Pages

Ads 468x60px

Selasa, 01 Juli 2014

[ KETIKA MARTA MARAH ]



Tuhan, tidakkah Engkau peduli bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruh dia membantu aku [Lukas 10:40]

Melayani Tuhan jelas merupakan aktivitas yang mulia, apa pun bentuknya. Oleh karena itu, seharusnya pelayanan dilakukan dengan sikap yang benar pula. Namun, terkadang orang mengalami kesamaran arah sehingga tidak dapat bersikap sebagaimana seharusnya. Banyak aktivitas gereja bisa marah karena mereka merasa sudah banyak berkorban untuk melayani, tetapi tidak dihargai. Tidak dibantu, malah dicela.

Ini mungkin yang terjadi pada Marta. Bagaimana bisa Maria membebankan semua kerepotan dipundaknya saja, seoleh-olah hanya ia yang berkewajiban melayani tamu? Sampai-sampai Marta memprotes kepada Tuhan Yesus. Namun, Yesus malah membela Maria, membenarkan pilihan Maria untuk duduk dikaki-Nya dan mendengarkan-Nya. Dan, Marta ditegur karena telah menyusahkan diri dengan hal-hal di luar itu. Maria telah memilih yang terbaik, yakni membiarkan Tuhan melayaninya. Jika Marta disibukkan dengan palayanannya bagi Yesus, Maria disibukkan oleh pelayanan Yesus baginya. Dan, Yesus menghargai sikap Maria yang seperti seorang murid - mau belajar dan mau mendengar.

Sudahkah kita juga bersikap seperti seperti seorang murid? Ingatlah bahwa menjadi murid bukan hanya dengan terus-menerus menyibukan diri dalam pelayanan. Jangan sampai kita menempatkan sesuatu yang baik, seperti pelayanan, menjadi lebih utama daipada yang terbaik, yaitu berpaut kepada Allah - mendengar firman-Nya. Ingatlah: kesibukan melayani Tuhan tidak bisa jadi alasan untuk tak punya waktu merenungkan firman-Nya. Sebaliknya, keakraban dengan firman-Nya mesti selalu menjadi dasar dalam kita melayani.

SEBELUM FIRMAN TUHAN MELAYANI KITA
TIDAK MUNGKIN KITA SIAP MELAYANI TUHAN.

Blog Archive

Blog Archive

Pages - Menu

 
 
Blogger Templates