Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.___Matius 15:2
Makan itu ada budayanya sendiri. Tiap daerah memiliki budaya yang
berbeda. Pergilah ke daratan Cina, Anda harus bersiap-siap menggunakan
sumpit sebagai ganti sendok dan jangan kaget atau merasa aneh kalau
mereka yang duduk semeja dengan Anda bersendawa dengan bebasnya. Budaya
Latin juga berbeda, kalau Anda menghabiskan
semua makanan di piring Anda tanpa sisa, itu sama saja memberitahukan
kepada tuan rumah bahwa Anda masih lapar. Di Italia, para bangsawan
selalu meletakkan pisau dan garpu bersilang setelah selesai makan.
Budaya Yahudi berbeda lagi. Ada aturan mutlak yang harus mereka patuhi
soal makan, yaitu membasuh tangan lebih dulu sebelum makan.
Suatu ketika murid2 Yesus mengindahkan tata cara makan ala Yahudi ini. Akibatnya, Yesus ditegur habis-habisan oleh orang2 Farisi dan ahli taurat hanya karena para murid tidak membasuh tangan lebih dulu sebelum makan. Jawab Yesus sungguh bijak menanggapi pertanyaan Farisi, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.
Saya mau beritahu, tapi jangan kaget. Kita seringkali bertindak seperti para Farisi dan ahli taurat itu. Kekristenan tak lebih dari sekedar tata cara dan aturan, bukan kehidupan. Kening kita mengkerut dan tidak suka kalau tata cara beribadah yang dilakukan tidak seperti aturan baku dalam gereja kita. Kita lebih memusingkan soal bertepuk tangan atau tidak. Kita lebih memusingkan antara memakai musik lengkap ataukah hanya menggunakan organ tua. Bagi yang biasa beribadah dengan meriah akan mengecam kalau ibadah itu tidak ada urapan, seandainya dilakukan dengan cara yang tenang.
Suatu ketika murid2 Yesus mengindahkan tata cara makan ala Yahudi ini. Akibatnya, Yesus ditegur habis-habisan oleh orang2 Farisi dan ahli taurat hanya karena para murid tidak membasuh tangan lebih dulu sebelum makan. Jawab Yesus sungguh bijak menanggapi pertanyaan Farisi, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.
Saya mau beritahu, tapi jangan kaget. Kita seringkali bertindak seperti para Farisi dan ahli taurat itu. Kekristenan tak lebih dari sekedar tata cara dan aturan, bukan kehidupan. Kening kita mengkerut dan tidak suka kalau tata cara beribadah yang dilakukan tidak seperti aturan baku dalam gereja kita. Kita lebih memusingkan soal bertepuk tangan atau tidak. Kita lebih memusingkan antara memakai musik lengkap ataukah hanya menggunakan organ tua. Bagi yang biasa beribadah dengan meriah akan mengecam kalau ibadah itu tidak ada urapan, seandainya dilakukan dengan cara yang tenang.
Kekristenan lebih penting hanya dari sekedar tata cara atau budaya saja.
Kekristenan bukan hanya sekedar ritual belaka, tapi sungguh merupakan kehidupan nyata. Jadi, bagaimanapun beraneka ragam budaya saat ibadah itu tak terlalu penting, tak perlu dipusingkan, apalagi diributkan. Tuhan kita adalah Tuhan diatas segala budaya. Jadi, apakah kita akan memegahkan diri kalau merasa bahwa tata cara ibadah kitalah yang paling berkenan di hadapan Tuhan?
LEBIH FOKUS KEPADA GAYA HIDUP KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN DARIPADA RITUAL YANG KITA LAKUKAN.____ GOD BLESS YOU
Kekristenan bukan hanya sekedar ritual belaka, tapi sungguh merupakan kehidupan nyata. Jadi, bagaimanapun beraneka ragam budaya saat ibadah itu tak terlalu penting, tak perlu dipusingkan, apalagi diributkan. Tuhan kita adalah Tuhan diatas segala budaya. Jadi, apakah kita akan memegahkan diri kalau merasa bahwa tata cara ibadah kitalah yang paling berkenan di hadapan Tuhan?
LEBIH FOKUS KEPADA GAYA HIDUP KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN DARIPADA RITUAL YANG KITA LAKUKAN.____ GOD BLESS YOU