Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! [Mazmur 52:3]
Seorang narapidana memperoleh remisi, antara lain karena ia dianggap berkelakuan baik selama berada di dalam penjara. Kebaikan membuahkan pengurangan hukum. Anugerah Allah bekerja sebaliknya. Dia mencurahkan anugerah justru karena kita durhaka dan tidak mampu memperbaiki diri dengan kekuatan sendiri.
Daud sangat menyadari hal itu. Ketika berzinah dengan Batsyeba, ia sedang berada di puncak kejayaan sebagai raja Israel. Bangsanya mengenalnya sejak ia menjadi pahlawan kecil yang secara mengejutkan menumbangkan raksasa Goliat. Selanjutnya ia memimpin pasukan Israel ke dalam berbagai kemenangan sehingga ia dielu-elukan oleh rakyat. Ketika akhirnya menjadi raja, ia juga mencatat prestasi mengesankan: mengembalikan Tabut Allah yang dirampas bangsa Filistin ke Yerusalem, meraih sekian banyak kemenangan militer, dan menunjukkan kebaikkan yang tulus kepada Mefiboset.
Namun, saat bertobat dari dosanya, ia tidak mengutip satupun pencapaian itu sebagai senjata untuk "merayu" Allah agar mengurangi hukumnya. Sama sekali tidak. Menarik dicatat pula, ia hanya berseru, "ya Allah" bukan "ya Allahku". Ia menyadari betapa parah dosa merusak hubungannya dengan Allah. Maka, ia hanya meminta belas kasihan, kasih setia, dan rahmat Allah yang Mahabaik. Kebaikannya selama ini tidak berguna untuk meringankan dosa; hanya anugerah Allah yang sanggup mengampuni dan menembusnya.
Anda bergumul dengan suatu pelanggaran, dan merasa harus melakukan perbuatan baik tertentu untuk menembusnya? Berhentilah bergumul seperti itu. Ikutilah teladan pertobatan Daud.
DOSA TIDAK DAPAT DIRINGANKAN OLEH PERBUATAN BAIK NAMUN DAPAT DIHAPUSKAN OLEH ANUGERAH ALLAH.
[NON-remission]
Have mercy on me, O God, according to your unfailing love, blot out my transgressions according to your great mercy! [Psalm 52: 3]
An inmate obtaining remission, partly because he considered good behavior while in prison. Kindness led to a reduction in the law. God's grace works vice versa. He pours grace precisely because we are ungodly and are not able to repair itself by its own power.
David was very aware of it. When committed adultery with Bathsheba, he was at the height of glory as the king of Israel. Nation known him since he was a little hero who stunned the giant Goliath. Subsequently he led the Israeli army into many victories that he was hailed by the people. When it finally became king, he also noted the impressive interpretation: the Ark of God to restore deprived of the Philistines to Jerusalem, won many military victories, and shows genuine kindness to Mephibosheth.
However, when repented of his sin, he does not cite any achievement it as a weapon to "seduce" God in order to reduce legal. Absolutely not. Interesting note anyway, he just cried, "O God" instead of "O my God!". He realized how serious sin destructive relationship with God. So, he just asked for mercy, mercy, and grace of the Good God. Kindness during this time is not useful to alleviate sin; only the grace of God could forgive and penetrate.
You struggle with an offense, and feel the need to do good deeds certain to pass through? Stop struggling like that. Follow the example of David's repentance.
Sin can not be alleviated BY GOOD DEEDSBUT BY THE GRACE GOD can be eliminated.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar