Pages

Ads 468x60px

Rabu, 15 Juli 2015

KEBABLASAN


....di manakah Allah yang menghukum? [Maleakhi 2:17]

Cara seorang anak merespons kasih sayang orang tuanya biasa beragam. Bisa dengan penghormatan dan kepatuhan, bisa juga sebaliknya. Seorang anak dapat terus berbuat sesuka hati, melanggar semua aturan yang diberikan, bahkan secara sadar mengulang-ulang hal tersebut. Anak itu bertingkah "kebablasan" atau kelewatan. Ia berpikir" "Orangtuaku sangat sayang kepadaku. Mereka tidak akan marah pada apa pun yang kulakukan karena aku ini kesayangan mereka".

Kalimat pernyataan Tuhan yang pertama dalam kitab Maleakhi adalah: "Aku mengasihi kamu" [1:2]. Namun, setelah itu terungkap keluhan atas berbagai tingkah umat yang kebablasan. Kasih sayang Tuhan disalahartikan, bahkan dijadikan pembenaran atas berbagai perbuatan yang sesungguhnya mengecewakan hati Tuhan. Umat Israel tidak menyadari betapa mereka menyusahkan hati Tuhan dengan semua perilaku itu.

Kita pun sebagai orang-orang yang dikasihi Tuhan, sering kebablasan. Mengetahui bahwa Tuhan mengasihi kita, tidak membuat kita bersyukur dan berusaha hidup benar meneladani kasih-Nya. Kita terus melakukan kesalahan dan menganggapnya biasa karena berpikir hal itu tidak mengurangi kasih Tuhan kepada kita. Bacaan hari ini mengingatkan bahwa kita keliru menganggap Tuhan berkenan pada perbuatan yang tidak baik. Kalaupun Dia tidak menjatuhkan hukuman, bukan berarti kejahatan kita dibenarkan oleh-Nya. Seperti orangtua yang bisa menegur dan menghukum anaknya agar tidak kebablasan, Tuhan pun dapat mengajar kita - walau untuk itu Dia sangat bersusah hati. Karenanya, maukah kita tidak lagi kebablasan dan menyalahartikan kasih sayang Tuhan?

KASIH TUHAN ITU MEMBEBASKAN TETAPI TIDAK KEBABLASKAN.


[Excessive] 

.... Where is God punish? [Malachi 2:17] 

The way a child is affectionate parents responded wonderfully diverse. Able to respect and compliance, could also vice versa. A child can continue to do what you like, break all the rules are given, even consciously repeat it. The child was acting "too far" or missing. He thinks "" My parents are very dear to me. They will not be angry at anything that I do because I am their favorite ". 

The first sentence of the Lord statements in the book of Malachi is: "I love you" [1: 2]. However, after it was revealed complaints of various people that excessive behavior. God's love misinterpreted, even used as a justification for the various actions that actually let the heart of God. Israel's people do not realize how they troubled the heart of God with all of that behavior. 

We, too, as people who loved God, often excessive. Knowing that God loves us, not make us grateful and try to live completely imitate his love. We continue to make mistakes and considered unusual because it thinks it does not diminish God's love for us. Reading today reminds us that we mistakenly think that God delights in bad deeds. Even if he does not impose penalties, does not mean that the crimes we are justified by him. Such as parents who could rebuke and punish their children so as not excessive, even God can teach us - although for that he was very upset. Therefore, do we no longer excessive and misinterpret God's love?

Tidak ada komentar:

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates