Seberapa banyak kita beramal demi masyarakat, sebegitu pula perasaan aman dan tenteram yang diperoleh.
Lahan batin manusia bagaikan sepetak sawah, jika tidak ditanami benih yang baik, juga tidak akan menghasilkan buah yang baik.
Jalan kehidupan memang penuh rintangan dan sulit untuk dijalani, namun asalkan bersedia untuk dedikasi dengan ikhlas dan hati yang selalu dipenuhi dengan perasaan sukacita, maka tidak akan terasa sebagai penderitaan.
Dalam masalah hidup atau mati, jika dapat menerimanya dengan hati ikhlas dan memahaminya dengan pikiran baik, batin tentu akan berada dalam kondisi tenang dan tanpa beban.
Hendaknya bersatu hati demi kebajikan, bukan saling bersaing.
Berpuas hati dan bersyukur adalah menanam benih keberkahan; berpengertian dan bertoleransi adalah menghapus akibat buruk dari masa lampau.
Kesuksesan merupakan pengembangan dari keunggulan yang ada pada diri seseorang; sedangkan kegagalan merupakan akumulasi dari berbagai kekurangan yang ada pada diri seseorang.
Jika kita menemukan seseorang berbuat salah, harus "ingatkan dengan sikap menghargai"; jika kita dikoreksi oleh orang lain, hendaknya "menerima dengan rasa terima kasih".
Jika ingin berada dalam kondisi aman dan selamat pada hari esok, hendaknya dimulai dengan menjalani hari ini sebaik mungkin.
Jika menginginkan kehidupan penuh sukacita, terlebih dahulu harus belajar bagaimana menjadi seorang yang berprilaku baik; untuk itu, terlebih dahulu harus tahu bagaimana mengasihi sesama.