Bait Allah yang pertama dibangun oleh Salomo (2 tawarikh 5:1). Bait Allah ini kemudian dihancurkan Nebuzaradan/Kerajaan Babel (2 Raj. 25:8-10). Setelah pembungan, Bait Allah dibangun kembali oleh Zerubabel dan Yesua; selesai pada zaman pemerintahan Darius (Ezr. 6:15). Di zaman pemerintahan Romawi, Bait Allah ini dipugar oleh Herodes, menghabiskan waktu 46 tahun (Yoh. 2:20), dan menjadikannya bangunan yang amat indah dan megah, lebih dari sebelumnya.
Suatu saat, setelah Tuhan dan murid-Nya keluar dari Bait Allah, para murid menoleh ke belakang dan mengaguminya. Salah seorang murid bahkan memujinya di hadapan Tuhan (Mrk. 13:1). Berkaitan dengan kekaguman mereka, Tuhan menyatakan bahwa bangunan tersebut akan diruntuhkan sampai rata dengan tanah. Ini terjadi ketika Jendral Titus menghancurkannya pada tahun 70. Bait Allah adalah kebanggaan orang Yahudi, symbol penyertaan Allah, tetapi Allah membiarkannya runtuh sebanyak dua kali. Jika kita simak, alasan bangunan itu dibiarkan runtuh adalah karena "sudah kehilangan fungsinya yang semula." Bait Allah merupakan symbol penyertaan Allah Yahweh di tengah umat-Nya. Bait Allah juga adalah rumah doa bagi segala bangsa, supaya Tuhan dikenal oleh segala bangsa di bumi (2Taw. 6:32-33).
Di zaman P Lama, fungsi tersebut hilang oleh penyelewengan serta pemberontakan umat terhadap Allah. Di zaman P Baru, Tuhan marah melihat kenyataan bahwa rumah Tuhan sudah berubah menjadi tempat para pemimpin politik dan pencari keuntungan pribadi; mereka menjadikan rumah doa bagi segala bangsa ini bak sarang penyamun (Mat. 21:12-13). Jika Allah membuangnya, adalah karena bangunan itu sudah tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya; demikian juga Allah sudah membuang banyak gedung gereja yang tidak lagi menjadi tempat di mana Dia dimuliakan. Kiranya hal ini menjadi peringatan bagi Gereja-Nya di setiap zaman dan segala tempat, untuk setia mengerjakan misinya; menjadi berkat bagi segala bangsa, dan bukan hanya membanggakan bangunan fisik saja.
Suatu saat, setelah Tuhan dan murid-Nya keluar dari Bait Allah, para murid menoleh ke belakang dan mengaguminya. Salah seorang murid bahkan memujinya di hadapan Tuhan (Mrk. 13:1). Berkaitan dengan kekaguman mereka, Tuhan menyatakan bahwa bangunan tersebut akan diruntuhkan sampai rata dengan tanah. Ini terjadi ketika Jendral Titus menghancurkannya pada tahun 70. Bait Allah adalah kebanggaan orang Yahudi, symbol penyertaan Allah, tetapi Allah membiarkannya runtuh sebanyak dua kali. Jika kita simak, alasan bangunan itu dibiarkan runtuh adalah karena "sudah kehilangan fungsinya yang semula." Bait Allah merupakan symbol penyertaan Allah Yahweh di tengah umat-Nya. Bait Allah juga adalah rumah doa bagi segala bangsa, supaya Tuhan dikenal oleh segala bangsa di bumi (2Taw. 6:32-33).
Di zaman P Lama, fungsi tersebut hilang oleh penyelewengan serta pemberontakan umat terhadap Allah. Di zaman P Baru, Tuhan marah melihat kenyataan bahwa rumah Tuhan sudah berubah menjadi tempat para pemimpin politik dan pencari keuntungan pribadi; mereka menjadikan rumah doa bagi segala bangsa ini bak sarang penyamun (Mat. 21:12-13). Jika Allah membuangnya, adalah karena bangunan itu sudah tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya; demikian juga Allah sudah membuang banyak gedung gereja yang tidak lagi menjadi tempat di mana Dia dimuliakan. Kiranya hal ini menjadi peringatan bagi Gereja-Nya di setiap zaman dan segala tempat, untuk setia mengerjakan misinya; menjadi berkat bagi segala bangsa, dan bukan hanya membanggakan bangunan fisik saja.
- Apa yang membuat Allah membiarkan Bait Allah dihancurkan? Pelajaran apa yang penting bagi gereja Tuhan masa kini?