Pages

Ads 468x60px

Minggu, 05 April 2015

UNTUK PARA SUAMI


"Hai, suami, kasihilah istrimu sebagaimana kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. - Efesus 5:25   

Banyak suami sangat senang membaca ayat Efesus 5:22 secara sepihak. "Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan", menjadikan para suami berlaku sangat absolut dalam keluarga, dan seorang istri tidak lagi punya hak apapun. Padahal, para suami pun punya kewajiban, yang justru sangat krusial dan penting, yaitu mengasihi istrinya seperti halnya Yesus mengasihi jemaat, dan mengorbankan nyawa-Nya bagi kita semua.

Perjalanan pernikahan kami baru mencapai usia satu bulan, satu minggu dan enam hari. Dalam perjalanan yang masih sangat singkat itu, kami masih mencoba menyesuaikan diri dalam sebuah hidup baru, dimana kami saat ini tidak lagi dua, melainkan satu. Meskipun masa pacaran kami lalui sekitar 7 tahun, dimana harusnya orang sudah saling mengenal sangat dalam, tapi perubahan suasana dan kondisi mengharuskan kami tetap mencari bentuk hubungan yang paling harmonis, bagaimana menyatukan pandangan, keputusan, atau kasarnya, ego masing-masing.
Satu hal yang pasti, kami punya pegangan firman Tuhan.

Ayat diatas menjadi sebuah syarat mutlak bagi saya pribadi, ketika saya memutuskan untuk mengakhiri hidup lajang dan menikah istri saya sekarang. Saya tahu benar, ketika Tuhan menghendaki para istri untuk tunduk kepada suami mereka seperti kepada Tuhan itu bukan berarti bahwa suami punya kesempatan untuk menindas istri mereka. Tidak ada opsi bagi pria manapun untuk menindas wanita dalam kehidupan kekristenan. Justru suami harus mengasihi istri, seperti Yesus kristus mengasihi jemaat. Artinya, Tuhan menghendaki para suami mengasihi istri dalam suatu kasih yang unconditional. Ketika sang istri tunduk, maka suami harus selalu siap memikirkan apa yang terbaik bagi istrinya, dan juga anak-anaknya. Bahkan jika harus merelakan nyawa sekalipun. Suami juga harus mampu menjadi imam, menjaga keluarganya untuk senantiasa takut akan Tuhan, dan menciptakan kehangatan dalam rumah tangga. Betapa indahnya sebuah keluarga jika hal ini berjalan dalam sebuah keluarga.

Pernikahan, seperti halnya hidup, adalah sebuah proses. Saya termasuk orang yang masih dalam proses, dan akan terus berproses untuk meneladani kasih kristus bagi kita semua. Dalam kondisi apapun, bagaimanapun, saya tahu bahwa saya harus memiliki unconditional love (agape, bukan eros), kasih tanpa batas, terhadap istri saya, atau saya tidak akan memutuskan untuk menikah sejak awal. Dalam perjalanannya, saya juga tahu bahwa berbagai krikil atau batu sandungan akan terus datang, tapi yakinlah, jika seseorang berpegang teguh pada Tuhan, mengijinkan Roh Kudus berkarya dalam hidup kita, membiarkan tangan Tuhan menuntun kita, maka berbagai krikil dan batu sandungan itu tidak akan mampu menghentikan sebuah proses kasih. Semoga proses pembentukan kasih tanpa batas ini juga dapat memberi berkat bagi orang-oang disekitar kami, dan jadi sebuah kesaksian bahwa hidup dengan kristus memang luar biasa indahnya.

KEPUASAN TERTINGGI BAGI ISTRI ADALAH KETIKA SUAMINYA MENCINTAINYA DENGAN SEPENUH HATI DAN TANPA BATAS. SIAPAKAH ANDA MENJADI SUAMI SEJATI?


FOR THE HUSBAND 

"Hi, Husbands, love your wives, as Christ loved the church and gave himself up for her. - Ephesians 5:25 

Many husbands are very pleased to read the verse Ephesians 5:22 unilaterally. "O wives, submit to your husbands as to the Lord", makes the husband applies very absolute in the family, a wife and no longer have any rights. In fact, the husband also has an obligation, that it is very crucial and important, which is to love his wife just as Jesus loved the church, and gave His life for us all. 

Our wedding trip just reached the age of one month, one week and six days. In the course is still very short, we are still trying to adjust to a new life, where we currently are no longer two, but one flesh. Although our courtship through about 7 years, where should people already know each other deeply, but change the atmosphere and the conditions require that we continue to seek the most harmonious relationship forms, how to unify the views, decisions, or roughly, egos.One thing is for sure, we got a handle the word of God. 

Paragraph above becomes a necessary condition for me personally, when I decided to end the single life and married my wife now. I know right, when God wants wives to submit to their husbands as to the Lord does not mean that the husband had the opportunity to oppress their wives. There is no option for any man to oppress women in the Christian life. Precisely husbands should love their wives as Christ loved the church Jesus. That is, God willed the loving husband and wife in a love that is unconditional. When the subject of his wife, the husband should always be ready to think about what is best for his wife, and his sons. Even if you have to give up their lives though. The husband should also be able to become a priest, always keeping his family for fear of the Lord, and create warmth in the household. How wonderful a family if it is run in a family. 

Marriage, like life, is a process. I am among those who are still in the process, and will continue to proceed to imitate Christ's love for us all. Under no circumstances, however, I know that I should have unconditional love (agape, not eros), love without limits, to my wife, or I would not have decided to get married since the beginning. Along the way, I also know that a variety of gravel or stumbling blocks will keep coming, but rest assured, if someone cling to the Lord, let the Holy Spirit work in our lives, let the hand of God leads us, then a variety of gravel and stumbling blocks would not be able stop a process of love. Hopefully the process of formation of infinite love can also give thanks for the oang around us, and so is a testimony that life with Christ is magnificent. 

HIGHEST SATISFACTION FOR WIVES ARE LOVED when her husband WITH AND WITHOUT LIMITS Wholeheartedly. WHO IS YOUR HUSBAND TO BE TRUE?

Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates