Matius 3:1-12.
Pelayanan Yesus didahului oleh Yohanes Pembaptis, yang bertugas merintis jalan bagi Yesus. Tugas ini mulia karena ia mempersiapkan manusia bagi kedatangan Sang Juru Selamat.
Apa yang Yohanes lakukan? Ia menyerukan pertobatan. Bertobat berarti berbalik, yaitu berbalik dari kehidupan yang tidak sesuai firman Allah ke arah hidup yang selaraskan dengan firman itu. Bertobat berarti membiarkan Sang Juru Selamat berkarya didalam kehidupan.
Seruan Yohanes ternyata berdampak luar biasa. Penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea, dan dari seluruh daerah sekitar Yordan memberi respon dengan mengakui dosa dan memberi diri dibaptis.
Walau demikian, ada juga orang-orang yang mengeraskan hatinya terhadap seruan Yohanes. Mereka adalah orang Farisi dan orang Saduki. Yohanes menyebut mereka "ular beludak", berbisa dan jahat. Orang Saduki mengebiri firman Tuhan, sementara orang Farisi menambahkan berbagai aturan pada Taurat. Mereka terjebak pada legalisme dan agama pahala sehingga berpendapat bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan melakukan Taurat. Karena itu, meski mereka datang untuk dibaptis, Yohanes menengarai bahwa sesungguhnya hati mereka tidak sungguh-sungguh bertobat. maka Yohanes pun memperingatkan mereka tentang api penghakiman yang mereka akan hadapi jika mereka tidak bertobat.
Memang tidak semua orang merespons Injil secara positif. Kita tentu senang jika orang menyambut Injil dan mengalami perubahan hidup. Namun bagaimana jika tidak demikian? Tentu saja tidak boleh membenci orang yang demikian. Kita tetap harus menyatakan kebenaran Injil kepada setiap orang, bagaimana pun orang itu menggapinya.. Namun tidak kepada setiap orang kita dapat bersikap seperti sikap Yohanes terhadap orang Farisi dan orang Saduki. Kita perlu melihat bahwa Yohanes pun bijak dalam bersikap, dia tahu terhadap siapa dia harus bersikap tegas. Kita pun harus demikian. Maka kita perlu memohon pertolongan Tuhan agar kita dimampukan untuk berbagi Injil dengan bijak sehingga orang tidak menolak Dia karena sikap kita. GBU
Pelayanan Yesus didahului oleh Yohanes Pembaptis, yang bertugas merintis jalan bagi Yesus. Tugas ini mulia karena ia mempersiapkan manusia bagi kedatangan Sang Juru Selamat.
Apa yang Yohanes lakukan? Ia menyerukan pertobatan. Bertobat berarti berbalik, yaitu berbalik dari kehidupan yang tidak sesuai firman Allah ke arah hidup yang selaraskan dengan firman itu. Bertobat berarti membiarkan Sang Juru Selamat berkarya didalam kehidupan.
Seruan Yohanes ternyata berdampak luar biasa. Penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea, dan dari seluruh daerah sekitar Yordan memberi respon dengan mengakui dosa dan memberi diri dibaptis.
Walau demikian, ada juga orang-orang yang mengeraskan hatinya terhadap seruan Yohanes. Mereka adalah orang Farisi dan orang Saduki. Yohanes menyebut mereka "ular beludak", berbisa dan jahat. Orang Saduki mengebiri firman Tuhan, sementara orang Farisi menambahkan berbagai aturan pada Taurat. Mereka terjebak pada legalisme dan agama pahala sehingga berpendapat bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan melakukan Taurat. Karena itu, meski mereka datang untuk dibaptis, Yohanes menengarai bahwa sesungguhnya hati mereka tidak sungguh-sungguh bertobat. maka Yohanes pun memperingatkan mereka tentang api penghakiman yang mereka akan hadapi jika mereka tidak bertobat.
Memang tidak semua orang merespons Injil secara positif. Kita tentu senang jika orang menyambut Injil dan mengalami perubahan hidup. Namun bagaimana jika tidak demikian? Tentu saja tidak boleh membenci orang yang demikian. Kita tetap harus menyatakan kebenaran Injil kepada setiap orang, bagaimana pun orang itu menggapinya.. Namun tidak kepada setiap orang kita dapat bersikap seperti sikap Yohanes terhadap orang Farisi dan orang Saduki. Kita perlu melihat bahwa Yohanes pun bijak dalam bersikap, dia tahu terhadap siapa dia harus bersikap tegas. Kita pun harus demikian. Maka kita perlu memohon pertolongan Tuhan agar kita dimampukan untuk berbagi Injil dengan bijak sehingga orang tidak menolak Dia karena sikap kita. GBU
[WISE SHARING]
Matthew 3: 1-12.Jesus' ministry was preceded by John the Baptist, which is tasked to pave the way for Jesus. This task is a noble man as he prepares for the coming of the Savior.
What did John do? He called for repentance. To repent is to turn around, that turn from the life of God's word does not fit in the direction of life that align with the word. To repent means to let the Saviour work in life.
The call John turns extraordinary impact. Inhabitants of Jerusalem, of all Judea, and from the whole area around the Jordan responded by acknowledging sin and baptized.However, there are also those who harden their hearts against the appeal of John. They are the Pharisees and Sadducees.
John called them "vipers", poisonous and evil. The Sadducees castrate the word of God, while the Pharisees add various rules on the law. They are stuck on legalism and religion merit so that salvation can be obtained by performing the Torah.
Therefore, even though they came to be baptized, John suggests that in fact their hearts are not truly repent. then John also warned them about the fire of judgment that they would face if they do not repent.
Indeed, not all people respond positively to the gospel. We would be happy if people respond to the gospel and life changing. But what if it is not so? Certainly should not hate such people. We still have to declare the truth of the gospel to every person, no matter how the person responds .. But not to everyone we can behave like John attitude toward the Pharisees and Sadducees. We need to see that John was wise in attitude, he knew to whom he should be firm. We must thus. So we need to invoke the help of God that we are enabled to share the Gospel with wisdom so that people do not reject Him because of our attitude. GBU