Pages

Ads 468x60px

Kamis, 24 Juli 2014

TENTANG MENJADI MEMBAWA DAMAI


"Orang yang bijaksana tahu untuk mengendalikan lidahnya dan orang itu dipuji karena memaafkan dan melupakannya" - Amsal 19:11
 
 

"Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi pembantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak" -Amsal 2:3

"Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air; jadi mundurlah sebelum pembantahan dimulai" - Amsal 15:18

"Sipemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang sabar memadamkan pembantahan" - Amsal 20:10

Alkitab memberikan banyak pemahaman tentang hal ini. Suatu kali pertengkaran diumpamakan dengan air dan jangan sampai membiarkannya keluar dari tangan. Bukankah itu gambaran yang tepat? Apabila pembantahan dimulai, maka sulit untuk menghentikannya. Ayat lain mengatakan menghindari pembantahan membawa penghormatan. Itu karena Tuhan suka jika kita memilih untuk tidak bertengkar sama sekalipun yang ada pada kita ngotot berteriak bahwa kita benar.

Jadi, untuk menghindari pertengkaran, kita harus hati-hati dalam dua hal. Jangan memulainya, dan jika seorang lain memulainya kita harus cepat mengakhirinya.

Kasus pertama, Alkitab memberi peringatan bahwa kata-kata kasar akan menimbulkan kemarahan, kata-kata kasar membuat kita ingin mempertahankan diri, dan kemudian kita siap untuk membalas. Pembatahan bisa menjadi lingkaran yang tak berujung dari orang yang saling menghina. Pada kasus yang kedua, itu artinya kita harus mengesampingkan harga diri kita dan membuat keputusan, tidak peduli siapa yang salah; kita mengambil jalan tepat. Tuhan menghormati, bila demi Dia, kita memilih untuk menjadi pembawa damai.

 
Tuhan memberkati

Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates