Pages

Ads 468x60px

Minggu, 29 Juni 2014

[ HANYA SATU PRINSIP ]



Iman adalah dasar dari segala yang diharapkan dan bukti dari segala yang tidak melihat [Ibrani 11:1]

Rabbi Simbai pada abad ketiga mencatat bahwa Musa menyampaikan 365 larangan dan 248 perintah. Daud dalam Mazmur 15 menyingkapnya menjadi 11. Yesaya 33:14-15 meringkasnya menjadi enam. Mikha 6:8 menjadikan tiga, dan Habakuk menyimpulkannya menjadi hanya satu prinsip, yaitu "orang yang benar itu akan hidup oleh kepercayaannya".

Firman itu datang takkala Habakuk mencari Tuhan, menanti jawaban atas pengaduannya. Tuhan menjawabnya dengan penglihatan, suatu janji, tentang pembebasan dari penindasan bangsa Kasdim dan kedatangan Mesias. Karena penglihatan itu masih menuggu pengenapannya, ada orang yang mengabaikannaya. Namun, orang benar akan menantikannya dengan hidup oleh percayanya atau imannya.

Apakah iman itu? Mengapa iman dianggap sebagai esensi ketaatan kita kepada Tuhan? Hubakuk 2:4 dikutip tiga kali dalam perjanjian Baru [Roma 1:17; Galatia 3:11; Ibrani 10:38] untuk menegaskan doktrin pembenaran oleh iman. Iman, menurut penulis kitab Ibrani, mengandung dua sisi. Pertama, iman berjalan seiring dengan pengharapan. Pangkalannya sama, yaitu keyakinan yang kuat bahwa Allah akan melaksanakan segala sesuatu yang Dia janjikan dalam Kristus. Kedua, iman memperlihatkan pada mata rohani kita perkara yang tak dapat dilihat oleh mata jasmani. Iman menyambut dengan segenap hati bahwa semua firman Tuhan itu kudus, adil, dan baik. selanjutnya, iman mendorong kita untuk menerapkan firman tersebut dengan segenap tenaga. Apakah kita menantikan penggenapan janji firman Tuhan dan hidup olej iman?

SEBAGAIMANA PANCA INDRA BAGI TUBUH DEMIKIANLAH IMAN BAGI JIWA.


Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates