Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Sebab
aku akan bersyukur lagi kepada-Nya penolongku dan Allahku! [Mazmur
42:6-12]
Dalam berbagai bencana yang menimpa di negeri ini - tsunami, gunung meletus, angin puting beliung, tanah longsor, banjir, kapal tenggelam, kecelakaan pesawat terbang, dan sebagainya - kita kerap menjumpai berbagai kisah mengharukan dari mereka yang tertimpa bencana. Kisah tentang orang-orang yang dapat terus bertahan di tengah situasi yang berat dan tidak mengenakan, orang-orang yang mengucapkan syukur sebab lolos dari maut. Bagi mereka, selalu ada alasan untuk bersyukur.
Mazmur 42 memberikan gambaran mengenai keresahan umat Tuhan ketika dibuang dinegeri asing. Bukan situasi yang mudah. Selama tujuh puluh tahun mereka tidak lagi bisa beribadah di Bait Allah. Nostagia masa lalu membuat hati tambah pedih. Sangat rindu rasanya untuk bisa kembali beribadah di Yerusalem - bagai rusa merindukan air. Bahkan terlontar seruan seolah-olah Tuhan melupakan umat-Nya. Akan tetapi, pemazmur tidak mau terbenam dalam kenangan masa lalu. Ia mengarahkan diri menatap ke depan; berharap kepada Allah. Ia memiliki keyakinan yang jelas bahwa dalam keadaan yang berat sekalipun, Tuhan tengah berkarya. Sehingga, ia tetap dapat berkata,"....aku akan bersyukur lagi kepada-Nya" - Pribadi yang ia kenal sebagai penolong dan Allah.
Ada masa-masa dimana kesadaran kita akan kehadiran-Nya yang memberi pertolongan mengendur - oleh karena larut dalam pertolongan, kekalutan, maupun situasi yang tak menentu. Dalam keadaan seperti itu, mintalah pertolongan-Nya, supaya kita selalu dapat melihat mensyukuri apa yang ada. Sebab, di dalam hadirat-Nya, selalu ada alasan untuk bersyukur.
"Kisah dan pemeliharaan Allah tak pernah luntur maka, di mana pun dan kapan pun teruslah naikkan syukur"
Tuhan Yesus Memberkati anda.
Dalam berbagai bencana yang menimpa di negeri ini - tsunami, gunung meletus, angin puting beliung, tanah longsor, banjir, kapal tenggelam, kecelakaan pesawat terbang, dan sebagainya - kita kerap menjumpai berbagai kisah mengharukan dari mereka yang tertimpa bencana. Kisah tentang orang-orang yang dapat terus bertahan di tengah situasi yang berat dan tidak mengenakan, orang-orang yang mengucapkan syukur sebab lolos dari maut. Bagi mereka, selalu ada alasan untuk bersyukur.
Mazmur 42 memberikan gambaran mengenai keresahan umat Tuhan ketika dibuang dinegeri asing. Bukan situasi yang mudah. Selama tujuh puluh tahun mereka tidak lagi bisa beribadah di Bait Allah. Nostagia masa lalu membuat hati tambah pedih. Sangat rindu rasanya untuk bisa kembali beribadah di Yerusalem - bagai rusa merindukan air. Bahkan terlontar seruan seolah-olah Tuhan melupakan umat-Nya. Akan tetapi, pemazmur tidak mau terbenam dalam kenangan masa lalu. Ia mengarahkan diri menatap ke depan; berharap kepada Allah. Ia memiliki keyakinan yang jelas bahwa dalam keadaan yang berat sekalipun, Tuhan tengah berkarya. Sehingga, ia tetap dapat berkata,"....aku akan bersyukur lagi kepada-Nya" - Pribadi yang ia kenal sebagai penolong dan Allah.
Ada masa-masa dimana kesadaran kita akan kehadiran-Nya yang memberi pertolongan mengendur - oleh karena larut dalam pertolongan, kekalutan, maupun situasi yang tak menentu. Dalam keadaan seperti itu, mintalah pertolongan-Nya, supaya kita selalu dapat melihat mensyukuri apa yang ada. Sebab, di dalam hadirat-Nya, selalu ada alasan untuk bersyukur.
"Kisah dan pemeliharaan Allah tak pernah luntur maka, di mana pun dan kapan pun teruslah naikkan syukur"
Tuhan Yesus Memberkati anda.
[Gratitude AGAIN]
Why are you cast down, O my soul, and disquieted within me? For I will give thanks again to him my helper and my God! [Psalm 42: 6-12]
In various disasters that befall this country - tsunamis, volcanic eruptions, tornados, landslides, floods, sinking ships, aircraft accidents, and so forth - we often find many touching stories of those affected. The story of the people who can continue to survive in the midst of a tough situation and do not wear, the people who give thanks because escape from death. For them, there is always a reason to be grateful.
Psalm 42 gives an overview of the unrest in the land of the people of God when disposed of foreigners. Not an easy situation. During the seventy years they are no longer able to worship in the temple. Nostagia past makes the heart more painful. Very nostalgic tastes to get back to worship in Jerusalem - like the deer pants for water. Even the call came out as though God forgotten His people. However, the psalmist would not immersed in memories of the past. He directs himself staring straight ahead; hoping to God. He had a clear conviction that in the case of weight though, God were working. Thus, he can still say, ".... I would be grateful again to Him" - Personal whom he knew as a helper and God.
There are times when our awareness of His presence gives relief loosens - therefore soluble in relief, confusion, and the situation is uncertain. In such circumstances, ask for His help, so that we can always see what's grateful. Because, in His presence, there is always a reason to be grateful.
"The story and God's providence never faded then, wherever and whenever continue to increase thanks"
The Lord Jesus bless you.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar