Pages

Ads 468x60px

Rabu, 06 Mei 2015

BERBUAH


Pagi itu ada seorang petani sedang berjalan menuju ke sawah bersama anaknya. Siang itu matahari sangat terik sehingga anaknya meminta untuk mengistirahatkan diri sejenak. lalu tiba-tiba sang anak bertanya kepada ayahnya yang seorang petani.

Anak: Ayah, kemana kita akan pergi?

Ayah: Kita akan kesawah nak. tidakkah kau lihat bibit dan cangkul di sebelahmu itu?

Anak: Setelah bibit itu di tanam, kapan kita akan menuai hasilnya? Besokkah?

Ayah: Tidak semudah itu nak. Ayah harus mencangkul untuk menggemburkan tanah, mengairinya lalu barulah benih itu dapat ditanam. Setelah melalui banyak proses perawatan dan memakan waktu selama berbulan-bulan, barulah masa tuai itu tiba.

Anak: Ayah hanya akan menanam sekantong benih ini saja? Tidak kah kurang?

Ayah: Sekantong bibit ini setara dengan puluhan kantong besar yang berisi beras nak. Seperti orang-orang di seberang sana yang kesusahan memikul kantong-kantong beras itu pada punggungnya.

Anak: Kenapa harus begitu yah?

Ayah: Sejatinya, menuai itu lebih membutuhkan banyak kerja keras dari pada menanam. Namun, hasil yang akan kita nikmati akan menutupi rasa lelah kita.

Ya, seperti cuplikan cerita di atas tentang seorang petani dan anaknya yang membicarakan tentang masa penuaian. Allah telah menanamkan kepada kita banyak talenta dan potensi. Berbuah atau tidaknya semua talenta itu tergantung bagaimana cara kita menumbuhkannya.

Saat kita mampu menumbuhkannya dengan baik, maka kita akan menghasilkan buah sehingga suatu saat akan memetik buahnya. Namun apabila kita bermalas-malasan saja, maka sampai tua pun kita tidak akan pernah menghasilkan apapun juga.

Kerjakan apa yang mampu kita kerjakan saat ini. Lakukan yang terbaik saat ini dan jangan pernah mengkuatirkan esok hari yang belum tiba. Jangan fokus juga terhadap masa lalu karena masa lalu tak mampu mengubah apapun. Fokuslah pada hari ini dan muliakanlah Tuhan sekarang juga.

Sebab perintah ini, yang Kusampaikan kepadamu hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh. - Ulangan 30:11.

Tuhan Memberkati.

[Bear fruit] 

That morning there was a farmer running toward the fields with his son. The afternoon sun is very hot so the children asked to rest for a moment. then suddenly the boy asked his father, a farmer. 

Children: Dad, where are we going? 

Dad: We'll paddy son. Do not you see the seeds and hoe next to it? 

Children: After the seed was planted, when we will reap the rewards? Did not less?
 

Father: Not so easy, son. Dad had to hoe to loosen the soil, irrigate and then the seed can be planted. After going through a lot of care and time-consuming process for months, then the period of reaping it arrives. 

Children: Dad only a bag of seed will plant it alone? Did not less? 

Father: A bag of seeds is equivalent to dozens of large bags containing rice son. Like the people over there in distress carry bags of rice it on his back. 

Children: Why should so well? 

Father: Indeed, it reaps more requires a lot of hard work from the plant. However, the results of which we will enjoy will cover our fatigue. 

Yes, like snippets above story about a farmer and his son who talked of harvesting. God has planted us a lot of talent and potential. Fruitful or not all the talent it depends on how we grow. 

When we are able to grow well, then we will bear fruit so that someday will gather the fruits. But if we only lazy, then to old else we would never produce anything. 

Capable of doing what we are doing today. Do your best today and never worry tomorrow that has not yet arrived. Do not focus also on the past because the past can not change anything. Focus on today and give glory to God now. 

For this commandment which I command thee this day, it is not too hard for thee, neither is it far. - Deuteronomy 30:11. 

God Bless.

Tidak ada komentar:

Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates