Itulah sebabnya Yesus memberikan perintah ini, "Dengar dan CAMKANLAH : BUKAN YANG MASUK KEDALAM MULUT YANG MENAJISKAN ORANG, melainkan yang keluar mulut, itulah yang menajiskan orang,...TETAPI APA YANG KELUAR DARI MULUT BERASAL DARI HATI DAN ITULAH YANG MENAJISKAN ORANG. Karena dari hati timbul segala pikiran yang jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan ORANG. " (Mat 15:11, 18-20).
Hal
ini juga kembali ditegaskan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada
jemaat diRoma,...Dalam Tuhan Yesus,...Tidak ada sesuatu [makanan] yang
menajiskan dari dirinya sendiri,..."Sebab Kerajaan Allah bukan soal
makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita
oleh Roh Kudus" (Roma 14:17) Juga, Rasul Paulus mengalami
penglihatan bagaimana Allah tidak
menyatakan [makanan] apapun sebagai haram, "Apa yang dinyatakan halal
oleh Allah, tidak [boleh] engkau menyatakan haram" (Lihat Kis 10:15)
( 1 ) Memang bukan soal apa yang masuk yang menajiskan kita (Lihat Mat 15:11). Sehingga, dengan demikian makanan apapun [asalkan memang dari segi kesehatan layak dimakan] dapat kita makan termasuk di dalamnya daging babi.
( 2 ) Namun jika dengan memakan daging babi itu seseorang menjadi batu sandungan bagi orang lain [terutama dihadapan orang-orang yang mengharamkan babi], maka sebaiknya ia tidak makan babi (Lihat Roma 14:21) Hal inilah yang dianjurkan oleh Rasul Paulus (Lihat, 1 Kor 1:13). Dalam hal ini memang diperlukan "Prudence" / kebijaksanaan dari pihak kita untuk menyikapnya dan memutuskannya.
( 1 ) Memang bukan soal apa yang masuk yang menajiskan kita (Lihat Mat 15:11). Sehingga, dengan demikian makanan apapun [asalkan memang dari segi kesehatan layak dimakan] dapat kita makan termasuk di dalamnya daging babi.
( 2 ) Namun jika dengan memakan daging babi itu seseorang menjadi batu sandungan bagi orang lain [terutama dihadapan orang-orang yang mengharamkan babi], maka sebaiknya ia tidak makan babi (Lihat Roma 14:21) Hal inilah yang dianjurkan oleh Rasul Paulus (Lihat, 1 Kor 1:13). Dalam hal ini memang diperlukan "Prudence" / kebijaksanaan dari pihak kita untuk menyikapnya dan memutuskannya.
Tuhan memberkati