Pages

Ads 468x60px

Senin, 30 Maret 2015

ROH MENGHAKIMI


"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi" - Mat 7:1
 

Seorang pria yang sudah menikah mulai kembali kepada kebiasaan lamanya yaitu suka dengan hal-hal yang berbau pornografi, ia pun pergi kesebuah tempat dimana hal-hal seperti itu dapat ia temukan. ketika orangtuanya mengetahui hal ini, mereka menegurnya dengan lembut dan bijak.

Mendapat nesihat ayah dan ibunya, sang anaknya bukan menerima tetapi malah marah-marah kepada mereka. Ia menilai orangtuanya suka menghakimi. Dengan hati yang remuk mereka hanya bisa diam. Mereka menangis karena buah hati mereka tidak mendengarkan apa yang mereka katakan. Dan benar, tidak dalam hitungan satu tahun, hidup putranya akhirnya hancur - ia dan sang istri bercerai, lalu dirinya terkena PHK, usaha yang dibangun selama ini pun harus gulung tikar karena selalu mengalami kerugian.

Banyak orang pada masa sekarang akan mengatakan bahwa orangtua, kakak, pembimbing rohani, bahkan gembala sidang tidak berhak untuk menegur bahwa mereka salah. Mereka bahkan dengan berani mengutip kata-kata Yesus, "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi" [Matius 7:1].

Namun, Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa setiap kita bertanggung jawab dengan rendah hati menegur sesama orang percaya ketika kita melihatnya berbuat dosa [Galatia 6:1-2]. Jadi, orangtua, kakak, pembimbing rohani, gembala sidang sebenarnya sedang melakukan tanggung jawabnya ketika menasihati kita.

Tuhan Yesus tidak mengatakan kita tidak boleh menentang dosa. Dia mengatakan kita harus hati-hati dalam menghakimi. Paulus menulis bahwa kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kita harus menerapkan prinsip praduga tak bersalah dan mengenali keterbatasan diri kita sendiri. Dan kita harus menolak perasaan superioritas rohani apapun. Kalau tidak, kita juga akan jatuh ke dalam dosa.

Menegur orang lain merupakan tanggung jawab yang serius. Oleh karena, lakukanlah dengan hati-hati dan waspada selalu agar jangan apa yang Anda lakukan berubah menjadi penghakiman.

Menyadari bahwa kita memilki banyak kelemahan dapat mengerem perkataan-perkataan kita ke orang lain yang sifatnya menghakimi.
Tuhan Memberkati.



Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates