Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan ! ~ Ayub 1:21
Banyak orang tidak siap ketika menghadapi kehilangan, khususnya soal uang. Ketika usaha yang dirintis bertahun-tahun bangkrut, ketika seseorang tertipu dan hartanya ludes, ketika malapetaka datang dan menguras harta bendanya. Itulah masa transisi paling sulit. Tak heran kalau beberapa orang super kaya memilih mengakhiri hidupnya saat mereka kehilangan kekayaannya. Sebut saja Thierry Magon, manajer keuangan di New York, yang bunuh diri karena menghilangkan uang klien-kliennya di pasar saham.
Adolf Merckle, salah satu dari 10 orang paling kaya di Jerman, memilih menabrakkan diri pada kereta api saat bangkrut karena spekulasi saham.
Kesimpulannya, banyak orang tidak siap ketika kekayaannya hilang. Padahal, hal seperti ini bisa saja terjadi kepada siapa saja, termasuk kepada kita sebagai orang Kristen. Contoh di dalam Alkitab adalah Ayub, konglomerat pada zamannya, yang kekayaannya ludes dalam sekejap. Justru pada saat Tuhan mengijinkan kita mengalami kehilangan itulah, akan terlihat kualitas kita yang sebenarnya. Kuat tidaknya karakter kita tidak diukur pada saat keadaan baik-baik saja, tapi pada saat apa yang paling berharga dalam hidup kita lepas dari genggaman tangan kita. Saat itulah akan terlihat apakah kita memiliki jiwa besar, ataukah jiwa yang kerdil. Apakah kita seorang pemenang, ataukah kita seorang pecundang ? Apakah kita seorang yang menjadi tuan atas kekayaan, ataukah kita sudah terikat dan diperhamba oleh mamon ?
Saya salut dengan Donald Trump yang hari ini dikenal sebagai salah seorang terkaya di dunia. Anda tentu tahu bahwa dia pernah bangkrut dan punya hutang $ 935 juta pada tahun 90-an ketika harga properti jatuh. Yang pasti, dia berhasil menangani kehilangan kekayaannya dan berani bangkit kembali. Apakah hari ini kita sedang mengalami kebangkrutan ? Jangan menyerah ! Yakinlah bahwa Dia akan menolong, menyertai, dan mengembalikan kekayaan kita yang hilang, bahkan lebih dari sebelumnya. Itu terjadi kalau kita tetap kuat di dalam Dia saat kita kehilangan!
Tuhan Senantiasa Memberkati.
[When the Missing Wealth]
The Lord gave, and the Lord hath taken away; blessed be the name of the Lord! ~ Job 1:21
Many people are not prepared when faced with loss, especially about money. When businesses pioneered the years went bankrupt, when someone cheated and sold his property, when disaster comes and drain possessions. That's the most difficult transition period. No wonder that some super rich people choose to end their lives when they lose their wealth. Call it Thierry Magon, finance manager in New York, who committed suicide because it eliminates clients money in the stock market.
Adolf Merckle, one of the 10 richest people in Germany, chose crashing on the train as bankrupt as stock speculation.
In conclusion, many people are not ready when wealth is lost. In fact, something like this could happen to anyone, including us as Christians. Examples in the Bible is Job, a conglomerate of his time, whose wealth vanished in an instant. Just when God allows us to experience a loss that is, it would seem our true quality. Strong whether our characters are not measured at the time the state is fine, but at the moment what is most valuable in our lives off of our hands. That moment will be seen whether we have a great soul, or soul dwarf. Are you a winner, or are we a loser? Are we a lord of wealth, or whether we are already bound and enslaved by mammon?
I salute with Donald Trump that today is known as one of the richest in the world. You certainly know that he never went bankrupt and had a debt of $ 935 million in the '90s when property prices fall. To be sure, he managed to handle the loss of wealth and bold bounce back. If today we are experiencing bankruptcy? Do not give up ! Rest assured that He will help, accompany, and restore our lost wealth, even more than before. That happens if we remain strong in him when we lose!
God Always Bless.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar