Pages

Ads 468x60px

Jumat, 20 Februari 2015

Kisah Tukang Kayu


Dear Sahabat, 
Seorang tukang bangunan yang sudah tua berniat untuk pensiun dari profesi yang sudah ia geluti selama puluhan tahun.

Ia ingin menikmati masa tua bersama istri dan anak cucunya. Ia tahu ia akan kehilangan penghasilan rutinnya namun bagaimanapun tubuh tuanya butuh
istirahat. Ia pun menyampaikan rencana tersebut kepada mandornya.

Sang Mandor merasa sedih, sebab ia akan kehilangan salah satu tukang kayu terbaiknya, ahli bangunan yang handal yang ia miliki dalam timnya.
Namun ia juga tidak bisa memaksa.

Sebagai permintaan terakhir sebelum tukang kayu tua ini berhenti, sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk terakhir kalinya.

Dengan berat hati si tukang kayu menyanggupi namun ia berkata karena ia sudah berniat untuk pensiun maka ia akan mengerjakannya tidak dengan segenap hati.

Sang mandor hanya tersenyum dan berkata, "Kerjakanlah dengan yang terbaik yang kamu bisa. Kamu bebas membangun dengan semua bahan terbaik yang ada."

Tukang kayu lalu memulai pekerjaan terakhirnya. Ia begitu malas-malasan.
Ia asal-asalan membuat rangka bangunan, ia malas mencari, maka ia gunakan bahan-bahan berkualitas rendah. Sayang sekali, ia memilih cara yang buruk untuk mengakhiri karirnya.

Saat rumah itu selesai. Sang mandor datang untuk memeriksa. Saat sang mandor memegang daun pintu depan, ia berbalik dan berkata, "Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu!"

Betapa terkejutnya si tukang kayu. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak awal ia tahu bahwa ia sedang membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan
sungguh-sungguh. Sekarang akibatnya, ia harus tinggal di rumah yang ia bangun dengan asal-asalan.

Inilah refleksi hidup kita!

Pikirkanlah kisah si tukang kayu ini. Anggaplah rumah itu sama dengan kehidupan Anda. Setiap kali Anda memalu paku, memasang rangka, memasang keramik, lakukanlah dengan segenap hati dan bijaksana.

Sebab kehidupanmu saat ini adalah akibat dari pilihanmu di masa lalu.
Masa depanmu adalah hasil dari keputusanmu saat ini.
Tuhan memberkati.


Carpenter Story

Dear Friend,
A builder who is old intends to retire from the profession he had struggled for decades. 

He wants to enjoy old age with his wife and grandchildren. He knew he would lose his regular income but nevertheless took his bodybreak. He also submit the plan to the foreman. 

The foreman felt sad, because he will lose one of the best carpenters, masons reliable that he has in his team.But he also can not force. 

As a last request before old carpenter's stop, the foreman asked him to once again build a house for the last time. 
With a heavy heart the carpenter agreed but he said because he had intended to retire then he will not do it wholeheartedly. 

The foreman just smiled and said, "Take the best that you can. You are free to build with all the best materials available." 
Carpenter and then start his last job. He is so lazy.He carelessly made frame building, he lazily looking for, then it use low quality ingredients. Unfortunately, he chose a bad way to end his career. 

When the house was finished. The foreman came to check. When the foreman holding leaves the front door, he turned around and said, "This is your house, a gift from me to you!" 
To the astonishment of the carpenter. He was very apologetic. If only he knew from the beginning that he was building his house, he will do it withtruly. Now as a result, he had to stay in the house which he built at random. 

This is a reflection of our lives! 
Consider the story of the carpenter's. Assume the same house with your life. Whenever you are hammering a nail, put order, installing ceramic, do it with all your heart and wise.Because life today is a result of your choices in the past.Your future is the result of today's decision.God bless.


Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates