Ini mengingatkan kita bahwa hati manusia sangatlah rumit. Terkadang
manusia melakukan hal yang kejam dan tidak berperikemanusiaan karena
dikuasai ketamakan. Hal inilah yang memusnahkan umat manusia. Apabila
kita dapat senantiasa menjaga hati, berbuat kebajikan, menyayangi semua
makhluk dengan hati yang setara, menjalin jodoh yang baik yang luas,
sesungguhnya kita sedang “menolong diri sendiri”.
----------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------
Kita semua mengetahui bahwa membuat janji-janji
yang baik dan tetap melakukannya adalah hal yang penting. Namun,
kebanyakan orang, sangatlah mudah membuat komitmen tapi sulit untuk
melaksanakannya. Hidup tidaklah tetap. Kita mungkin aman dan sehat hari
ini, tapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada kita besok? Jika
kita terus membuat janji-janji tapi juga terus memungkirinya, kita akan
membuang waktu berharga kita dan tidak pernah berhasil melaksanakan
apapun. Alangkah sayangnya seperti itu!
Jika kita membuat janji yang baik, kita harus
tetap berkomitmen betapa pun sulitnya pada saat menjalaninya. Jika kita
tegas melaksanakan janji-janji, kita pasti akan berhasil.
---------------------------------------------------------------------------------
Setiap agama berisi ajaran untuk kebaikan umat manusia. Jika kita menemukan penyimpangan ajaran, itu karena ulah oknum manusia, bukan dari agama itu sendiri. Akibat pikiran yang menyimpang, manusia menjadi salah menafsirkan ajaran. Yang paling penting adalah setiap orang memiliki hakikat keTuhanan. Di dunia ini, janganlah kita berbuat salah. Seiring dengan berlalunya waktu, ia akan menjadi karma buruk kolektif yang terakumulasi dari kehidupan ke kehidupan. Sungguh, kita telah melihat bencana alam terus terjadi setiap hari. Saya harap semua orang harus sadar dan memetik hikmah dari bencana. Untuk itu, kita harus selalu bersungguh hati.
---------------------------------------------------------------------------------
MENINGGALKAN LIMA KETAKUTAN:
1. Ketakutan akan kehidupannya,
2. Ketakutan akan nama buruk,
---------------------------------------------------------------------------------
Setiap agama berisi ajaran untuk kebaikan umat manusia. Jika kita menemukan penyimpangan ajaran, itu karena ulah oknum manusia, bukan dari agama itu sendiri. Akibat pikiran yang menyimpang, manusia menjadi salah menafsirkan ajaran. Yang paling penting adalah setiap orang memiliki hakikat keTuhanan. Di dunia ini, janganlah kita berbuat salah. Seiring dengan berlalunya waktu, ia akan menjadi karma buruk kolektif yang terakumulasi dari kehidupan ke kehidupan. Sungguh, kita telah melihat bencana alam terus terjadi setiap hari. Saya harap semua orang harus sadar dan memetik hikmah dari bencana. Untuk itu, kita harus selalu bersungguh hati.
---------------------------------------------------------------------------------
MENINGGALKAN LIMA KETAKUTAN:
1. Ketakutan akan kehidupannya,
2. Ketakutan akan nama buruk,
3. Ketakutan akan merasa malu di depan umum,
4. Ketakutan akan kematian dan
5. Ketakutan akan nasib masa depan yang tidak bahagia.
Seorang siswa mulia yang memiliki empat kekuatan ini akan berpikir: “Aku tidak memiliki ketakutan akan kehidupanku. Mengapa aku harus memiliki ketakutan akan hal itu? Bukankah aku memiliki empat kekuatan kebijaksanaan, semangat, kehidupan tak ternoda dan kebaikan hati? Hanya orang yang dungu dan malas, yang memiliki noda dalam perbuatan, ucapan, dan pikiran, serta yang tidak memiliki kebaikan hati orang
seperti itulah yang mungkin memiliki ketakutan akan kehidupannya.
“Aku tidak memiliki ketakutan akan nama buruk atau merasa malu di depan umum, tidak pula ketakutan akan kematian dan akan nasib masa depan yang tidak bahagia. Mengapa aku harus memiliki ketakutan-ketakutan ini? Bukankah aku memiliki empat kekuatan kebijaksanaan, semangat, kehidupan tak ternoda dan kebaikan hati? Hanya seorang yang dungu dan malas, yang memiliki noda dalam perbuatan, ucapan, dan pikiran,
serta yang tidak memiliki kebaikan hati – orang seperti inilah yang mungkin memiliki semua ketakutan ini.” Demikianlah semua ini harus dipahami, bahwa seorang siswa mulia yang memiliki empat kekuatan ini telah meninggalkan lima ketakutan.
---------------------------------------------------------------------------------
4. Ketakutan akan kematian dan
5. Ketakutan akan nasib masa depan yang tidak bahagia.
Seorang siswa mulia yang memiliki empat kekuatan ini akan berpikir: “Aku tidak memiliki ketakutan akan kehidupanku. Mengapa aku harus memiliki ketakutan akan hal itu? Bukankah aku memiliki empat kekuatan kebijaksanaan, semangat, kehidupan tak ternoda dan kebaikan hati? Hanya orang yang dungu dan malas, yang memiliki noda dalam perbuatan, ucapan, dan pikiran, serta yang tidak memiliki kebaikan hati orang
seperti itulah yang mungkin memiliki ketakutan akan kehidupannya.
“Aku tidak memiliki ketakutan akan nama buruk atau merasa malu di depan umum, tidak pula ketakutan akan kematian dan akan nasib masa depan yang tidak bahagia. Mengapa aku harus memiliki ketakutan-ketakutan ini? Bukankah aku memiliki empat kekuatan kebijaksanaan, semangat, kehidupan tak ternoda dan kebaikan hati? Hanya seorang yang dungu dan malas, yang memiliki noda dalam perbuatan, ucapan, dan pikiran,
serta yang tidak memiliki kebaikan hati – orang seperti inilah yang mungkin memiliki semua ketakutan ini.” Demikianlah semua ini harus dipahami, bahwa seorang siswa mulia yang memiliki empat kekuatan ini telah meninggalkan lima ketakutan.
---------------------------------------------------------------------------------
Kembangkanlah kebaikan, manusia dapat mengembangkan kebaikan.
Seandainya saja manusia tidak mungkin mengembangkan kebaikan, maka aku tidak akan menyuruh kalian melakukannya. Tetapi karena hal itu dapat dilakukan, maka kukatakan. “Kembangkanlah kebaikan!”
Seandainya saja pengembangan kebaikan ini akan membawa kerugian dan penderitaan, aku tidak akan menyuruh kalian mengembangkannya. Tetapi karena mengembangkan kebaikan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan, maka kukatakan, “Kembangkanlah kebaikan!”
---------------------------------------------------------------------------------
Kehidupan tersapu berlalu, sungguh singkat rentang tahun-tahun kita
Tak ada perlindungan bagi orang telah mencapai usia tua.
Dengan memahami bahaya yang muncul dalam kematian,
Lakukanlah tindakan-tindakan baik yang menuju kebahagiaan.
Jika orang terkendali dalam tubuh,
Terkendali dalam ucapan dan pikiran,
Tindakan-tindakan berjasa yang dilakukannya selagi hidup
Membawa kebahagiaan ketika dia pergi.
---------------------------------------------------------------------------------
Seandainya saja manusia tidak mungkin mengembangkan kebaikan, maka aku tidak akan menyuruh kalian melakukannya. Tetapi karena hal itu dapat dilakukan, maka kukatakan. “Kembangkanlah kebaikan!”
Seandainya saja pengembangan kebaikan ini akan membawa kerugian dan penderitaan, aku tidak akan menyuruh kalian mengembangkannya. Tetapi karena mengembangkan kebaikan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan, maka kukatakan, “Kembangkanlah kebaikan!”
---------------------------------------------------------------------------------
Kehidupan tersapu berlalu, sungguh singkat rentang tahun-tahun kita
Tak ada perlindungan bagi orang telah mencapai usia tua.
Dengan memahami bahaya yang muncul dalam kematian,
Lakukanlah tindakan-tindakan baik yang menuju kebahagiaan.
Jika orang terkendali dalam tubuh,
Terkendali dalam ucapan dan pikiran,
Tindakan-tindakan berjasa yang dilakukannya selagi hidup
Membawa kebahagiaan ketika dia pergi.
---------------------------------------------------------------------------------