Pages

Ads 468x60px

Kamis, 20 Agustus 2015

SEPADAN DENGAN PERTOBATAN


Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia adalah suci [1 Yohanes 3:3]

Komunisme tidak mempercayai eksistensi sorga dan kekekalan. Walau demikian, pemerintah komunis di Rusia menjanjikan kemunculan generasi baru manusia berwatak luhur. Dengan mengabaikan kekekalan sebagai daya dorong, mungkinkah mereka mencapainya? Keruntuhan komunisme sekian dekade kemudian menyingkapkan borok-boroknya. Alih-alih bangkitnya "Manusia Sosial Baru", rata-rata warga Soviet lebih suka menghabiskan uang untuk mabuk-mabukan daripada membantu anak-anak yang membutuhkan.

Josef Tson, pendeta Rumania, menggarisbawahi hal ini: "Mereka tidak punya motivasi untuk berbuat baik mereka melihat bahwa dalam dunia yang sepenuhnya material, hanya ia yang bergesa-gesa dan menyambar bagi dirinya sendiri, yang bisa memiliki sesuatu. Buat apa mereka menyangkal diri dan jujur? Apa motivasi yang bisa ditawarkan pada mereka untuk menjalani hidup yang berguna bagi orang lain?

Kegagalan komunisme menyodorkan pelajaran tentang pentingnya perspektif kekekalan dalam menjalani pertobatan. Metanoia, bahasa Yunani untuk pertobatan, mengacuh pada pembaharuan pikiran yang berujung pada perubahan tindakan menuju kebajikan. Tanpa kesadaran akan kekekalan, pertobatan menjadi seperti perjalanan tanpa motivasi dan tanpa tujuan. Orang bisa gampang patah arang di tengah jalan. Sudut pandang mengenai kekekalan menggugah pertobatan kita. Kalau kita mempercayai kekekalan, apakah hidup kita menunjukkan pertobatan dan perubahan yang sepadan? Sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat terus-menerus berbuat dosa.

APA YANG KITA LAKUKAN DI DUNIA INI BERGEMA DI KEKEKALAN.


[WORTH THE CONVERSION] 

Every person who put that hope in him purifies himself, just as He is holy [1 John 3: 3] 

Communism does not believe in the existence of heaven and eternity. However, the communist government in Russia promises the emergence of a new generation of noble human character. By ignoring eternity as the impetus, could they achieve it? The collapse of communism so many decades later reveals ulcers-ulcers. Instead of the rise of the "New Social Man", the average Soviet citizen would rather spend the money to get drunk rather than helping children in need. 

Josef Tson, pastor Romania, underlines this: "They have no motivation to do good they see that in a world that is entirely material, only he who hurry and grabbed for himself, which could have something. Why would they deny themselves and honest? What is the motivation that can be offered to them to live a life that is useful to others? 

Failure of communism held out a lesson about the importance of the perspective of eternity in undergoing conversion.  
Metanoia, the Greek word for repentance, mengacuh the renewing of mind that leads to a change of action toward virtue. Without awareness of eternity, repentance becomes like traveling without motivation and without purpose. One could easily broke halfway. Viewpoint of the eternity stirs our repentance. If we believe in eternity, whether our lives show repentance and change worth? Because God's seed remains in him and he can not continuously sin. 

WHAT WE DO IN THIS WORLD echoed in ETERNITY.

Tidak ada komentar:

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates