Pages

Ads 468x60px

Minggu, 29 Juni 2014

[ SEPADAN DENGAN PERTOBATAN ]



Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia adalah suci [1 Yohanes 3:3]

Komunisme tidak mempercayai eksistensi sorga dan kekekalan. Walau demikian, pemerintah komunis di Rusia menjanjikan kemunculan generasi baru manusia berwatak luhur. Dengan mengabaikan kekekalan sebagai daya dorong, mungkinkah mereka mencapainya? Keruntuhan komunisme sekian dekade kemudian menyingkapkan borok-boroknya. Alih-alih bangkitnya "Manusia Sosial Baru", rata-rata warga Soviet lebih suka menghabiskan uang untuk mabuk-mabukan daripada membantu anak-anak yang membutuhkan.

Josef Tson, pendeta Rumania, menggarisbawahi hal ini: "Mereka tidak punya motivasi untuk berbuat baik mereka melihat bahwa dalam dunia yang sepenuhnya material, hanya ia yang bergesa-gesa dan menyambar bagi dirinya sendiri, yang bisa memiliki sesuatu. Buat apa mereka menyangkal diri dan jujur? Apa motivasi yang bisa ditawarkan pada mereka untuk menjalani hidup yang berguna bagi orang lain?

Kegawalan komunisme menyodorkan pelajaran tentang pentingnya perspektif kekekalan dalam menjalani pertobatan. Metanoia, bahasa Yunani untuk pertobatan, mengacuh pada pembaharuan pikiran yang berujung pada perubahan tindakan menuju kebajikan. Tanpa kesadaran akan kekekalan, pertobatan menjadi seperti perjalanan tanpa motivasi dan tanpa tujuan. Orang bisa gampang patah arang di tengah jalan. Sudut pandang mengenai kekekalan menggugah pertobatan kita. Kalau kita mempercayai kekekalan, apakah hidup kita menunjukkan pertobatan dan perubahan yang sepadan? Sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat terus-menerus berbuat dosa.

APA YANG KITA LAKUKAN DI DUNIA INI BERGEMA DI KEKEKALAN.


Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates