Aku
mau bersyukur kapada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau
bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa [Mazmur 57:10]
Tempat makan ikan bakar kesukaan saya adalah sebuah warung di pinggir sebuah sungai, di daerah perumahan yang bersebelah dengan kompleks perumahan tempat saya tinggal. Lokasi warung itu cukup sulit dicari. Bahkan, walau sudah terlihat, warung itu tidak tampak meyakinkan. Namum, warung itu hampir tidak pernah sepi pengunjung. Bagaimana orang-orang itu, termasuk saya, bisa tahu mengenai warung tersebut? Melalui cerita dari orang-orang yang merasa puas dengan kelezatan ikan bakar yang dijualnya.
Adalah normal kalau seseorang bercerita dan mengajak orang lain untuk ikut merasakan pengalaman menyenangkan yang sudah dialami. Tak heran, setelah Daud merasa kasih Allah yang menyelamatkannya dari musuh, ia begitu antusias menceritakan kepada orang-orang. Daud merasa demikian bersukacita sehingga ia terdorong untuk bersaksi tentang Allah kepada siapa pun. Termasuk kepada bangsa-bangsa yang belum mengenal Dia.
Seperti Daud, sebagai orang-orang sudah dikasihi Tuhan, bukankah seharusnya kita juga selalu antusias bersaksi tentang Tuhan? Namun, mengapa banyak orang kristiani belum melakukannya? Penghalang pertama, sangatlah mungkin adalah kurang kesadaran kita akan karya Tuhan. Maka, kita perlu kerap menyediakan waktu untuk mengingat segala berkat Tuhan di hidup kita. Khususnya bagaimana di kayu salib Yesus mengingat dosa kita dan menghapusnya di situ. Penghalang kedua, bisa jadi adalah rasa takut berbagi. Untuk ini, mintalah keberanian dari Roh Kudus. Jika pengalaman makan ikan bakar yang nikmat bisa dibagi dengan antusias, mengapa pengalaman dikasihi Allah tidak bisa kita ceritakan?
BIASAKAN DIRI UNTUK MENERUSKAN HAL-HAL BAIK KHUSUSNYA SETIAP KARYA TUHAN YANG TERUS TERJADI DI HIDUP KITA.
Tempat makan ikan bakar kesukaan saya adalah sebuah warung di pinggir sebuah sungai, di daerah perumahan yang bersebelah dengan kompleks perumahan tempat saya tinggal. Lokasi warung itu cukup sulit dicari. Bahkan, walau sudah terlihat, warung itu tidak tampak meyakinkan. Namum, warung itu hampir tidak pernah sepi pengunjung. Bagaimana orang-orang itu, termasuk saya, bisa tahu mengenai warung tersebut? Melalui cerita dari orang-orang yang merasa puas dengan kelezatan ikan bakar yang dijualnya.
Adalah normal kalau seseorang bercerita dan mengajak orang lain untuk ikut merasakan pengalaman menyenangkan yang sudah dialami. Tak heran, setelah Daud merasa kasih Allah yang menyelamatkannya dari musuh, ia begitu antusias menceritakan kepada orang-orang. Daud merasa demikian bersukacita sehingga ia terdorong untuk bersaksi tentang Allah kepada siapa pun. Termasuk kepada bangsa-bangsa yang belum mengenal Dia.
Seperti Daud, sebagai orang-orang sudah dikasihi Tuhan, bukankah seharusnya kita juga selalu antusias bersaksi tentang Tuhan? Namun, mengapa banyak orang kristiani belum melakukannya? Penghalang pertama, sangatlah mungkin adalah kurang kesadaran kita akan karya Tuhan. Maka, kita perlu kerap menyediakan waktu untuk mengingat segala berkat Tuhan di hidup kita. Khususnya bagaimana di kayu salib Yesus mengingat dosa kita dan menghapusnya di situ. Penghalang kedua, bisa jadi adalah rasa takut berbagi. Untuk ini, mintalah keberanian dari Roh Kudus. Jika pengalaman makan ikan bakar yang nikmat bisa dibagi dengan antusias, mengapa pengalaman dikasihi Allah tidak bisa kita ceritakan?
BIASAKAN DIRI UNTUK MENERUSKAN HAL-HAL BAIK KHUSUSNYA SETIAP KARYA TUHAN YANG TERUS TERJADI DI HIDUP KITA.