Setelah Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang sudah sakit selama 38 tahun di kolam Betesda pada hari Sabat, maka dikatakan bahwa orang-orang Yahudi lebih berusaha untuk membunuh-Nya, apalagi ketika mendengar Tuhan Yesus mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sehingga dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka di ayat 19-47, Yesus memberikan kesaksian tentang diri-Nya sendiri bahwa Ia adalah sehakekat dan sederajat dengan Bapa, (1) Yesus mengatakan bahwa Ia sehakekat dengan Allah berdasarkan pekerjaan yang dilakukan-Nya (ay. 19). (2) Sama seperti Bapa yang membangkitkan orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak dan lebih lagi, kepada Anak dipercayakan tugas penghakiman supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa (ay. 21-23). (3) Bapa sendiri bersaksi tentang Anak (ay. 32,36). Sebenarnya tidak ada alasan bagi orang Yahudi menolak Yesus karena ada banyak bukti bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang dijanjikan itu.
Pertama, pada ayat 33, Yesus berkata bahwa sebenarnya Yohanes Pembaptis pun telah bersaksi tentang Dia, sekalipun sebenarnya Yesus tidak membutuhkan kesaksian manusia, tetapi mereka tetap menolak Dia, kedua, pada ayat 36, Yesus berkata Allah Bapa sendiri memberi kesaksian tentang Yesus melalui mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya, tetapi hati mereka tetap bebal, ketiga, dalam ayat 39-40, Yesus berkata, Kitab Suci pun memberi kesaksian tentang diri-Nya, tetapi mereka tidak mau datang kepada-Nya untuk memperoleh hidup itu. Kesombongan mereka menutupi segala fakta yang ada dan mereka mengeraskan hati dan menolak Yesus. Bagaimana dengan diri kita? Apakah kita memandang Dia seperti yang dinyatakan-Nya? Apakah kita menghormati Dia sebagaimana Dia adanya? Seringkali kita memperlakukan Dia lebih rendah daripada status-Nya. Ketika Ia tidak memberikan apa yang kita inginkan, kita dengan gampang sekali marah pada-Nya dan memperlakukan Dia seolah-olah Dia "pesuruh" kita. Janganlah demikian!
Pertama, pada ayat 33, Yesus berkata bahwa sebenarnya Yohanes Pembaptis pun telah bersaksi tentang Dia, sekalipun sebenarnya Yesus tidak membutuhkan kesaksian manusia, tetapi mereka tetap menolak Dia, kedua, pada ayat 36, Yesus berkata Allah Bapa sendiri memberi kesaksian tentang Yesus melalui mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya, tetapi hati mereka tetap bebal, ketiga, dalam ayat 39-40, Yesus berkata, Kitab Suci pun memberi kesaksian tentang diri-Nya, tetapi mereka tidak mau datang kepada-Nya untuk memperoleh hidup itu. Kesombongan mereka menutupi segala fakta yang ada dan mereka mengeraskan hati dan menolak Yesus. Bagaimana dengan diri kita? Apakah kita memandang Dia seperti yang dinyatakan-Nya? Apakah kita menghormati Dia sebagaimana Dia adanya? Seringkali kita memperlakukan Dia lebih rendah daripada status-Nya. Ketika Ia tidak memberikan apa yang kita inginkan, kita dengan gampang sekali marah pada-Nya dan memperlakukan Dia seolah-olah Dia "pesuruh" kita. Janganlah demikian!
- Siapakah sebenarnya Yesus dalam hidup kita? Apakah kita mengenal Dia sebagaimana kesaksian-Nya tentang diri-Nya? "Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya." (Yohanes 5:26)
- Berdoalah agar pemahaman kita akan siapa Yesus menjadikan hidup kita seturut dengan pemahaman kita dalam relasi kita bersama Tuhan dan hidup menyukakan hati-Nya.