Pages

Ads 468x60px

Senin, 30 Juni 2014

[ BUKAN REMISI ]



Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! [Mazmur 52:3]

Seorang narapidana memperoleh remisi, antara lain karena ia dianggap berkelakuan baik selama berada di dalam penjara. Kebaikan membuahkan pengurangan hukum. Anugerah Allah bekerja sebaliknya. Dia mencurahkan anugerah justru karena kita durhaka dan tidak mampu memperbaiki diri dengan kekuatan sendiri.

Daud sangat menyadari hal itu. Ketika berzinah dengan Batsyeba, ia sedang berada di puncak kejayaan sebagai raja Israel. Bangsanya mengenalnya sejak ia menjadi pahlawan kecil yang secara mengejutkan menumbangkan raksasa Goliat. Selanjutnya ia memimpin pasukan Israel ke dalam berbagai kemenangan sehingga ia dielu-elukan oleh rakyat. Ketika akhirnya menjadi raja, ia juga mencatat pretasi mengesankan: mengembalikan Tabut Allah yang dirampas bangsa Filistin ke Yerusalem, meraih sekian banyak kemenangan militer, dan menunjukkan kebaikkan yang tulus kepada Mefiboset.

Namun, saat bertobat dari dosanya, ia tidak mengutip satupun pencapaian itu sebagai senjata untuk "merayu" Allah agar mengurangi hukumnya. Sama sekali tidak. Menarik dicatat pula, ia hanya berseru, "ya Allah" bukan "ya Allahku". Ia menyadari betapa parah dosa merusak hubungannya dengan Allah. Maka, ia hanya meminta belas kasihan, kasih setia, dan rahmat Allah yang Mahabaik. Kebaikannya selama ini tidak berguna untuk meringankan dosa; hanya anugerah Allah yang sanggup mengampuni dan menembusnya.

Anda bergumul dengan suatu pelanggaran, dan merasa harus melakukan perbuatan baik tertentu untuk menembusnya? Berhentilah bergumul seperti itu. Ikutilah teladan pertobatan Daud.

DOSA TIDAK DAPAT DIRINGANKAN OLEH PERBUATAN BAIK
NAMUN DAPAT DIHAPUSKAN OLEH ANUGERAH ALLAH.

Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates