Pages

Ads 468x60px

Sabtu, 26 Juli 2014

HAL BERDOA


Doa dalam status apa kita disebut munafik.

"Dan apabila kamu berdoa, janganlah doa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadah dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Sesungguhnya mereka sudah mendapatkan upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah kedalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu meminta kepada-Nya". Matius 6:5-8.

Yesus bertanya sebab apa kamu berdoa? 

Bagaimana engkau berdoa? 
Kepada siapa engkau berdoa? 
Disini pun Yesus menunjukkan bahwa motif terbesar yang mendorong orang berdoa itu, mungkin juga adalah keinginan untuk dipandang saleh orang-orang lain dan untuk dipuji orang.

Berdoa dipandang oleh orang-orang Farisi sebagai suatu perbuatan berpahala. Orang yang banyak berdoa di tempat-tempat umum. Ia menyimpan saldo besar pada "Direktur bank yang di surga" (demikian mereka memandang Tuhan), dan saldo itu menentukan, apakah ia akan mendapatkan tempat yang baik di dalam Firdaus. Oleh sebab itu berdoa adalah kebesaran dan kebanggaan mereka. Sehingga penting sekali bagi mereka, apabila tiap-tiap orang dapat menyaksikan dan mencatat, betapa salehnya mereka itu.

Memamerkan doa seperti itu dapat kita lihat dimana saja dalam dunia keagamaan. Bukankah firman Tuhan Yesus menyinggung suatu gejala yang terdapat dimana-mana dan yang merusak kehidupan doa dari dalam? Dan apakah gerangan yang dikatakan Tuhan Yesus tentang doa berkala yang terdapat di lingkungan gereja-geraja, dan tentang menghitung banyaknya doa dengan tasbih, memperbanyakkan doa gilir (litani) dan doa brevir (semacam doa berkala) yang berdengung-dengung, tentang kisaran doa yang merentet-rentet, tentang pikiran bahwa doa itu bagi Allah adalah berpahala?

Terhadap motif mendemostrasikan, motif memamerkan di dalam berdoa itu, Tuhan Yesus memberikan perintah-Nya yang mengharuskan "Masuklah kekamarmu, tutuplah pintu". Maksud Tuhan Yesus ialah "Carilah sebuh tempat, dimana engkau dapat berada tanpa diketahui orang, dimana engkau dapat terhindar dari pandangan dan anggapan orang lain". Berusahalah sedapat mungkin, supaya jangan ada orang yang dapat melihat atau mengetahui bahwa engkau hidup dengan berdoa. Bergaullah dengan Tuhan dengan tersembunyi, artinya hiduplah dengan Tuhan dalam pergaulan yang tetap tidak dapat dilihat oleh orang lain, pergaulan yang hanya tertuju kepada Allah Sang Bapa, yang melihat "yang tersembunyi itu".

Maka apabila perkataan kita, yang tak dapat didengar oleh orang lain itu, kita ucapkan, dikeluarkan perkataan itu dari tempat yang tersembunyi oleh Sang Bapa. Dan kita mengucapkan kata-kata itu seperti kanak-kanak dihadapan Allah. "Dan Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalaskannya kepadamu", sebagaimana seorang Bapa akan melakukannya, yaitu dengan memberi jawaban atau mengabulkan doa kita di dalam kasih, di dalam kebijaksanaan, di dalam kesucian, di dalam perkenan-Nya.

Apakah itu berarti bahwa dengan demikian Tuhan Yesus menyalahkan segala doa di tempat umum? Tidak, itu adalah suatu kesimpulan yang salah. Ada dua hal yang perlu dikemukakan bertalian dengan doa di tempat umum.  

Pertama, bagi orang-orang beriman, tekanan utama haruslah terletak pada doa "di dalam kamarmu", berdoa sendirian, pergaulan perseorangan dengan Tuhan di dalam tempat yang tersembunyi. Barangsiapa hanya berdoa di tempat umum, tetapi tidak pernah berdoa "di dalam kamar" , maka ia tidak mempunyai hubungan yang sungguh-sungguh dengan Allah. Kedua, di dalam berdoa di depan umum, berdoa bersama-sama, dimana kita saling mendoakan hati kita bersama-sama, haruslah doa itu tertuju kepada Allah Sang Bapa yang tersembunyi, dan jangan kepada saudara-saudara, dengan siapa kita berdoa bersama-sama itu.

Kata-kata yang indah yang diucapkan di dalam doa dari mimbar di gereja dapat membuat seorang pendeta menjadi "tersohor" sebagai orang yang mempunyai karunia untuk berdoa, dan dapat menimbulkan kesan pada anggota-anggota jemaat bahwa Tuhan mau mendengarkan doanya dengan kerelaan yang istimewa. Tetapi Tuhan Yesus berkata "Lagi pula dalam doamu itu janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah seperti mereka. karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya".

                                            Tuhan memberkati

Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates