkap kecurangan dalam ujian nasional. Ia dianggap mencelakan sekolah dan teman-temannya. Ia dikucilkan. Kebenaran yang ia ungkap berdampak tak menyenangkan dan secara langsung merugikan dirinya.

Saat Ahab menyembah berhala dan orang Israel berpaling dari Tuhannya, Elia menyampaikan firman Tuhan bahwa tidak akan ada embun maupun hujan di negeri itu. Setelah hal itu berlangsung selama tiga tahun, Tuhan meminta Elia kembali menemui Ahab. Sayang, raja Israel bukannya menyesali ketidakbenaran yang ia perbuat dan memperbaiki segala sesuatu, tetapi malah langsung menuduh Elia: "Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel?"

Ini juga bisa kita alami saat mengungkap kebenaran di keluarga, pelayanan, atau tempat kerja. Apalagi jika kita hanya sendirian, berhadapan dengan orang yang punya kekuasaan lebih, dan di belakang mereka ada banyak pendukung. Maka, bisa dipahami jika hingga kini berbagai penyimpangan, ketidakadilan, bahkan dosa, terus terjadi. Sangat mungkin karena orang takut pada ketidaknyamanan yang bisa timbul saat kebenaran diungkap.

Kita dipanggil untuk menjadi bagian rencana Tuhan agar keluarga, pelayanan, pekerjaan, bahkan bangsa kita [Indonesia], peroleh damai sejahtera. Ada kebenaran yang Tuhan ingin kita ungkapkan. Bukan untuk mencelakakan orang-orang yang kita kasihi, tetapi untuk mencegah mereka mencelakakan diri sendiri. Dengan pertolongan Tuhan, beranilah karena benar!.

KADANG KEBENARAN SEPERTI OBAT YANG PERIH BAGI LUKA YANG MAU DISEMBUHKAN.


[DARE FOR TRUE] 

When Ahab saw Elijah, he said to him: "Is that you, who troubled Israel?" [1 Kings 18:17] 

Why are people afraid of telling the truth? It could be telling the truth because it is risky. Like the story of elementary school children who despised for exposing cheating in national examinations. He is considered to cavil school and friends. He was excommunicated. The truth that he reveals the unpleasant impact and is directly detrimental to him. 

Ahab when the idolatry and the people of Israel turned away from God, Elijah speaks the words of God that there will be no dew or rain in the land. Once it goes on for three years, God asked Elijah back to Ahab. Unfortunately, the king of Israel instead of regretting untruth that he did and fix everything, but instead directly accused Elijah: "Is that you, who troubled Israel?" 

It also could we experience while uncovering the truth in the family, ministry, or the workplace. Moreover, if we are alone, dealing with people who have more power, and behind them there are a lot of supporters. So it is understandable if up to now the various irregularities, injustices, even sin, continue to occur. Very likely because people are afraid of the discomfort that can arise when the truth is revealed. 

We are called to be part of God's plan so that family, services, jobs, and even our nation [Indonesia], obtained peace. There is a truth that God wants us to express. Not to hurt the people we love, but to prevent them from harming themselves. With God's help, be bold because right !. 

SOMETIMES THE TRUTH AS DRUG FOR sore HEALED WOUNDS THAT WANT.

PERJANJIAN LAMA & PERJANJIAN BARU


Sebab, jika pelayanan yang memimpi kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran [2 Korintus 3:9]

Yahudi itu bangga memiliki Hukum Taurat yang tertulis dalam Perjanjian Lama. Mereka juga bangga pada tokoh-tokohnya; seperti Musa, Abraham. Peristiwa Musa turun dari Gunung Sinai, telah menerima dua loh batu bertuliskan sepuluh Hukum Taurat, sangat berkesan dan tidak akan mereka lupakan. Setelah menemui Tuhan, wajah Musa memancarkan kemuliaan-Nya. Bahkan, sampai ia turun dari Sinai, wajahnya tampak bersinar cemerlang. Akibatnya, orang Israel tak tahan melihatnya. Namun lambat laun, cahaya itu memudar.

Kisah ini dipakai Paulus untuk membandingkan kemuliaan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Paulus mengatakan bahwa Perjanjian Lama akan berakhir dengan penghukuman. Karena, Hukum Taurat berisi standar kebenaran yang tidak dapat dipenuhi oleh siapa pun maka pasti semua orang tidak akan luput dari dosa. Akan tetapi, Perjanjian Baru adalah pembenaran Allah bagi orang yang berdosa. Karena tuntutan Hukum Taurat itu telah dipenuhi secara sempurna oleh Tuhan Yesus. Betapa besar perbedaan antara penghukuman dan pembenaran!

Sampai sekarang, banyak orang masih berpikir bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan melakukan perbuatan baik. Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa keselamatan adalah kasih karunia Allah semata. Segala upaya manusia hanya akan menemui jalan buntu; hanya akan berakhir pada kegagalan dan hukuman Allah. Itulah sebabnya, kita yang sudah menerima anugerah penebusan Allah. Perlu memiliki hati yang terbeban untuk mendoakan dan memberitakan jalan keselamatan yang merupakan anugerah Allah ini kepada orang lain.

KESELAMATAN MANUSIA SEMATA KARENA ANUGERAH ALLAH SEBARKAN AGAR SETIAP MANUSIA SEGERA MENGETAHUI HAL INI.


[TESTAMENT OLD & NEW TESTAMENT] 

Therefore, if the service memimpi to condemnation is glorious, how much more glorious service which led to the justification [2 Corinthians 3: 9] 

Jewish Law is proud to have written in the Old Testament. They are also proud of his characters; like Moses, Abraham. Events Moses came down from Mount Sinai, has received two stone tablets inscribed with the ten Law, very memorable and they will never forget. After seeing God, Moses' face radiate His glory. In fact, until he came down from Sinai, his face was shining brilliantly. As a result, the children of Israel could not bear to see it. But gradually, the light was fading. 

This story of Paul used to compare the glory of the Old Testament and the New Testament. Paul says that the Old Testament will end up with condemnation. Because, the law contains a standard that can not be met by anyone then surely everyone will not escape from sin. However, the New Testament is God's justification of the sinner. Because of the demands of the law that have been met perfectly by the Lord Jesus. How great is the difference between condemnation and justification! 

Until now, many people still think that salvation can be earned by doing good deeds. The Bible says clearly that salvation is God's grace alone. All human efforts will only be deadlocked; only to end in failure and the judgment of God. That is why, we who have received God's redemptive grace. Need to have a heart that is burdened to pray and preach the way of salvation which is the gift of God to others. 

ONLY HUMAN SAFETY AWARD FOR GOD SPREAD TO EVERY HUMAN KNOWING THIS IMMEDIATELY.

KONSEKUENSI SEBUAH KEPUTUSAN


Rubah mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakan kepala-Nya [Matius 8:20]

Tampilnya Yesus dengan pengajaran yang berkharisma, dengan kuasa ilahi untuk menyembuhkan, serta kepribadian-Nya yang hangat, memesona begitu banyak orang. Lalu sesuatu yang tak lazim terjadi. Seorang ahli Taurat - kaum yang "biasanya" memusuhi dan mencari kesalahan Yesus - dengan penuh kekaguman menyapa Yesus sebagai "rabi" [guru besar]. Bahkan, ia menyatakan kerinduan untuk ikut Yesus ke mana pun. Saat menanggapinya, Yesus seolah-olah berkata: "Sebelum mengikuti Aku, sadarilah keputusanmu, sebab ada harga yang harus kaubayar."

Yesus tak ingin menggalang pengikut yang hanya terseret emosi sesaat. Semangatnya mudah berkobar, tetapi sebentar kemudian surut dan lenyap. Yesus mengingatkan bahwa mengikuti Dia berarti menyangkal diri dan memikul salib, lebih mengutamakan Dia diatas kepentingan sendiri dan keluarga, dan membagikan harta bagi orang miskin. Sanggupkah Anda memikul konsekuensi dari keputusan mengikut Dia? Jangan ambil keputusan karena emosi atau ambisi. Ambilah keputusan karena Anda menyadari bahwa Dia yang memanggil maka Dia akan memampukan Anda untuk setia mengiring dan melayani-Nya.

IKUTLAH YESUS BUKAN UNTUK MENCARI BERKAT TETAPI UNTUK MENJADI BERKAT.


[CONSEQUENCES OF A DECISION] 

Foxes have burrows and birds have nests, but the Son of Man has no place to lay his head [Matthew 8:20] 

Appearance of Jesus with a charismatic teaching, the divine power to heal, as well as his personality is warm, charming so many people. Then something unusual happened. A scribe - a people who "usually" hostile and fault finding Jesus - with awe greeted Jesus as "rabbi" [professor]. In fact, he expressed the desire to follow Jesus wherever. When responding, Jesus seemed to say: "Before following the I, realize decision, because there is a price to be you paid." 

Jesus did not want to mobilize followers who just dragged emotional moment. Easy spirit flared, but a minute later recede and disappear. Jesus warned that followed him deny himself and take up the cross, prefers him above his own interests and family, and distribute wealth to the poor. You Can They bear the consequences of the decision to follow him? Do not take the decision because of emotions or ambitions. Take decisions because you realize that he is calling, He will enable you to faithfully escort and serve Him. 

Follow JESUS ​​BUT NOT FOR SEEKING BLESSINGS TO BE BLESSING.

Rabu, 15 Juli 2015

UJI KELAYAKAN


Selidikilah aku, ya Allah, kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku [Mazmur 139:23]

Kita tidak dapat menilai karya kita sendiri secara objektif. Itu sebabnya, selalu dibutuhkan pihak yang independen dan terpercaya untuk menguji dan menilai.

Demikian pula dengan hati kita. Sesungguhnya kita tak dapat menilai hati kita sendiri. Kita mungkin berpendapat bahwa apa yang kita lakukan sudah memiliki motivasi yang benar. Akan tetapi, belum tentu itu terbukti benar di hadapan Tuhan. Pemazmur juga merasa bahwa apa yang dilakukannya sudah benar, walau demikian ia tetap meminta Tuhan menyelidiki hati dan pikirannya. Semua ini didasari dengan kesadaran bahwa Tuhan itu Mahatahu - Dia benar-benar mengetahui segala isi hati dan pikirannya. Dan, karena Tuhan adalah kebenaran maka semua penilaian Tuhan pasti benar. Lebih jauh, pemazmur juga menunjukkan hati yang mau diajar dan dituntun ke jalan yang benar.

Mungkin kita sudah merasa bahwa semua yang kita kerjakan telah kita lakukan dengan cara dan motivasi yang benar, bagi kemuliaan Tuhan. Namun, kerap kali kita tidak menyadari bila motivasi kita perlahan mulai berubah. Maka, kita perlu selalu terbuka dihadapan Tuhan. Mintalah Tuhan melihat hati kita yang terdalam. Dan, apa pun yang Tuhan singkapkan, biarlah kita memiliki hati yang mau ditegur dan mau dituntun ke jalan yang benar.

AGAR DAPAT HIDUP BERKENAN DI HADAPAN TUHAN KITA HARUS SELALU TERBUKA UNTUK DIUJI DAN DITUNTUN TUHAN.


[FEASIBILITY TEST] 

Search me, O God, and know my heart: try me, and know my thoughts [Psalm 139: 23] 

We can not judge our own work objectively. That is why, it always takes an independent and trusted parties to test and assess. 

Similarly, with our hearts. Surely we can not judge our own hearts. We might argue that what we do already have the right motivation. However, it is not necessarily proven right with God. The psalmist also feel that what he is doing is correct, however it is still asking God hearts and minds. All this is based on the realization that God is omniscient - he really knows all hearts and minds. And, since God is the truth of God then all votes must be true. Furthermore, the psalmist also shows teachable heart and guided to the right path. 

Maybe we already feel that all that we do we do with the way and the right motivation, to the glory of God. However, often we do not realize when motivation we slowly began to change. So, we need to always be open before God. Ask God sees our hearts deepest. And, whatever God has revealed, let us have a heart that would be reprimanded and will be guided to the right path. 

IN ORDER TO LIVING please God WE HAVE ALWAYS OPEN TO THE TESTED AND GOD guided.

KEPUTUSAN


Atau kausangka bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? [Matius 26:53]

Jika kita mengonsumsi makanan berlemak setiap hari dalam porsi besar, apa yang akan terjadi lima tahun mendatang? Timbun lemak dan kolestrol. Jika kita mengisap dan menghabiskan dua bungkus rokok setiap hari, apa yang akan terjadi dengan tubuh kita di tahun-tahun mendatang? Paru-paru kita akan rusak. Demikianlah, setiap hari kita membuat keputusan penting. Sebagian dari kita mungkin akan memilih kesenangan bagi diri sendiri saat ini, walau di masa depan ada akibat yang tidak menyenangkan. Sebaliknya, ada juga keputusan yang kini terasa tidak nyaman, tetapi hasilnya baik di masa mendatang.

Malam itu, setelah perjamuan terakhir dengan para murid, merupakan waktu yang berat bagi Yesus. Sebenarnya Dia bisa membiarkan murid-murid melakukan perlawanan guna mencegah penangkapan-Nya. Dia juga bisa memerintah pasukan malaikat untuk melindungi dan melepaskan-Nya dari perjalanan menuju salib yang mengerikan. Akan tetapi, Dia memilih untuk taat kepada perintah Bapa-Nya - melangkah menuju salib. Sebab, Dia sangat tahu keputusan-Nya ini akan berdampak bagi kehidupan manusia di masa mendatang.

Mungkin hari ini Tuhan membawa kita memasuki masa-masa yang paling sulit di hidup kita. Dan, kita mesti mengambil keputusan penting. Pertimbangkanlah dengan seksama. Keputusan yang membuat kita nyaman belum tentu berakhir indah dan memuliakan Allah. Pertimbangkanlah masak-masak, termasuk dampaknya di masa depan - bagi kita maupun orang-orang di sekeliling kita. Dan, apakah Allah dimuliakan melalui keputusan tersebut.

KEPUTUSAN KITA HARI INI BISA MENENTUKAN HIDUP KITA DI HARI ESOK.


[DECISION] 

Or You thought that I can not call on my Father, and he will at once send me more than twelve legions of angels? [Matthew 26:53] 

If we eat fatty foods every day in large portions, what will happen five years from now? Stockpiling fat and cholesterol. If we suck and spend two packs of cigarettes every day, what will happen to our bodies in the coming years? Our lungs will be damaged. Thus, every day we make important decisions. Most of us would probably choose for themselves the pleasure of the moment, although in the future there is a result that is not pleasant. Conversely, there is also a decision that now feels uncomfortable, but the results were better in the future. 

That night, after the last supper with the disciples, is a tough time for Jesus. Actually, he can let the students take the fight to prevent his arrest. He also ruled legions of angels to protect and release him from a terrible journey to the cross. However, he chose to obey the command of His Father - headed cross. Therefore, He is well aware of his decision will affect people's lives in the future. 

Maybe today God brings us into the period of the most difficult in our lives. And, we have to take important decisions.  Consider carefully. Decisions that make us uncomfortable not necessarily end up beautiful and glorifying God. Consider carefully, including its impact in the future - for us and those around us. And, if God is glorified through the decision. 

DECISION TODAY WE CAN DETERMINE OUR LIFE IN THE DAY TOMORROW.

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates