Maunya Dikemanakan?
Mau dikasihkan ke siapa?
Adakah yang mau terima, mau beli atau memperebutkannya?
Semasa hidup, Andalah Tuan & orang yang paling berkuasa di rumah mewah ini, namun kini tak ada yang setuju Anda disimpan walaupun hanya di garasi di belakang rumah ini..
Semasa hidup, tiap malam Anda duduk bersantai di ruang tamu sambil ngopi, baca koran atau menyaksikan acara TV, kini tak ada yang bisa terima, walaupun Anda hanya duduk diam di pojok paling ujung, tanpa kopi, koran atau acara TV di ruang ini..
Semasa hidup, Anda duduk gagah di kursi direktur utama di kantor Anda, namun kini tak ada yang setuju Anda didudukkan di kursi manapun di kantor ini..
Semasa hidup, Anda bisa istirahat nyenyak sesuka Anda di atas ranjang kamar pribadi bersama anak isteri, kini tak ada yang tak keberatan, jika Anda dibaringkan walaupun hanya di atas lantai kamar ini sekalipun..
Semasa hidup, setiap berpergian Anda duduk dengan bangga di kursi belakang mobil mewah. Kini tak ada yang mengijinkan Anda duduk, sekalipun hanya ditaruh di bagasi belakang mobil ini.
Walaupun Anda punya banyak rumah, villa, condominium & apartemen, kini tak ada satupun tempat yang dapat menerima Anda. Seminggu kemudian badan ini akan membusuk. Satu-satunya tempat yang mau menerima "Anda" adalah Tanah di bumi ini.
Masih beranikah kita berkata dengan sombong:
"Ini milikku, ini wewenangku, ini kekuasaanku, itu punyaku, dll???"
Mari kita renungkan
bersama-sama...
---------------------------------------------------------------------------------
CUKUP ITU BERAPA?
Mata air itu bisa mengeluarkan serbuk emas..
Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya, seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran serbuk emas itu baru akan berhenti, bila si petani mengucapkan kata "cukup".
Seketika si petani terperangah melihat serbuk emas berjatuhan di depan matanya.
Diambilnya beberapa ember untuk menampungnya.
Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubuk mungilnya untuk disimpan di sana.
Kucuran emas terus mengalir, sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya.
Masih kurang ......,
Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya.
Belum cukup ......,
Dia membiarkan mata air itu terus mengalir, hingga akhirnya ......,
Petani itu mati tertimbun.
Ya, dia mati tertimbun bersama ketamakannya, karena ..... dia tak pernah bisa berkata "CUKUP".
Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia, adalah "cukup".
Kapankah kita bisa berkata cukup ?
Hampir semua pegawai, merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya.
Pengusaha, selalu merasa pendapatan perusahaannya masih di bawah target.
Istri mengeluh suaminya kurang perhatian.
Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.
Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.
Semua merasa kurang ......, kurang ......, dan kurang .......
Kapankah kita bisa berkata "cukup" ?
Cukup, BUKAN soal berapa JUMLAHNYA.
Cukup, adalah persoalan KEPUASAN HATI.
CUKUP, HANYA BISA DIUCAPKAN OLEH ORANG YANG BISA BERSYUKUR.
Tak perlu takut berkata cukup !
Mengucapkan kata cukup, "bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya."
Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.
---------------------------------------------------------------------------------