Pages

Ads 468x60px

Sabtu, 10 Mei 2014

KATA-KATA PALING BIJAK


Seperti salju di musim panas dan hujan pada waktu panen, demikian kehormatanpun tidak layak bagi orang bebal.

Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang, demikian kutuk tanpa alasan tidak akan kena.

Keledai harus dikenakan kekang, kuda harus dicambuk, demikian juga orang bodoh harus dipukul.

Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia.

Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak.

Siapa mengirim pesan dengan perantaraan orang bebal mematahkan kakinya sendiri dan meminum kecelakaan.

Seperti orang lumpuh menggunakan kakinya, begitulah orang bodoh yang mengucapkan petuah.

Memuji orang yang tak berpengetahuan, seperti mengikat batu erat-erat pada jepretan.

Seperti pemabuk mengeluarkan duri dari tangannya, begitulah orang bodoh yang mengucapkan petuah.

Siapa memperkerjakan orang bodoh atau sembarangan orang akan merugikan banyak orang.

Seperti anjing kembali kepada muntahannya, begitulah orang bodoh yang mengulangi kebodohannya.

Orang yang bodoh sekali masih lebih baik dari pada orang yang menganggap dirinya pandai.

Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.

Si pemalas mencelupkan tanganya ke dalam pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.

Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.

Orang yang ikut campur dalam pertengkaran orang lain adalah seperti orang yang menangkap telinga anjing yang berlalu.

Orang yang menipu, lalu berkata, "Aku hanya bergurau saja," sama dengan orang gila yang bermain dengan senjata bahaya.

Demikianlah orang yang memperdaya sesamanya dan berkata. "Aku hanya bersenda gurau."

Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran.

Seperti arang dan kayu membuat api tetap menyala; begitulah orang yang suka bertengkar membakar suasana.

Fitnah itu enak rasanya; orang suka menelannya.

Bagaikan periuk tanah disepuh perak, begitulah orang yang manis di mulut, tapi berhati jahat.

Si pembenci berpura-pura dengan bibirnya, tetapi dalam hati dikandungnya tipu daya.

Kalau ia ramah, jangan percaya padanya, karena tujuh kekejian ada dalam hatinya.

Walaupun kebencian diselubungi tipu daya, kejahatan akan nyata dalam jemaat.

Siapa menggali lobang akan jatuh ke dalamnya, dan siapa menggelindingkan batu, batu itu akan kembali menimpa dia.

Lidah dusta membenci korbannya, dan mulut licin mendatangkan kehancuran.


 

Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates