Pernikahan adalah institusi pertama yang dirikan oleh Tuhan dalam Kitab
Kejadian pasal 2. Pernikahan adalah perjanjian suci yang melambangkan
hubungan antara Kristus dan pengantin-Nya, atau Tubuh Kristus.
Kebanyakan kitab yang iman Kristen mengajarkan bahwa perceraian dilihat
hanya sebagai pilihan terakhir setelah segala upaya menuju rekonsiliasi
telah gagal. Sebagaimana Alkitab mengajarkan kita untuk masuk kedalam
pernikahan dengan hati-hati dan penuh hormat, perceraian pun harus
dihindari apapun caranya. Menghormati dan menjunjung tinggi sumpah
pernikahan membawa kehormatan dan kemuliaan bagi nama Tuhan Yesus Kristus.
Sayang, perceraian dan menikah kembali telah menjadi realitas luas dalam Tubuh Kristus hari-hari ini. Banyak orang Kristen yang bertanya tentang perceraian dan menikah kembali. Secara umum, orang Kristen cenderung jatuh ke dalam salah satu dari 4 posisi pada masalah kontroversial ini:
Posisi 1. Tidak Bercerai - Tidak Menikah Kembali
Pernikahan adalah sebuah perjanjian sumpah seumur hidup, karena itu tidak boleh diputuskan dalam keadaan apapun; sedangkan untuk menikah kembali dianggap melanggar perjanjian dan karena itu tidak diperkenankan.
Posisi 2. Bercerai - Tapi Tidak Menikah Lagi
Perceraian, meskipun bukan kehendak Allah, terkadang diambil sebagai satu-satunya alternatif setelah semua usaha yang dilakukan gagal. Mereka yang bercerai harus tetap dalam kondisi tidak menikah untuk kehidupan mereka selanjutnya.
Posisi 3. Bercerai - Tapi Menikah Kembali Hanya Dalam Situasi Tertentu
Perceraian, meskipun bukan keinginan Allah, namun terkadang tak dapat dihindarkan. Jika alasan perceraian dianggal Alkitabiah, mereka yang bercerai dapat menikah kembali, namun hanya bagi orang beriman.
Posisi 4. Bercerai - Menikah Kembali
Perceraian, meskipun bukan keinginan Allah, namun bukan sebuah dosa yang tidak terampuni. Terlepas dari keadaan, semua orang bercerai yang telah tobat, harus diampuni dan diijinkan untuk menikah kembali.
Sayang, perceraian dan menikah kembali telah menjadi realitas luas dalam Tubuh Kristus hari-hari ini. Banyak orang Kristen yang bertanya tentang perceraian dan menikah kembali. Secara umum, orang Kristen cenderung jatuh ke dalam salah satu dari 4 posisi pada masalah kontroversial ini:
Posisi 1. Tidak Bercerai - Tidak Menikah Kembali
Pernikahan adalah sebuah perjanjian sumpah seumur hidup, karena itu tidak boleh diputuskan dalam keadaan apapun; sedangkan untuk menikah kembali dianggap melanggar perjanjian dan karena itu tidak diperkenankan.
Posisi 2. Bercerai - Tapi Tidak Menikah Lagi
Perceraian, meskipun bukan kehendak Allah, terkadang diambil sebagai satu-satunya alternatif setelah semua usaha yang dilakukan gagal. Mereka yang bercerai harus tetap dalam kondisi tidak menikah untuk kehidupan mereka selanjutnya.
Posisi 3. Bercerai - Tapi Menikah Kembali Hanya Dalam Situasi Tertentu
Perceraian, meskipun bukan keinginan Allah, namun terkadang tak dapat dihindarkan. Jika alasan perceraian dianggal Alkitabiah, mereka yang bercerai dapat menikah kembali, namun hanya bagi orang beriman.
Posisi 4. Bercerai - Menikah Kembali
Perceraian, meskipun bukan keinginan Allah, namun bukan sebuah dosa yang tidak terampuni. Terlepas dari keadaan, semua orang bercerai yang telah tobat, harus diampuni dan diijinkan untuk menikah kembali.