Pages

Ads 468x60px

Rabu, 23 Juli 2014

7 KATEKESE TENTANG IRI HATI


1. Kamu yang iri hati, aku katakan kepadamu bahwa 
    bagaimanpun seringnya kamu mencari kesempatan untuk 
    mencelakakan dia yang kamu benci, kamu tidak akan 
    pernah dapat mencelakakan dia sebanyak kamu 
    mencelakakan dirimu sendiri.

2. Dia yang hendak kamu hukum dengan kekejian 
    kedengkianmu, mungkin saja lolos, tetapi kamu tidak akan 
    pernah lari dari dirimu sendiri. Dimana pun kamu berada, 
    musuhmu ada bersamamu, dosa-dosamu mengganggumu 
    dari dalam. Pastilah suatu kejahatan yang egois menganiaya 
    seorang yang dilindungi Tuhan dalam naungan rahmat-Nya; 
    Dan menjadi suatu dosa yang tak tersembunyikan dengan 
    membenci orang yang Tuhan kehendaki hidup bahagia.  

3. Iri hati berkembang biak pula merugikan diri, iri hati 
    adalah akar dari segala kejahatan, sumber dari segala 
    kekacauan dan kemalangan yang tak habis-habisnya, 
    penyebab dari sebagian dosa yang dilakukan. Iri hati 
    memperanakkan kebencian dan dendam. Dari iri hati 
    diperanakkan ketamakan, sebab ia memandang dengan   
    mata yang jahat penghormatan dan penghargaan yang 
    diberikan kepada orang lain, dan beranggapan bahwa 
    penghormatan yang sedemikian itu seharusnya, sepantasnya, 
    diberikan kepada dirinya. Dari iri hati datanglah sikap 
    menghina Tuhan dan mencemooh ajaran keselamatan Juru 
    selamat kita.

4. Seorang yang iri hati adalah seorang yang keji, sombong, 
    tidak setia, tidak sabar, dan suka bertikai; Dan anehnya, 
    apabila kelemahan ini berkuasa, orang tak akan lagi 
    menjadi Tuhan atas dirinya, dan orang tak dapat 
    memperbaiki kesalahannya yang begitu banyak itu, apabila 
    ikatan damai diputuskan, apabila hak-hak kasih 
    persaudaraan dilanggar, apabila kebenaran diselewengkan 
    atau disamarkan, seringkali iri hatilah yang mendorong 
    orang untuk bergegas dijalan kejahatan.

5. Kebahagiaan apa yang dapat dinikmati orang macam itu di 
    dunia? Iri hati atau dengki pada orang lain. Karena orang  
    lain saleh dan bahagia, berarti membenci kasih karunia dan 
    berkat yang telah Tuhan limpahkan atas orang lain.

6. Tidakkah ia menghukum dirinya sendiri apabila ia melihat 
    kesuksesan dan kesejahteraan sesamanya? Tidakkah ia 
    menimpakan atas dirinya sendiri aniaya yang tak 
    berkesudahan? Tidakkah pikiran-pikirannya, akal budi, 
    terus menerus tersiksa?.

7. Ia menghukum dirinya sendiri tanpa ampun, dan dalam 
    hatinya, melakukan yang sama seperti yang oleh keadilan 
    Ilahi diperuntukkan bagi penghukuman penjahat-penjahat 
    besar.
                                                             Tuhan memberkati



Tidak ada komentar:

Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates