Pages

Ads 468x60px

Sabtu, 28 Juni 2014

[Bagaimana cara kita menanggapi orang yang selalu menghina dan menjelekkan isi Alkitab?]


Karena cinta saya pada wabah ini, dan kasih saya sama pada bangsa Indonesia yang selalu dilanda bencana, dan kasih saya pada saudara-saudara seiman dan kasih pada oknum yang sengaja mau membuat keruh suasana harmonis.
Saya merasa sangat sedih sekaligus prihatin dengan diijinkan wabah ini digunakan sebagai tempat Alkitab saya dihina dengan seenaknya mengkutip ayat-ayat dalam Alkitab, kemudian ditaksirkan seenaknya menurut pikiran oknum-oknum tertentu.
 

Secara pribadi saya sama sekali tidak tersinggung atas tulisan-tulisan yang berbentuk apapun, bahkan kristus Yesus yang saya amini dihina dengan kutipan-kutipan yang sama sekali tidak mencerminkan toleransi agama di negara tercinta. 

Bahkan bisa memicu permusuhan dan perpecahan dalam negara Bhineka Tunggal Ika.
secara pribadi saya mampu tidak membuat opini dalam membela diri, bahkan saya merasakan kasihan pada oknum yang berbuat, semoga Tuhan mengampuni dia, karena dia tidak sadar akan perbuatannya berakibat luas pada dirinya maupun orang lain.
 

Saya menghimbau, untuk tidak memanfaatkan wabah ini untuk memberikan kebebasan beropini yang menyakiti sesama saudara meskipun berbeda kepercayaan, yang seyoganya adalah saudara, sebangsa, senegara, setanah air sendiri.
 

Saya mengajak saudara-saudara saya seiman dalam Kristus Yesus, jangan terpancing akan tulisan-tulisan yang menghina Alkitab, karena memang kita dipanggil sebagai orang yang harus memikul salib-Nya. Ia telah mengalami hal yang sama sejak dilahirkan di bumi, dimulai saat mau dibunuh oleh raja Herodes, hingga akhirnya harus mati di kayu salib, Janganlah heran jika itu terjadi pada wabah ini.
 

Saya menghimbau pada saudara seiman "kasih" merupakan pusat ajaran Alkitab, maka lakukanlah itu pada setiap orang termasuk mereka yang menghina Alkitab. Bukankah itu semua telah sudah dilakukan oleh saudara-saudara kita, diberbagai daerah, mereka dihancurkan dengan berbagai cara, dipukul bahkan dibunuh, namun mereka tetap bertahan dalam iman - kepercayaannya! Karena mereka memiliki sukacita yang tidak bisa ditukar dengan siksaan apapun pada dirinya. Mereka menerima apa yang tertimpa, sebagai salib yang harus dipikul, sama sekali bukan karena mereka takut, melainkan menunjukkan "kasih" Allah yang luar biasa, sukacita dalam penderitaan hanya ada dalam Kristus Yesus.

Marilah kita semua menjadi "terang dunia", cahaya itu akan sampai keujung bumi, sesuai apa yang menjadi perintah Amanat Agung!

Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates