Pages

Ads 468x60px

Selasa, 01 Juli 2014

[ HIDUP ARIF ]


Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif [Efesus 5:15]

Ada sebagian orang yang menjalani hidupnya dengan "tawar" - segala sesuatu dibiarkan berjalan seadanya; hingga tiba-tiba segala sesuatu lenyap tanpa bekas dan tanpa makna. hari-harinya berlalu begitu saja. Tahu-tahu umur makin bertambah dan akhirnya tinggal rasa sesal berkepanjangan yang menguasai hari-harinya di usia senja. Orang semacam ini hidup, tetapi tidak sungguh-sungguh hidup. Menurut Anthony de Mello, orang semacam ini seperti sedang "tidur" dalam hidupnya.

Dalam istilah Paulus, orang yang tidak saksama memperhatikan hidup disebut orang bebal. Ia hanya memancarkan kekelaman dan kesuraman dari hidupnya. Orang yang berkebalikan dengan itu disebut orang arif. Tentu kita tidak suka dijuluki orang bebal. Akan tetapi, menjadi orang yang arif sangatlah tidak mudah. Orang arif itu "cakap mempergunakan waktu, selalu rindu mengerti kehendak Tuhan, dan menjaga diri dari hal-hal yang memabukkan. Ia penuh roh, berkata-kata penuh makna dan berkat, serta mampu bersyukur dalam segala keadaan. Ia juga hidup rendah hati karena meneladani Kristus. " Sebuah daftar yang panjnag, bukan? Akan tetapi, sebenarnya daftar itu dapat diringkas; yakni bahwa orang arif itu mengalami, kemudian memancarkan keilahian Kristus dalam pemikiran, perkataan, dan tindakan. Maka, dari hidupnya "terpancar cahaya kristus"

Apa yang kita pancarkan kepada dunia ini: pantulan cahaya Kristus atau kesuraman hati? Apa hasrat yang paling kuat menarik kita: hidup untuk membagikan terang Kristus kepada sesama atau sekadar membuang waktu tanpa makna?

KETIKA HIDUP DI JALANI DENGAN ARIF MAKA TAK SIA-SIA KITA DIHADIRKAN DI DUNIA INI - RENUNGKAN!

Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates