Pages

Ads 468x60px

Kamis, 24 Juli 2014

KATA-KATA


"Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka mengemakannya, akan memakan buahnya." Amsal 18:21

Kata bisa setajam pedang, sepekak senapan, segelegar granat. kata layaknya senjata pemicu, bisa digunakan berseteru dan memang bisa mengorbarkan pertempuran. Pernahkan Anda terluka oleh komentar yang menyakiti hati? Seorang teman sambil tertawa mungkin bisa mencederai hati Anda dengan kata-kata tak senonoh yang bodoh. Sebaliknya, Anda barangkali juga pernah bicara di balik punggung seseorang, menebar sindiran, kata-kata satiris yang melukai hati. Adakalanya kita menciptakan masalah demi masalah dengan menggunakan lidah jahil, mulut yang bocor.

Lidah adalah organ tubuh yang kecil, tersembunyi dalam mulut kita, tetapi bisa cukup lentur menyeruakkan kata-kata jahat. Lidah bisa meletuskan perseteruan dalam keluarga dan permusuhan di antara sahabat. Kita bisa saja bertindak bodoh, asal bicara tanpa berpikir dahulu, dan melukai perasaan orang lain. Kitab Amsal 29:20 mengatakan. "kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal daripada bagi orang itu." Tepatnya, secara tersirat amsal ini hendak mengatakan: Jangan bertindak bodoh, berpikir dahulu sebelum bicara!

Hati-hatilah dengan mulut kita, sebab "Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru meminta pukulan. Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya" (Amsal 18: 6-7). Tentang hal ini Salomo ingin menegaskan, "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya" (Amsal 18:21). Tetapi, ada saja orang yang gemar menggunakan lidahnya untuk mencederai, menista, menindas, memfitnah, bahkan membunuh. Selalu ada orang yang dengan sengaja mencari cara-cara jahat untuk menghancurkan orang lain. "Mereka melunturkan lidahnya seperti busur; dusta dan bukan kebenaran....Lidah mereka adalah anak panah yang membunuh, perkataan dari mulutnya adalah tipu; mereka berbicara damai dengan temannya, tetapi dalam hatinya mereka merancang pengadangan terhadapnya" (Yeremia 9:3, 8).

Lidah seharusnya membangun kehidupan, menyerukan kata-kata damai sejahtera, melantunkan perkataan baik dan ucapan positif. Kata-kata kita seharusnya bisa untuk membangun kehidupan orang lain. Renungkanlah sejenak, kapan terakhir kali aku memberi semangat, membesarkan hati sahabat dan keluargaku? Marilah bertanya pada diri sendiri. Apakah yang kukatakan lebih sering menguatkan atau melemahkan orang lain? Blaise Pasca menganjurkan agar kita menggunakan perkataan yang baik. "Perkataan yang baik tidak mahal, tidak melecetkan lidah atau bibir. Walaupun tidak mahal, perkataan yang baik itu menyelesaikan banyak hal, membangkitkan sifat baik pada diri orang lain, dan menghasilkan citra diri yang sangat indah."

Tuhan, tolonglah aku mengendalikan kata-kataku, tidak untuk menyakiti, melainkan untuk membesarkan hati orang lain. Jauhkanlah kiranya mulutku dari perkataan yang bisa menjatuhkan seseorang, urapilah mulutku agar dapat mengucapkan kata-kata yang baik. Amin.

MUSUH TERBESAR DAN SAHABAT TERBAIK ANDA ADALAH KATA-KATA YANG ANDA UCAPKAN.
                                            Tuhan memberkati

Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates