Pages

Ads 468x60px

Selasa, 19 Agustus 2014

[BILA TUHAN TIDAK MENGARUNIAI ANAK]


BIMBINGAN ALKITABIAH: SUAMI ISTRI YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK
TIP: RAHASIA HIDUP BAHAGIA SEKALIPUN TANPA ANAK

Salam Kasih,

Tidak dapat dimungkiri bahwa kehadiran seorang anak sangat dinantikan oleh semua pasangan. Bagi kebanyakan orang, rumah tangga seolah belum lengkap tanpa kehadiran seorang anak. Bukan perkara mudah bagi pasangan tanpa anak untuk hidup dalam anggapan-anggapan tersebut. Lalu, apakah yang harus dilakukan oleh pasangan yang tidak dikaruniai anak? Mungkinkah mereka bisa menjalani kehidupan pernikahan dengan bahagia? Belajar dari beberapa tokoh Alkitab akan sangat membantu untuk menghadapi situasi ini. Meski tanpa kehadiran seorang anak, percayalah bahwa Allah tetap memberikan sukacita dalam kehidupan pernikahan Anda.

BIMBINGAN ALKITABIAH:

Kisah Rahel dan Lea melukiskan betapa pentingnya bagi seorang wanita untuk melahirkan anak laki-laki untuk suaminya__ Kejadian 30:1-24.

Seruan Rahel , "Berikanlah kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati."__Kejadian 30:1, menggambarkan perasaan setiap istri. Dan sudah pasti banyak suami yang merasa risau atau akan menyetujui jawaban Yakub, "Akukah pengganti Allah, yang telah menghalangi engkau mengandung?"__Kejadian 30:2.

Kemandulan bukan hanya masalah fisik atau sosial. Berbagai arti yang dalam secara rohani juga dikaitkan dengan masalah ini. Musa menjanjikan kepada umat Israel bahwa apabila mereka mentaati Tuhan, berkat akan menyusul, "Engkau akan diberkati lebih dari segala bangsa: tidak akan ada laki-laki atau perempuan yang mandul di antaramu, ataupun di antara hewanmu."__ Ulangan 7:14 Oleh sebab itu kemandulan dianggap sebagai akibat dari ketidaktaatan kepada Allah.

Sulit bagi kita untuk membayangkan betapa menghancurkannya semua kejadian ini bagi wanita yang tidak dapat melahirkan anak. Secara rohani ia bingung, secara sosial ia malu, dan secara psikologis ia tertekan. Ia telah menikah dengan seorang pria yang ingin mempunyai anak untuk menjamin kesinambungan garis keluarganya. Sang suami mungkin tetap mencintainya, tetapi si istri tetap tidak merasa terhibur olehnya__1 Samuel 1:6-8.

TIP:

Salah satu tugas yang diberikan kepada manusia adalah "beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi". Artinya, manusia harus berkembang biak. Akan tetapi,__ Kejadian 2:24 menunjukkan bahwa pernikahan menuntun kepada kesatuan, namun hasil dari kesatuan, yaitu anak, tidak dituliskan. Jadi, secara umum manusia memang harus berkembang biak, tetapi kesatuan suami istri lebih penting. Karena itu, jika suami istri tidak memiliki anak, jangan berpikir bahwa pernikahannya gagal. Ketika sebuah pernikahan tidak memenuhi maksud umum Allah untuk beranak cucu dan bertambah banyak, mungkin Allah mendesain pernikahan itu untuk tugas khusus.

Daripada terus merasa gagal, tidak sempurna, atau bersalah; suami istri sebaiknya mencari apa maksud Allah dengan tidak memberikan keturunan kepada mereka. Adakah tugas khusus yang Tuhan kehendaki untuk dilakukan?

Tuhan kadang mengizinkan sepasang suami istri tidak memiliki anak agar hidupnya menghasilkan buah yang banyak bagi Dia. Tuhan menugaskan mereka untuk menggerakkan organisasi-organisasi dan beberapa orang untuk melakukan proyet pembinaan karakter, pertolongan bagi ketidakadilan, atau pengetasan kemiskinan. Jika mereka memiliki anak, mereka belum tentu bisa melayani seefektif itu.

Meskipun begitu, tidak berarti tugas yang dilakukan pasangan tanpa anak harus dalam skala besar. Mereka bisa memberi dukungan keuangan sambil memantau perkembangan jiwa anak-anak kurang mampu atau yatim piatu. Mereka tidak harus menarik anak-anak untuk menjadi keluarga mereka, mereka bisa mengunjungi anak-anak untuk berbincang-bincang dan melakukan pembinaan. Tugas-tugas besar ini membutuh pencurahan waktu, tenaga, dan uang. Dan, orang-orang yang tidak memiliki anak akan lebih leluasa melakukannya. Dengan tugas khusus ini, walaupun sepasang suami istri tidak memiliki anak, mereka sedang menyelamatkan banyak anak.

Dari pada terus bersedih karena tidak memiliki anak, pasangan suami istri sebaiknya mempersiapkan masa tua mereka dengan baik. Karena itu, selama masih sehat, gunakanlah waktu sebaik mungkin untuk mempersiapkan keuangan untuk membiayaan hari tua yang akan dilalui dengan tinggal di rumah.

                                              Tuhan memberkati

Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates