MAZMUR 117:1-2
Ketika membaca sebuah kisah dalam 2 Samuel pasal 6 tentang Daud mengangkat Tabut Tuhan, saya begitu kagum dengan Daud, kenapa? Daud adalah seorang perwira besar dalam kerajaan, dia adalah raja Israel, tetapi pada saat dia memindahkan Tabut Tuhan,..Alkitab mencatat demikian, karena begitu hormatnya kepada Tuhan dia menari-nari sekuat tenaga tanpa memperdulikan kedudukannya, reputasinya, otoritasnya, sebagai seorang raja tetapi justru menari dan meloncat-loncat sebagai ekspesi rasa hormatnya dihadapan Tuhan sehingga Daud dipandang rendah oleh Mikhal isterinya sendiri.
Bagaimana dengan kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan masa kini masihkah pujian kepada Tuhan merupakan gaya hidup kita sehari-hari sebagai rasa hormat kepada Dia yang adalah pemilik hidup kita. Dalam nats diatas ada sebuah perintah bagi segala tanpa memandang status, golongan dan sebagainya, dikatakan PUJILAH TUHAN, Hai segala bangsa, megahkanlah Dia hai segala bangsa, artinya siapapun kita apapun status kita yang namanya MEMUJI TUHAN itu merupakan keharusan. Daud melakukannya dengan sepenuh hati tanpa memperdulikan dirinya, rupanya Daud sangat memahami ada apa dibalik pujian kepada Tuhan.
Dalam ayat yang kedua dari nats diatas ada 2 hal yang dapat kita terima dibalik pujian PUJILAH TUHAN: nikmatilah kehebatannya kasihnya, kasih Allah menyediakan sekaligus menjamin keselamatan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya, kasih Allah mengampuni tanpa ada batasnya, kasih Allah mengerjakan pengorbanan (Yohanes 15:13).
Kedua: Menikmati kesetian-Nya, kesetian Allah kepada manusia sifatnya kekal dan tak berkesudahan, kesetiaan-Nya tidak dapat dipengaruhi oleh ketidak setiaan manusia
(2 Timotius 2:13 ) jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.
Tuhan memberkati