Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup berbuat ini dan itu. [Yakobus4;15]
Hidup di dunia itu singkat. Kata pepatah Jawa, "urip mung mampir ngombe" [hidup itu hanya mampir minum].
Gambaran hidup manusia dalam Alkitab juga sama singkatnya. Seperti suatu giliran jaga malam, seperti mimpi, seperti bunga dan rumput, seperti angin dan bayangan. Seperti uap! Sebentar ada lalu lenyap!
Bagaimana harus menata hidup dalam waktu yang seperti "uap" ini? Rasul Yakobus menasihatkan agar umat percaya tak mengandalkan diri sendiri, tetapi memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan. kita melakukan ini dan itu "jika Tuhan menghendaki...." Ungkapan ini jelas bukan hanya bagian dari sopan santun agar seseorang terlihat rendah hati dan rohani atau alasan menghibur diri menghadapi berbagai ketidakpastian. Namun, merupakan ekspresi ketundukan pada kedaulatan Tuhan mengakui bahwa Dialah pemegang kendali atas kehidupan ini. Kehendak-Nya, isi hati-Nya penting bagi kita.
'Kita punya satu kehidupan untuk ditempuh. Mungkin sudah kita lalui seperempat, sepertiga, setengah, bahkan mungkin lebih dari itu. apa yang sudah kita lalui itu sudah lampau, dan takkan kembali lagi. Tetapi bagaimana dengan yang masih sisa? Apakah yang akan kita lakukan dengan itu?" Hidup itu singkat; tak terduga. Mari membuat perencanaan dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan pekerjaan diawal tahun ini, dengan sungguh-sungguh mengakui kedaulatan Tuhan dan menundukkan diri pada kehendak-Nya.
YA TUHAN, MESKI HIDUPKU SEPERTI UAP YANG MUDAH BERLALU.
BIARKAH HADIRKU MEMBAWA AROMA HARUM DI HADAPAN-MU.
Hidup di dunia itu singkat. Kata pepatah Jawa, "urip mung mampir ngombe" [hidup itu hanya mampir minum].
Gambaran hidup manusia dalam Alkitab juga sama singkatnya. Seperti suatu giliran jaga malam, seperti mimpi, seperti bunga dan rumput, seperti angin dan bayangan. Seperti uap! Sebentar ada lalu lenyap!
Bagaimana harus menata hidup dalam waktu yang seperti "uap" ini? Rasul Yakobus menasihatkan agar umat percaya tak mengandalkan diri sendiri, tetapi memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan. kita melakukan ini dan itu "jika Tuhan menghendaki...." Ungkapan ini jelas bukan hanya bagian dari sopan santun agar seseorang terlihat rendah hati dan rohani atau alasan menghibur diri menghadapi berbagai ketidakpastian. Namun, merupakan ekspresi ketundukan pada kedaulatan Tuhan mengakui bahwa Dialah pemegang kendali atas kehidupan ini. Kehendak-Nya, isi hati-Nya penting bagi kita.
'Kita punya satu kehidupan untuk ditempuh. Mungkin sudah kita lalui seperempat, sepertiga, setengah, bahkan mungkin lebih dari itu. apa yang sudah kita lalui itu sudah lampau, dan takkan kembali lagi. Tetapi bagaimana dengan yang masih sisa? Apakah yang akan kita lakukan dengan itu?" Hidup itu singkat; tak terduga. Mari membuat perencanaan dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan pekerjaan diawal tahun ini, dengan sungguh-sungguh mengakui kedaulatan Tuhan dan menundukkan diri pada kehendak-Nya.
YA TUHAN, MESKI HIDUPKU SEPERTI UAP YANG MUDAH BERLALU.
BIARKAH HADIRKU MEMBAWA AROMA HARUM DI HADAPAN-MU.