Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang [Roma 12:17]
Tony jengkel, Sejak berdiri, pabriknya sering ditimpuki anak jalanan. Puluhan kali alarm pencuri berbunyi, Suatu hari dipergokinya 3 anak mencuri mangga di halaman. Mereka perpojok ketakutan. Tony naik darah, tetapi tiba-tiba teringat firman Tuhan: "jangan membalas kejahatan dengan kejahatan." Diberinya tiap anak satu mangga sambil dinasihati: "Lain kali minta saja, jangan mencuri." Dua hari kemudian, 5 anak datang minta mangga! Tony sabar melayani, Rela diganggu. Lama-lama, mereka datang tiap sore. Bukan lagi untuk minta mangga, melainkan untuk berteman. Mereka diajari baca tulis. Pabriknya jadi aman. Lebih lagi, anak-anak jalan bisa belajar mengenal kasih Tuhan.
Saat orang berbuat jahat, biasanya kita ingin membalas. Mengapa? Sebab kita merasa terganggu. Terluka. Jika membalas, ada rasa puas. Namun, pembalasan membuahkan pembalasan; melahirkan lingkaran dendam tak berkesudahan. Rasul Paulus memberi saran radikal: berbuat baiklah pada musuh!. Tindakan kasih tanpa pamrih berkuasa menghancurkan hati lawan, mengubah dendam menjadi pengampunan. Kita bertanya, "Lantas bagaimana dengan kejahatan mereka? Tidakkah mereka harus menerima hukum setimpal? Soal pembalasan, kata Paulus, serahkan saja pada Tuhan. Bagian kita adalah menunjukkan kebaikan.
Untuk bisa berbuat baik saat disakiti, kita harus bersabar menghadapi orang-orang yang sulit dan berhati bengkok. Untuk itu dibutuhkan penyangkalan diri. Ingat janji firman Tuhan. Memang tak mudah, namun hasilnya indah. Cobalah! - JTI
HANYA ORANG YANG RELA DIGANGGU DAPAT TUHAN PAKAI MENYENTUH HIDUP SESAMA.