Tidak sedikit orang yang hidup dengan kekerasan hatinya. Jika sesuatu sudah dianggapnya benar, hal itu tidak akan dengan mudah untuk dibelokkan. Kata seorang teman saya, biar badai halilintar juga tidak akan membuat orang tersebut mengubah pikirannya. Hanya Tuhan yang mampu mengubah orang itu.
Bagi orang-orang yang telah memiliki prinsip dalam hidupnya, tidak mudah baginya untuk mengubah hal tersebut, kecuali jika ada hal yang mendasar dan membuat ia berpikir ulang sebelum ia mengubah keputusannya. Pertanyaan, apakah yang menjadi hal mendasar tersebut? Tuhan sendiri.
Kitab Bilangan 12:3 menyatakan Musa sangat lembut hatinya lebih dari setiap manusia yang ada di muka bumi. Padahal jika kita menengok ke belakang saat Musa berada di Mesir, ia pernah membunuh orang Mesir yang menganiaya orang Ibrani. Saya yakin tidak ada seorang pun yang akan menjadi pembunuh kecuali hatinya diliputi dengan kemarahan sehingga ia tidak berpikir panjang ketika melakukan hal apa pun. Dengan kata lain, seorang yang mampu menghilangkan nyawa orang lain adalah orang yang keras hatinya.
Alkitab jelas tidak pernah mencatat karakter seseorang. Penyembutan Musa sebagai seorang yang lembut hati sudah jelas karena ada proses yang dilakukan Tuhan untuk melembutkan hatinya. Tuhan menghalau hati yang keras dari Musa dan memberikan hati yang baru. Dengan begitu. Musa mudah menerima pimpinan dan perintah Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. kebayangkan jika Musa keras hati? Dia akan berontak melawan Tuhan dan mengambil jalannya sendiri menuju Tanah Kanaan.
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Jika kita adalah orang yang keras hati, minta Tuhan sendiri yang menjauhkan hati yang keras dari tubuh kita dan menggantikannya dengan hati yang lembut.
Bagi orang-orang yang telah memiliki prinsip dalam hidupnya, tidak mudah baginya untuk mengubah hal tersebut, kecuali jika ada hal yang mendasar dan membuat ia berpikir ulang sebelum ia mengubah keputusannya. Pertanyaan, apakah yang menjadi hal mendasar tersebut? Tuhan sendiri.
Kitab Bilangan 12:3 menyatakan Musa sangat lembut hatinya lebih dari setiap manusia yang ada di muka bumi. Padahal jika kita menengok ke belakang saat Musa berada di Mesir, ia pernah membunuh orang Mesir yang menganiaya orang Ibrani. Saya yakin tidak ada seorang pun yang akan menjadi pembunuh kecuali hatinya diliputi dengan kemarahan sehingga ia tidak berpikir panjang ketika melakukan hal apa pun. Dengan kata lain, seorang yang mampu menghilangkan nyawa orang lain adalah orang yang keras hatinya.
Alkitab jelas tidak pernah mencatat karakter seseorang. Penyembutan Musa sebagai seorang yang lembut hati sudah jelas karena ada proses yang dilakukan Tuhan untuk melembutkan hatinya. Tuhan menghalau hati yang keras dari Musa dan memberikan hati yang baru. Dengan begitu. Musa mudah menerima pimpinan dan perintah Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. kebayangkan jika Musa keras hati? Dia akan berontak melawan Tuhan dan mengambil jalannya sendiri menuju Tanah Kanaan.
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Jika kita adalah orang yang keras hati, minta Tuhan sendiri yang menjauhkan hati yang keras dari tubuh kita dan menggantikannya dengan hati yang lembut.
- "dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras..." (Yehezkiel 36;26).
- Doa: Tuhan jauhkan hati yang keras dariku dan gantikan dengan hati yang lembut. Amin! Tuhan memberkati.


