Pages

Ads 468x60px

Senin, 30 Juni 2014

[ KUALITAS KESETIAAN ]


....Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa...[Keluaran 19:5]

Ada sebuah ungkapan lama yang mengatakan bahwa janji adalah utang. Maksudnya, apabila seseorang sudah mengucapkan sebuah janji maka janji itu harus ditepati. Jika tidak, orang itu bisa dianggap "pengobral janji palsu"

Hari ini kita juga belajar tentang janji. Yakni janji antara Tuhan dan umat-Nya. janji ini digagasan oleh Allah dan bersifat mengikat antara Allah dengan umat Israel. Dalam janji ini Allah berinisiatif menjadikan bangsa Israel "harta kesayangan di antara segala bangsa" dan "kerajaan imam dan bangsa yang kudus". Tawaran semacam ini tentu sangat istimewa sebab Tuhan sendirilah yang berjanji. Janji yang disampaikan Allah sudah pasti mengandung "jaminan mutu", tak perlu diragukan lagi. permasalahannya, apakah umat Israel mampu memenuhi syarat untuk hidup sebagai umat perjanjian? Syaratnya satu saja: "sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-ku". Dengan kata lain, umat perjanjian ini mesti berikrar setia dengan segenap hati untuk hidup sebagai umat kepunyaan Allah, yang hanya bersandar pada sabda-Nya!

kita adalah umat Allah. kepada kita, Allah telah memberikan diri-Nya dan juga perjanjian kasih-Nya. sebagai tanggapannya, bagaimana kualitas kesetiaan kita? Bagaimanakah sikap kita jika persoalan dan kesulitan hidup datang? Apakah kita menjadi kecewa dan marah kepada Allah, lalu lari meninggalkan-nya? Setialah, setialah....walaupun kadang kala hal ini terasa berat untuk dilakukan. Ingatlah, Allah kita yang setia selalu siap mendukung kita "di atas sayap rajawali"-Nya.

ALLAH KITA ADALAH PRIBADI YANG SETIA KIRANYA HIDUP KITA JUGA MENUNJUKKAN SETIA KEPADA-NYA.


[ MUJIZAT MASIH TERJADI ]


Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya kerajaan Allah sudah datang kepadamu [Lukas 11:20]

Mujizat masih terus terjadi hingga saat ini. Namun, dari dulu hingga sekarang, banyak orang yang sulit mempercayai adanya mujizat, dan selalu punya alasan untuk menyangkal. Lihat ketika Yesus mengadakan mujizat: mengusir setan dan menyembuhkan si bisu. Orang Farisi yang tidak mau mengakui keilahian Kristus, berdalih untuk tidak mempercayai-Nya malah mengatakan bahwa Yesus melakukan dengan kuasa penghulu setan. Bagaimana mungkin pimpinan setan mengusir setan yang menjadi anak buahnya? Bukankah seharusnya mereka mengakui bahwa Yesus melakukannya karena kuasa Roh Allah? Bukankah seharusnya mereka mengakui bahwa Kerjaan Allah hadir dalam diri Yesus? dengan tegas Yesus berkata bahwa orang yang tak mempercayai Dia, berarti melawan Dia.

Apakah Anda mempercayai Dia? Dia masih terus mengadakan banyak mujizat setiap hari. bukankah hidup Anda sendiri adalah mujizat Allah? Maukah Anda mengakuinya?

TUHAN MASIH TERUS BERKARYA DENGAN BANYAK CARA HINGGA KINI AGAR MANUSIA DIKUATKAN OLEH KEBESARAN-NYA DI HIDUP INI.


[ BAPA ]


....Kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" [Roma 8:15]

Bilquis Sheikh menuliskan kisah hidupnya dalam buku / Dared to Call Him Father. "Aku tiba-tiba menyadari bahwa Dia
mendengarkanku. sama seperti bapaku di dunia mendengarkanku....Tiba-tiba aku merasa ada orang lain yang hadir di situ. Dia ada di situ. Aku bisa merasa hadirat-Nya....Aku merasa seperti gadis kecil yang duduk dipangkuan Bapanya, "demikian ia menulis. Kenyataan bahwa ia bisa memanggil Allah dengan sebutan Bapa membawa Bilquis merasa kasih-Nya yang luar biasa.

Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Roma juga membukakan betapa luar biasanya hal ini. Ia menulis bahwa orang-orang kristiani yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak-anak Allah, dan sebagai anak, kita memanggil-Nya dengan sebutan Bapa. Perhatikanlah berkat Bapa bagi anak-anak-Nya. Pertama kita diberi kemampuan untuk mematikan perbuatan-perbuatan daging. Itu artinya kita diberi kesanggupan untuk menolak dosa, berkata tidak terhadap cobaan. Kedua, kita tidak lagi menerima roh perbudakan yang membuat kita takut. ketiga, kita adalah ahli waris dari janji-janji Allah. Berkat-berkat yang hebat dari Bapa yang hebat!

Seberapa sering kesadaran bahwa kita punya Bapa di surga mewarnai kehidupan kita sehari-hari? Kerap kita mengalah pada dosa, berputar-putar dalam ketakutan dan kekhawatiran hidup di dunia. Kita perlu lebih sering mengingat identitas kita sebagai anak Allah. Dan, biarlah rasa hormat dan sukacita mengalir deras di hati setiap kali secara sadar kita memanggil-nya sebagai Bapa.

MEMANGGIL TUHAN DENGAN SEBUTAN BAPA ADALAH HAK ISTIMEWA ANAK-ANANK-NYA.

[ ULAR DAN KATAK ]



Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus [Galatia 6:2]

Pada saat bencana banjir di Brisbane Queensland Australia akhir tahun 2010 lalu, Armin Gerlach - seorang teknisi kantor berita - berhasi mengabadikan sebuah momen langkah. Yakni rekaman foto tentang persahabatan seekor katak hijau yang mendapat tumpngan di punggung seekor ular coklat yang berenang melintasi genangan air akibat banjir. Bukankah seekor ular biasanya melahap katak yang lemah sebagai mangsanya? Namun, ketika bencana menimpa, dua hewan itu mampu mengesampingkan segala perbedaan di antara keduanya hingga si kuat memberi diri menyelamatkan si lemah.

Sebagai makhluk yang lebih mulia, seharusnya manusia bisa bersikap lbih dari itu. Namun kenyataan, banyak orang hidup dengan memuaskan nafsu dagingnya sampai saling menggigit, menelan, dan membinasakan. Oleh sebab itu, Paulus mengingatkan bhawa kita telah dimerdekakan dari perbudakan dosa oleh penebusan kristus. Maka, jangan sampai kita berbalik lagi ke dalam kehidupan lama. Setiap orang beriman harus menghidupi hakikat hidup barunya, yaitu hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh agar menghasilkan buah Roh. Bagaimana hidup oleh Roh itu diwujudkan dalam relasi antara orang beriman, agar hidup ini menghasilkan buah Roh yang memberkati sesama dan memuliakan Tuhan?

Ingat dan terapkanlah firman ini sebagai petunjuk praktis hidup sehari-hari: bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus". Sebagai orang yang sudah dibebaskan Kristus dari dosa, kiranya hidup kita jauh dari sikap ogois, penuh dengki, saling menggigit dan menelan.

TUHAN MENYELAMATKAN KITA DENGAN KASIH YANG TIDAK EGOIS MAKA BETAPA TAK TAHU MALUNYA KITA APABILA HIDUP EGOIS.

[ ABAIKAN SAJA! ]


Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat...iman-iman kepala dan orang-orang Farisi telah memberikan perintah supaya setiap orang yang tahu di mana Dia berada memberitahukannya, agar mereka dapat menangkap Dia [Yohanes 11:55-57]

Ada kalanya kita menghadapi masalah yang benar-benar serius, tetapi ada kalanya juga kita menghadapi masalah-masalah kecil. Andai kita mengabaikan semua masalah kecil, bukankah itu tidak akan memengaruhi hidup kita? Mengapa kita harus mengizinkan hal-hal itu menyita perhatian kita, menyedot seluruh energi dan menguras seluruh emosi? Mengapa gara-gara berbeda cara memencet pasta gigi, suami isteri harus ribut sehingga suasana rumah menjadi tak nyaman? Mengapa karena hanya kelewatan salah satu acara TV yang kita sukai, kita harus marah-marah? seorang yang bijak pernah berkata, "Jangan ambil pusing masalah, jika tidak, masalah itu benar-benar akan membuat Anda pusing."

kita memerlukan energi untuk melakukan hal-hal yang lebih penting. Jika kita terfokus pada masalah-masalah kecil, banyak perkara besar yang jauh lebih penting akan terabadikan. Bukannya meremehkan masalah-masalah kecil itu, tetapi kita perlu sedikit lebih rileks menghadapi hidup.

Kita perlu belajar dari Tuhan Yesus. Berkali-kali Dia dikecam dan dikritik gara-gara masalah "sepele" Orang Farisi dan Ahli Taurat selalu mencari-cari soal untuk menjatuhkan Yesus. Bahkan hingga menjelang akhir pelayanannya - ancaman pembunuhan terhadap Yesus. Apakah ini membuat Yesus terfokus pada kecaman orang Farisi? Tidak! Yesus tetap berfokus kepada salib, sebab itu lebih penting daripada menanggapi serangan orang Farisi. Yesus sangat pintar menata prioritas perhatian. Dengan sikap demikian, maka hal penting tak menjadi korban hal "sepele". Maka, energi-Nya juga tidak terkuras. mari meniru Yesus.

BERI PERHATIAN CUKUP PADA SETIAP MASALAH SESUAI PORSINYA MAKA KITA BISA BERUSAHA MA
Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat...iman-iman kepala dan orang-orang Farisi telah memberikan perintah supaya setiap orang yang tahu di mana Dia berada memberitahukannya, agar mereka dapat menangkap Dia [Yohanes 11:55-57]

Ada kalanya kita menghadapi masalah yang benar-benar serius, tetapi ada kalanya juga kita menghadapi masalah-masalah kecil. Andai kita mengabaikan semua masalah kecil, bukankah itu tidak akan memengaruhi hidup kita? Mengapa kita harus mengizinkan hal-hal itu menyita perhatian kita, menyedot seluruh energi dan menguras seluruh emosi? Mengapa gara-gara berbeda cara memencet pasta gigi, suami isteri harus ribut sehingga suasana rumah menjadi tak nyaman? Mengapa karena hanya kelewatan salah satu acara TV yang kita sukai, kita harus marah-marah? seorang yang bijak pernah berkata, "Jangan ambil pusing masalah, jika tidak, masalah itu benar-benar akan membuat Anda pusing."

kita memerlukan energi untuk melakukan hal-hal yang lebih penting. Jika kita terfokus pada masalah-masalah kecil, banyak perkara besar yang jauh lebih penting akan terabadikan. Bukannya meremehkan masalah-masalah kecil itu, tetapi kita perlu sedikit lebih rileks menghadapi hidup.

Kita perlu belajar dari Tuhan Yesus. Berkali-kali Dia dikecam dan dikritik gara-gara masalah "sepele" Orang Farisi dan Ahli Taurat selalu mencari-cari soal untuk menjatuhkan Yesus. Bahkan hingga menjelang akhir pelayanannya - ancaman pembunuhan terhadap Yesus. Apakah ini membuat Yesus terfokus pada kecaman orang Farisi? Tidak! Yesus tetap berfokus kepada salib, sebab itu lebih penting daripada menanggapi serangan orang Farisi. Yesus sangat pintar menata prioritas perhatian. Dengan sikap demikian, maka hal penting tak menjadi korban hal "sepele". Maka, energi-Nya juga tidak terkuras. mari meniru Yesus.

BERI PERHATIAN CUKUP PADA SETIAP
KSIMAL UNTUK MENCAPAI TUJUAN.

KESAKSIAN YESUS TENTANG DIRI-NYA (Yohanes 5:19-47)

Setelah Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang sudah sakit selama 38 tahun di kolam Betesda pada hari Sabat, maka dikatakan bahwa orang-orang Yahudi lebih berusaha untuk membunuh-Nya, apalagi ketika mendengar Tuhan Yesus mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sehingga dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka di ayat 19-47, Yesus memberikan kesaksian tentang diri-Nya sendiri bahwa Ia adalah sehakekat dan sederajat dengan Bapa, (1) Yesus mengatakan bahwa Ia sehakekat dengan Allah berdasarkan pekerjaan yang dilakukan-Nya (ay. 19). (2) Sama seperti Bapa yang membangkitkan orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak dan lebih lagi, kepada Anak dipercayakan tugas penghakiman supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa (ay. 21-23). (3) Bapa sendiri bersaksi tentang Anak (ay. 32,36). Sebenarnya tidak ada alasan bagi orang Yahudi menolak Yesus karena ada banyak bukti bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang dijanjikan itu.

Pertama, pada ayat 33, Yesus berkata bahwa sebenarnya Yohanes Pembaptis pun telah bersaksi tentang Dia, sekalipun sebenarnya Yesus tidak membutuhkan kesaksian manusia, tetapi mereka tetap menolak Dia, kedua, pada ayat 36, Yesus berkata Allah Bapa sendiri memberi kesaksian tentang Yesus melalui mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya, tetapi hati mereka tetap bebal, ketiga, dalam ayat 39-40, Yesus berkata, Kitab Suci pun memberi kesaksian tentang diri-Nya, tetapi mereka tidak mau datang kepada-Nya untuk memperoleh hidup itu. Kesombongan mereka menutupi segala fakta yang ada dan mereka mengeraskan hati dan menolak Yesus. Bagaimana dengan diri kita? Apakah kita memandang Dia seperti yang dinyatakan-Nya? Apakah kita menghormati Dia sebagaimana Dia adanya? Seringkali kita memperlakukan Dia lebih rendah daripada status-Nya. Ketika Ia tidak memberikan apa yang kita inginkan, kita dengan gampang sekali marah pada-Nya dan memperlakukan Dia seolah-olah Dia "pesuruh" kita. Janganlah demikian!

  • Siapakah sebenarnya Yesus dalam hidup kita? Apakah kita mengenal Dia sebagaimana kesaksian-Nya tentang diri-Nya? "Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya." (Yohanes 5:26)
  • Berdoalah agar pemahaman kita akan siapa Yesus menjadikan hidup kita seturut dengan pemahaman kita dalam relasi kita bersama Tuhan dan hidup menyukakan hati-Nya.

Minggu, 29 Juni 2014

BETESDA (Yohanes 5: 1-16)

Dalam teks yang kita baca hari ini, diceritakan bahwa ada seorang yang sudah 38 tahun terbaring sakit didekat kolam Betesda. Kita tidak tahu sudah berapa lama orang tersebut menunggu di dekat kolam itu. Apakah sejak awal ia sakit, jadi sudah 38 tahun? Atau sudah lima tahun atau bahkan sepuluh tahun? Tetapi yang pasti Alkitab mengatakan bahwa Yesus melihat dan tahu bahwa orang itu telah lama dalam keadaan seperti itu, padahal ia setiap hari berada dekat dengan kolam yang sewaktu-waktu katanya, apabila malaikat Tuhan turun ke kolam itu dan menggoncangkan airnya, maka siapapun dan dengan penyakit apapun, yang terdahulu masuk ke dalamnya akan sembuh. Kita memang tidak tahu ada berapa banyak orang yang juga berada di sana untuk menantikan kolam itu bergoncang.

Alkitab hanya mengatakan ada sejumlah besar orang sakit di sana. Tetapi yang jelas ada orang yang sudah sakit 38 tahun dan menantikan bekas kasih dari orang lain untuk menurunkannya ke dalam kolam Betesda, saat airnya tergoncang. Waktu demi waktu berlalu, harapan demi harapan pun menjadi sirna. Belas kasihan yang diharapkan tidak pernah kunjung datang, padahal ia berada di tempat yang bernama Betesda, yang berarti "Rumah Anugerah" atau "Rumah Kemurahan." Mungkin di antara kita ada yang merasakan hal yang sama. Di tempat di mana kita berharap dapat merasakan kemurahan dari orang-orang sekitar kita, namun yang kita rasakan malah adalah sikap permusuhan, sikap saling menjatuhkan, saling menyakiti. Mungkin itu rumah, di tempat kerja kita yang notabene banyak anak-anak Tuhannya, atau bahkan gereja sekalipun! Firman Tuhan hari ini mengingatkan kepada kita, ketika kita berbeban berat, ketika dalam kesulitan, ketika dalam penderitaan dan membutuhkan anugerah, kemurahan dan belas kasihan, datanglah kepada Yesus, karena Dialah satu-satu-Nya pribadi yang tidak akan pernah mengecewakan kita. Hari ini, ketika Dia menawarkan kepada kita, "Maukah engkau sembuh?" Apakah jawaban Anda?

  • Mengapa Tuhan menyembuhkan orang yang sakit selama 38 tahun itu, sekalipun hari itu Sabat? Apa yang Tuhan ajarkan kepada kita melalui orang sakit ini?
  • Berdoalah bagi diri sendiri maupun jemaat, agar melalui kehidupan kita dan jemaat Tuhan, banyak orang menemukan kemurahan dan anugerah Tuhan secara nyata dalam hidup kita, sehingga menjadi berkat... 

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates